Alasan Ilmiah Kenapa Islam Melarang Pria Memakai Emas

 ALASAN ISLAM MELARANG PRIA KENAKAN EMAS

Atom pada emas mampu menembus ke dalam kulit melalui pori2 dan masuk ke dalam darah manusia. Jikaseorang pria mengenakan emas dalam jumlah tertentu dan dalam jangka waktu yang lama, maka dampak yang ditimbulkan yaitu di dalam darah dan urine akan mengandung atom emas dalam kadar yang melebihi batas (dikenal dengan sebutan migrasi emas).
 
Dan apabila ini terjadi dalam jangka waktu yang lama, maka akan mengakibatkan penyakit Alzheimer.sebab ­jika tidak di buang maka dalam jangka waktu yang lama atom emas dalam darah ini akan sampai ke otak dan memicu penyakit alzheimer.
 
Alzheimer adalah suatu penyakit dimana orang tersebut kehilangan semua kemampuan mental dan fisik serta menyebabkan kembali seperti anak kecil. Alzheimer bukan penuaan normal,tetapi merupakan penuaan paksaan atau terpaksa.salah seorang yang terkena penyakit alzheimer adalah charles bronson, ralph waldo emerson dan sugar ray robinson.
 
Sedangkan, mengapa Islam memperbolehkan wanita untuk mengenakan emas ?
Jawabannya adalah..
“Wanita tidak menderita masalah ini karena setiap bulan, partikel berbahaya tersebut keluar dari tubuh wanita melalui menstruasi.” itulah sebabnya islam mengharamkan pria memakai emas dan membolehkan wanita memakai perhiasan emas.
 
itulah alasan agama Islam melarang pria memakai emas,ternyata hal ini telah diketahui Nabi Muhammad 1400 tahun yang lalu. Padahal beliau tidak pernah belajar ilmu fisika.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melarang kaum laki-laki memakai cincin emas.
Al-Bukhari dan Muslim masing-masing dari Al-Bara’ bin Azib Radhiyallahu ‘anhu, bahwa ketika Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat seorang laki-laki memakai cincin emas di tangannya, maka beliau memintanya supaya mencopot cincinnya, kemudian melemparkannya ke tanah. (HR. Bukhori & Muslim)
Sumber : nabawia.com

BISAKAH JIN MENCULIK MANUSIA DAN SEMBUNYIKAN PESAWAT

JIN MENCULIK MANUSIA DAN SEMBUNYIKAN PESAWAT

Pertanyaan: Apakah jin bisa menyembunyikan pesawat? Karena ada yang pernah bilang, pesawat Malaysia MH370 disembunyikan jin. Terlepas dari benar dan tidaknya info ini. Terima kasih.
Jawaban:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Pertama, jin memiliki kemampuan memindahkan benda dari satu tempat ke tempat yang lainnya. Dalam kisah Nabi Sulaiman ’alaihis salam, beliau pernah menawarkan kepada rakyatnya, siapa diantara mereka yang mampu memindahkan istana Bilqis. Dan makhluk yang pertama kali angkat tangan adalah Jin Ifrit. Allah kisahkan:
ﻗَﺎﻝَ ﻋِﻔْﺮِﻳﺖٌ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺠِﻦِّ ﺃَﻧَﺎ ﺁﺗِﻴﻚَ ﺑِﻪِ ﻗَﺒْﻞَ‏‎ ‎ﺃَﻥْ ﺗَﻘُﻮﻡَ ﻣِﻦْ ﻣَﻘَﺎﻣِﻚَ
“Ifrit, dari golongan jin, berkata: Aku sanggup membawa istana itu kepada Anda (Sulaiman) sebelum Anda berdiri dari tempat Anda…” (QS. An-Naml: 39)
Nabi Sulaiman tidak mengingkari kemampuan si Jin itu. Hanya saja beliau ingin proses pemindahan itu dilakukan lebih cepat. Dan manusia soleh yang bisa melakukannya, dengan bantuan Malaikat. Ini menunjukkan bahwa jin memiliki kemampuan memindahkan benda. Jangankan satu pesawat, istana kerajaan yang jauh lebih besar, bisa dipindahkan oleh jin.
Kedua, sebagaimana manusia bisa menyembunyikan, jin juga bisa menyembunyikan. Jika manusia bisa menyembunyikan benda di tempat yang aman menurut dia, jin juga memiliki kemampuan yang sama. Dalam riwayat Baihaqi, dari Ubaid bin Umair, beliau menceritakan,
Ada salah seorang penduduk Madinah yang hilang di zaman khalifah Umar radhiyallahu ‘anhu, hingga istrinya lapor kepada Umar dan mengadukan suaminya yang hilang. Kemudian Umar menyuruhnya,
ﺇﻧﻄﻠﻘﻲ ﻓﺘﺮﺑﺼﻲ ﺃﺭﺑﻊ ﺳﻨﻴﻦ
“Pulanglah, dan tunggu (jangan menikah) sampai 4 tahun.”
Setelah 4 tahun berlalu, wanita ini datang lagi karena suaminya belum kunjung datang. Kemudian Umar berpesan,
ﺇﻧﻄﻠﻘﻲ ﻓﺎﻋﺘﺪﻱ ﺃﺭﺑﻌﺔ ﺃﺷﻬﺮ ﻭﻋﺸﺮﺍً
“Pulanglah, dan jalani masa iddah selama 4 bulan 10 hari.”
Seusai masa iddah, Umar memanggil keluarga suaminya, dan Umar menyuruhnya mewakili si suami untuk menceraikannya. Selanjutnya, Umar mengatakan,
ﺇﻧﻄﻠﻘﻲ ﻓﺘﺰﻭﺟﻲ ﻣﻦ ﺷﺌﺖ
“Pulanglah dan silahkan menikah dengan lelaki lain yang dia cintai.”
Setelah berselang beberapa lama, suaminya datang. Umar pun bertanya kepadanya, “Dari mana saja kau ini?” Jawab orang ini,
ﺇﺳﺘﻬﻮﺗﻨﻲ ﺍﻟﺸﻴﺎﻃﻴﻦ ، ﻓﻮﺍﻟﻠﻪ ﻣﺎ ﺃﺩﺭﻱ‎ ‎ﻓﻲ ﺃﻱ ﺃﺭﺽ، ﺣﺘﻰ ﻏﺰﺍﻫﻢ ﺟﻦ‎ ‎ﻣﺴﻠﻤﻮﻥ ، ﻓﻜﻨﺖ ﻓﻴﻤﻦ ﻏﻨﻤﻮﻩ، ﻓﻘﺎﻟﻮﺍ‎ ‎ﻟﻲ : ﺃﻧﺖ ﺭﺟﻞ ﻣﻦ ﺍﻹﻧﺲ ، ﻭﻫﺆﻻﺀ‎ ‎ﺍﻟﺠﻦ ، ﻓﻤﺎ ﻟﻚ ﻭﻣﺎ ﻟﻬﻢ ؟ ﻓﺄﺧﺒﺮﺗﻬﻢ‎ ‎ﺧﺒﺮﻱ ، ﻓﻘﺎﻟﻮﺍ : ﺑﺄﻳﺔ ﺃﺭﺽ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﺤﺐ ﺃﻥ‎ ‎ﺗﺼﺒﺢ ؟ ﻓﻘﻠﺖ : ﺑﺎﻟﻤﺪﻳﻨﺔ : ﻫﻲ ﺃﺭﺿﻲ ،‏‎ ‎ﻓﺄﺻﺒﺤﺖ ﻭﺃﻧﺎ ﺃﻧﻈﺮ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺤﺮﺓ
Setan-setan (jin kafir) menahanku. Demi Allah, saya tidak tahu di mana saya berada. Hingga datang jin-jin muslim memerangi mereka (hingga mereka kalah), dan saya termasuk orang yang menjadi rampasan perang itu. Para jin muslim itu mengatakan, ”Kamu manusia, sementara mereka jin. Apa urusanmu dengan mereka?” Aku pun menceritakan kejadian yang aku alami. Kemudian mereka menawarkan, kamu mau balik ke daerah mana? Aku jawab: ’Madinah, itu kampungku.’ Tiba-tiba saya sampai Madinah dan saya melihat bebatuan madinah.”
Kemudian Umar memberikan pilihan kepada orang ini, untuk kembali kepada istrinya ataukah menerima pengembalian mahar istri sebagai bentuk diterimanya gugat cerai dari istri. (HR. Baihaqi dan dishahihkan al-Albani dalam Irwa’ al-Ghalil, 6/151)
Riwayat di atas shahih dan kejadian itu sebuah realita. Karena itu, kita boleh meyakini bahwa jin bisa menculik manusia untuk dibawa ke alamnya.
Terkait informasi masalah pesawat, selama kita tidak mendapatkan informasi yang valid mengenai keberadaannya, kita tidak bisa memastikannya. Selama ini, semua kesimpulan tentang pesawat itu hanya dalam tataran teori.
Ketiga, sekalipun jin memiliki kemampuan bisa menculik manusia, namun kita tidak boleh terlalu cemas atau takut. Karena Allah menegaskan dalam al-Qur’an bahwa tipu daya setan, sangatlah lemah.
ﻓَﻘَﺎﺗِﻠُﻮﺍ ﺃَﻭْﻟِﻴَﺎﺀَ ﺍﻟﺸَّﻴْﻄَﺎﻥِ ﺇِﻥَّ ﻛَﻴْﺪَ ﺍﻟﺸَّﻴْﻄَﺎﻥِ‏‎ ‎ﻛَﺎﻥَ ﺿَﻌِﻴﻔًﺎ
”Perangilah para pasukan setan, sesungguhnya tipu daya setan itu lemah.” (QS. An-Nisa: 76)
Selama seseorang berusaha menjaga imannya, dan bersandar kepada Allah, setan tidak akan memiliki kesempatan untuk bisa mengganggu manusia.
ﻓَﺈِﺫَﺍ ﻗَﺮَﺃْﺕَ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥَ ﻓَﺎﺳْﺘَﻌِﺬْ ﺑِﺎﻟﻠَّﻪِ ﻣِﻦَ‏‎ ‎ﺍﻟﺸَّﻴْﻄَﺎﻥِ ﺍﻟﺮَّﺟِﻴﻢِ ) ( ﺇِﻧَّﻪُ ﻟَﻴْﺲَ ﻟَﻪُ ﺳُﻠْﻄَﺎﻥٌ‏‎ ‎ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺭَﺑِّﻬِﻢْ ﻳَﺘَﻮَﻛَّﻠُﻮﻥَ
Apabila kamu membaca al-Qur’an hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk. ( ) Sesungguhnya setan itu tidak memiliki kekuasaan untuk mengganggu orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya. (QS. An-Nahl: 98–99)
Oleh karena itu, janganlah kita memberi peluang kepada mereka untuk menguasai kita. Misalnya dengan menampakkan rasa takut kita kepada jin. Beberapa orang ketika melewati tempat yang dianggap anker, atau yang jarang dijamah manusia, dia menyatakan kulo nuwun, minta izin kepada jin. ”Permisi mbah, cucunya mau lewat. Mohon jangan diganggu.” atau ketika hendak melewati tempat sunyi, dia pasang klakson kendaraan, tanda minta izin. Atau yang semacamnya.
Perbuatan menistakan diri semacam ini masih banyak dilakukan kaum muslimin. Yang justru membuat jin semakin sombong dan terobsesi untuk menguasai dirinya. Karena jin merasa, dia lebih mulia dari pada manusia, disebabkan mereka meminta perlindungan kepada jin. Allah mengingatkan,
ﻭَﺃَﻧَّﻪُ ﻛَﺎﻥَ ﺭِﺟَﺎﻝٌ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺈِﻧْﺲِ ﻳَﻌُﻮﺫُﻭﻥَ‏‎ ‎ﺑِﺮِﺟَﺎﻝٍ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺠِﻦِّ ﻓَﺰَﺍﺩُﻭﻫُﻢْ ﺭَﻫَﻘًﺎ
”Bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka manusia itu semakin menambah sombong jin-jin itu.” (QS. Al-Jin: 6)
Ibnu Katsir menjelaskan bahwa kebiasaan ’minta izin’ semacam ini ketika memasuki tempat yang angker, termasuk tradisi masyakarat jahiliyah. Sehingga membuat mereka semakin bergantung kepada jin.
ﻛﻨﺎ ﻧﺮﻯ ﺃﻥ ﻟﻨﺎ ﻓﻀﻼ ﻋﻠﻰ ﺍﻹﻧﺲ؛ ﻷﻧﻬﻢ‎ ‎ﻛﺎﻧﻮﺍ ﻳﻌﻮﺫﻭﻥ ﺑﻨﺎ، ﺇﻱ: ﺇﺫﺍ ﻧﺰﻟﻮﺍ ﻭﺍﺩﻳﺎ ﺃﻭ‎ ‎ﻣﻜﺎﻧﺎ ﻣﻮﺣﺸﺎ ﻣﻦ ﺍﻟﺒﺮﺍﺭﻱ ﻭﻏﻴﺮﻫﺎ ﻛﻤﺎ‎ ‎ﻛﺎﻥ ﻋﺎﺩﺓ ﺍﻟﻌﺮﺏ ﻓﻲ ﺟﺎﻫﻠﻴﺘﻬﺎ
Maksud ayat, kami (para jin) menganggap bahwa kami lebih mulia dari pada manusia, karena mereka meminta perlindungan kepada kami. Yaitu apabila seseorang singgah di lembah atau tempat yang angker atau semacamnya. Sebagaimana ini menjadi kebiasaan masyarakat arab jahiliyah. (Tafsir Ibnu Katsir, 8/239)
Keempat, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengajarkan kepada kita, doa yang sangat ringkas, agar dibaca ketika kita singgah atau memasuki tempat asing, yang jarang dijamah manusia. Redaksi doa itu,
( A’udzu bi Kalimaatillaahit Taammaati Min Syarri Maa Kholaq )
Aku berlindung dengan Kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan segala makhluq.
Dari Khoulah bintu Hakim dan Sa’d bin Abi Waqqash radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
" Barangsiapa yang singgah di suatu tempat, kemudian membaca: A’udzu bi Kalimaatillaahi…., maka tidak akan ada yang membahayakannya sampai dia pergi dari tempat itu". (HR. Muslim 2708)
Doa seperti inilah yang selayaknya kita amalkan. Allahu a’lam.
[Dijawab oleh ustadz Ammi Nur Baits - Dewan PembinaKonsultasiSyariah.com]

HUKUM KOMPAS DAN PERSELISIHAN ARAH KIBLAT

HUKUM KOMPAS DAN PERSELISIHAN ARAH KIBLAT
Tanya: Bismillah. Ustadz, bolehkah menggunakan kompas khusus untuk menentukan arah kiblat agar terhindar dari salah arah? Barakallahu fiik.
Jawab:
Boleh menggunakan kompas untuk menentukan arah kiblat, karena tidak diragukan lagi bahwa menghadap tepat ke arah kiblat itu yang lebih utama. Hanya saja para ulama menyebutkan bahwa barangsiapa yang tidak melihat ka’bah secara langsung maka dia diperbolehkan untuk hanya menghadap ke arah ka’bah (dalam hal ini barat bagi Indonesia). Kalau demikian keadaannya penggunaan kompas ini diperbolehkan akan tetapi tidak diwajibkan.
Adapun jika sebuah masjid sudah dibangun dengan menghadap ke arah barat, lantas ketika diukur dengan kompas ternyata menyimpang beberapa derajat dari arah tepat ka’bah. Apakah kiblat masjidnya harus dirubah ataukah dibiarkan seperti itu? Maka silakan simak jawaban dari pertanyaan berikut:
Tanya: Ada sesuatu yang masih meragukan ana dan teman-teman di kantor. Selama ini tempat shalat di kantor itu kiblatnya menghadap ke barat atau seperti umumnya kiblatnya masjid-masjid di sekitar kantor. Namun, kemarin ada seorang bos yang mempermasalahkan arah itu karena menurutnya kurang tepat arahnya, dia pun menggunakan kompas untuk menentukan arah kiblat. Walhasil, arah kiblat diubah menjadi serong ke kanan dengan sudut 30 derajat, setelah menggunakan hitung-hitungan matematis sudut derajat. Ada sedikit kericuhan, sebagian tidak mau shalat di situ lagi, sebagian masih shalat di situ tetapi menghadap ke arah kiblat (yang lama). Bagaimana seharusnya kami menyikapi hal ini ustadz? Apakah kami harus mengikuti arah yang dibuat bos itu berdasarkan kompas atau kami shalat seperti biasa dengan arah kiblat yang semula? Bukankah kita tidak diwajibkan menggunakan kompas atau alat-alat canggih untuk menentukan arah kiblat? Atas jawabannya kami ucapkan jazakallahu khairan katsiro.
Jawab:
Para ulama menyebutkan bahwa orang yang menghadap ke kiblat tidak lepas dari dua keadaan:
1. Orang yang melihat Ka’bah secara langsung, maka diwajibkan atas orang ini untuk mengarah tepat ke arah ka’bah, tidak boleh melenceng darinya walaupun sedikit. Ini adalah hal yang disepakati oleh kaum muslimin.
2. Adapun jika dia tidak melihat ka’bah secara langsung, maka dia diperbolehkan untuk hanya menghadap ke arah di mana ka’bah berada, walaupun tidak tepat mengarah ke ka’bah. Hal ini berdasarkan hadits Nabi shallallah ‘alaihi wasallam:
“Apa yang ada di antara timur dan barat adalah kiblat.” (HR. At-Tirmizi dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah)
Ini bagi yang kiblatnya di utara atau selatan. Adapun bagi yang kiblatnya di timur atau barat (seperti Indonesia), maka semua arah antara utara dan selatan adalah kiblat. Lihat Ar-Raudhah An-Nadiah (1/258-259).
Maka berdasarkan keterangan di atas kita bisa mengambil kesimpulan bahwa permasalahan yang disebutkan oleh penanya bukanlah masalah yang perlu untuk dibesar-besarkan apalagi sampai melahirkan perpecahan, akan tetapi hendaknya kedua belah pihak bisa lapang dada menerima perbedaan. Karena barangsiapa yang mengikuti bosnya karena ingin tepat menghadap ke ka’bah maka itu tidak mengapa -walaupun telah kita terangkan bahwa itu tidak wajib-, dan siapa yang sekedar menghadap ke arah ka’bah (barat) juga tidak mengapa berdasarkan hadits di atas.
Walaupun sepantasnya salah satu dari kedua belah pihak hendaknya ada yang mengalah agar jamaah shalat di tempat tersebut bisa bersatu. Apalagi para ulama mengharamkan pembentukan jamaah kedua jika pendorongnya adalah hawa nafsu dan fanatisme golongan, wallahu a’lam.
[Dijawab oleh ustadz Ammi Nur Baits - Dewan PembinaKonsultasiSyariah.com]
10 Macam Dosa Besar menurut Al Quran

Dosa adalah tindakan yang melanggar norma atau aturan yang telah ditetapkan Allah. Hanya sekedar mengingatkan, bukan untuk menggurui. Apa sajakah yang termasuk 10 macam dosa besar menurut Al Quran?
1. Syirik (Menyekutukan Allah SWT).
Tentang hal ini Allah SWT berfirman:
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya". (An Nisaa: 48).
Dan Allah SWT berfirman:
"Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga". (Al Maidah: 72)
2. Berputus asa dari mendapatkan rahmat Allah SWT.
Tentang hal ini Allah SWT berfirman:
"Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir".(Yusuf: 87).
3. Merasa aman dari ancaman Allah SWT.
Tentang hal ini Allah SWT berfirman:
"Tiadalah yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi." (Al A'raaf: 99)
4. Berbuat durhaka kepada kedua orang tua.
Karena Allah SWT mensifati orang yang berbuat durhaka kepada kedua orang tuanya sebagai orang yang jabbaar syaqiy 'orang yang sombong lagi celaka'.
Tentang hal ini Allah SWT berfirman:
"Dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka". (Maryam: 32).
5. Membunuh.
Tentang hal ini Allah SWT berfirman:
"Dan barangsiapa yang membunuh seorang mu'min dengan sengaja, maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya". (An Nisaa: 93).
6. Menuduh wanita baik-baik berbuat zina.
Tentang hal ini Allah SWT berfirman:
"Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik, yang lengah lagi beriman (berbuat zina), mereka kena la'nat di dunia dan akhirat, dan bagi mereka azab yang besar". (An Nuur: 23)
7. Memakan riba.
Tentang hal ini Allah SWT berfirman:
"Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila". (Al Baqarah: 275)
8.Lari dari medan pertempuran.
Maksudnya, saat kaum Muslimin diserang oleh musuh mereka, dan kaum Muslimin maju mempertahankan diri dari serangan musuh itu, kemudian ada seseorang individu Muslim yang melarikan diri dari pertempuran itu.
Tentang hal ini Allah SWT berfirman :
"Barangsiapa yang membelakangi mereka (mundur) di waktu itu, kecuali berbelok untuk (siasat) perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan yang lain, maka sesungguhnya orang itu kembali dengan membawa kemurkaan dari Allah, dan tempatnya ialah neraka Jahannam. Dan amat buruklah tempat kembalinya". (Al Anfaal: 16)
9. Memakan harta anak yatim.
Tentang hal ini Allah SWT berfirman :
"Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka)". (An Nisaa: 10)
10. Berbuat zina.
Tentang hal ini Allah SWT berfirman:
"Barangsiapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa (nya), (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu". (Al Furqaan: 68-69)
Cara menghapus dosa besar:
Di dalam Al Quran di sebutkan bahwa Allah akan mengampunkan semua dosa kecuali syirik artinya dengan taubat nashuha dan berusaha sekuat tenaga untuk tidak mengulangi perbuatan dosa tersebut insya Allah akan diampunkan dan apabila dosa yang berkaitan dengan manusia misalnya kedzoliman maka harus meminta maaf kepada orang di dzolimi. Wallahu'alam.
Ya Allah semoga Engkau mau mengampuni dosa kami semua Ya Allah. Kepada siapa lagi Ya Allah aku meminta ampun selain kepadamu Ya Rabb.
 Aamiin Ya Rabbal'alamiin.
( Wisata Hati Ustadz Yusuf Mansur)