ALASTU BIROBBIKUM
Ayat ini tentang penyaksian ruhaniyah kita sebagai fitroh insani tentang adanya Tuhan,"Alastu birrobikum...?,Qoolu bala syahidna...",Bukankah Aku ini Tuhanmu...?,Betul Engkau(Tuhan kami),kami menjadi saksi"
Kata
Tuhan disitu sebagai terjemahan dari kata 'Robb' dan pada waktu itu
kita telah menjawab 'Balaa syahidna',(betul kami telah bersaksi),jadi di
alam ruh kita sudah bersaksi...
Ayat ini tentang penyaksian ruhaniyah kita sebagai fitroh insani tentang adanya Tuhan,"Alastu birrobikum...?,Qoolu bala syahidna...",Bukankah Aku ini Tuhanmu...?,Betul Engkau(Tuhan kami),kami menjadi saksi"
ketika
di alam ruh kita telah bersaksi dan membawa bibit Tauhid,tapi ketika
didunia dan ruh terpesona oleh keindahan fatamorgama dunia ia menjadi
lupa akan asal-usulnya, ada yang
menjadi tertutup dan menjadi kafir/tidak lagi bersyahadat dan ada juga
yang
menjadi terbuka dengan beriman/dengan bersyahadat
Kita ummat rasulullah
termasuk yang menjadi terbuka karenan kita telah bersyahadat di alam ruhaniyah
dan kita bersyahadati dialam dunia,krn itu di alam ruh menggunakan fill
madhi/yang menunjukkan waktu lalu dan kita sekarang di dunia menggunakan
fiil mudhori/yang menunjukkan akan waktu skrg...
karena
kita telah tahu pada waktu sebelumnya yaitu ketika masih di alam ruh jika Tuhan kita
adalah Allah,dan sekarang di dunia ini kita cuma menyatakan kembali
persaksian itu,krn dari itu tdk memakai kata 'aku percaya',tapi memakai
kata 'aku bersaksi(asyhadu)',
Kata percaya itu diapakai buat mempercayai
sesuatu berita,contohnya ketika ada berita berdasarkan berita yang
sebelumnya,maka saya akan percaya terhadap kebenaran berita
tersebut,inilah kemudian yang disebut dengan beriman...
Jika ada yang lupa maka akan diberi peringatan oleh Allah,karena itu dengan
diturunkannya Al Qur'an,dan salah satu nama dari Al Qur'an adalah al
Dzikru(peringatan),dan ketika di dunia manusia dibagi menjadi 2
yaitu:
- Mereka orang yang menepati janjinya dengan mengucapkan syahadat,
- Mereka yang telah mengingkari akan janjinya yaitu mereka orang-orang kafir.
Dijelaskan dan ditegaskan juga pada Surat 76.Al Insaan(Gerombolan
Manusia, yakni yang punya "Jasad, badan, Raga, punya Jiwa, Punya
RUH(MAHA HIDUP, Yang menghidupkan)itulah mahkluk ke-III yang diciptkanan
Allah, beda dengan Golongan JIN yang hanya punya Jiwa dan Ruh(Haha
Hidup),maka kesempurnaan manusia itu melebihi JIN dan MALAIKAT sekalipun
kalau IA TAHU AKAN "ALASTU, DASAR BIRROBIKUM, "KULO BALA SAHIDNYA"
Siapa Kamu, "AKULAH PENEGAK AGAMAMU" yang terangkum dalam "Inna dina
indallahil ISLAM..."
3. Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir.
Berarti Semua Manusia setelah Adam (lahir) itu menerima TITAH itu,
Berarti Semua Manusia setelah Adam (lahir) itu menerima TITAH itu,
Tapi terkadang fakta yang ada bahwa orang-orang yang sudah bersyahadat
ada juga yang tidak istiqomah dengan persaksiannya itu...
Apakah karena persaksiannya tidak ada saksi maka mereka jadi begitu?
"Allah
menyatakan bahwa tidak ada Tuhan(yang berhak untuk disembah) melainkan
Dia,Yang menegakkan keadilan,Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu(juga
menyatakan demikian)"(al imran:18)
Mereka saksi kita dalam bersyahadat,tapi ketika mereka lupa dan tidak konsekuaen degan persaksiannya maka
belum bisa dikatakan adil yaitu:
Wadh'u syaiin fi mahallihi(meletakkan
sesuatu pd tempatnya),org yangg telah bersyahadat mesti meletakkan sesuatu
pada tempatnya,karena dirinya adalah hamba dan Allah adalah
Tuhannya,
Asshidiqu wal amanah(jujur dan amanah),orang yang sudah bersyahadat
mesti harus jujur dan amanah,dan antara lisan dan hati harus sejalan...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar