Cermati Konsumsi Gula, Garam, Lemak
Gula
dan lemak tetap dibutuhkan oleh tubuh kita. Namun, ketika Anda lebih
cermat sedikit, kandungan tersebut tentu memiliki takaran agar sesuai
dengan yang dibutuhkan oleh tubuh hingga nutrisinya tetap terpenuhi.
Menurut
penelitian, 24,5% penduduk Indonesia mengonsumsi garam berlebih dan
gula yang berlebih sebanyak 12,8%. Hal tersebut tentu menimbulkan resiko
untuk terkena penyakit tidak menular. Keadaan ini diperbesar pula
dengan pola konsumsi masyarakat yang gemar mengkonsumsi manis, asin dan
berlemak yakni sekitar 23,8%.
Ini
pula yang menyebabkan angka kematian akibat penyakit tidak menular di
Indonesia semakin meningkat. Beberapa penyakit menular yang disebabkan
oleh konsumsi gula, lemak dan garam yang berlebihan adalah hipertensi,
penyakit jantung, kanker atau tumor serta diabetes melitus. Oleh karena
itu, sangat penting bagi kita untuk mengetahui berapa kadar konsumsi
gula, garam dan lemak yang dapat dihitung jika kita memperhatikan label
makanan yang kita konsumsi.
Sesuaikan Takarannya
“Konsumsi
gula berlebih dapat menyebabkan kegemukan sehingga terjadi peningkatan
kadar gula dalam darah atau diabetes. Diabetes yang tidak terkontrol
akan berisiko mengganggu organ tubuh lainnya seperti jantung, ginjal dan
masih banyak lagi,” ujar Dr. Ekowati Rahajeng, SKM, M. Kes.
Beberapa penelitian lain juga melaporkan bahwa konsumsi minuman manis yang bersumber dari gula fruktosa dapat meningkatkan konsentrasi trigliserida dan apolipoprotein B post prandial
yang lebih tinggi dibandingkan dengan gula glukosa. Akibatnya, setiap
peningkatan 150 kkal/orang/hari dalam mengkonsumsi gula dapat
menyebabkan karies gigi, mudah lelah, sering mengantuk dan susah
berkonsentrasi.
Tidak
jauh berbeda dengan gula, mengonsumsi garam hendaknya perlu dicermati.
Jika berlebihan akan mengakibatkan gangguan pada keseimbangan cairan,
sehingga jantung Anda akan memompa darah lebih kuat. Hal inilah yang
akan meningkatkan tekanan darah.
“Kebiasaan
mengkonsumsi makanan yang asin berisiko 4,35 kali lipat untuk menderita
hipertensi dibandingkan dengan orang yang tidak mengkonsumsi makanan
asin,” tambahnya. Selain itu risiko stroke secara signifikan meningkat 6% setiap terjadi peningkatan konsumsi 3 gram atau setara dengan ½ sendok teh garam.
Selain
itu, menurut penelitian, konsumsi lemak jenuh di atas 10% energi total
dapat meningkatkan kadar LDL yang berperan membawa kolesterol ke
pembuluh darah koroner. Akibatnya, terjadi penyempitan pembuluh darah
dalam keadaan tertentu yang dapat menyebabkan serangan jantung dan stroke.
“Lemak
sendiri adalah sumber nutrisi dan cadangan energi dalam tubuh. Lemak
dapat berbentuk padat dan dapat dan dapat berbentuk cair (minyak). Dalam
tubuh, selain sebagai cadangan energi, lemak juga dapat membantu
transportasi vitamin A, D, E dan K,” jelas Dr. Ekowati.
Ada
dua jenis lemak, lemak baik dan lemak jahat. Lemak baik menurunkan
kolesterol jahat (LDL) dalam tubuh, sementara lemak jahat meningkatkan
kolesterol jahat (LDL) dan menurunkan kolesterol baik (HDL) di dalam
tubuh. Beberapa contoh makanan yang mengandung lemak jenuh misalnya 1
potong ayam goreng tepung, 1 porsi besar kentang goreng, atau 2 potong
tahu isi goreng.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar