PENTINGNYA SILATURAHMI

Dari Abu Hurairah r.a., Rosulullah s.a.w bersabda, “Ada seorang laki-laki bersilaturahim ke saudaranya yang tinggal di desa lain, maka Allah mengutus seorang Malaikat untuk menemuinya. Tatkala bertemu dengan lelaki tersebut maka malaikat bertanya, “Hendak kemanakah saudara?” Lelaki tersebut menjawab, “Saya ingin bersilaturahim ke saudaraku di desa ini.” Malaikat kembali bertanya, “Apakah kamu menziarahinya karena ada sesuatu kenikmatan yang akan engkau raih?“ Lelaki tersebut menjawab, “Tidak, saya melakukan silaturahim ini semata-mata kecintaan saya terhadapnya karena Allah.” Malaikat kemudian berkata, “Sesungguhnya saya diutus Allah untuk menemui kamu untuk menyampaikan bahwa Allah mencintaimu sebagaimana kamu mencintai saudaramu karena-Nya.” (HR. Muslim). Dalam salah satu perintah-Nya, Allah s.w.t. berfirman QS. An Nisa’ [4]:1, “Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu..” Dan pada ayat lainnya Allah menguatkan, QS. Ar Ra’d [13]:21 “Dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk.” Bahkan Rosulullah s.a.w. menandaskan bahwa hanya orang-orang yang beriman kepada Allah swt dan hari akherat yang paling gigih menerapkannya. Dari Abu Hurairah r.a. sesungguhnya Rosulullah s.a.w. bersabda “… barang siapa yang beriman pada Allah dan hari akherat maka lakukanlah silaturahim.” (HR. Bukhari dan Muslim). 

Dalil di atas merupakan landasan syar’i akan perlunya silaturahim antar anggota masyarakat bahkan perintah yang semestinya kita terapkan. Dan bila kita kembali mengkaji dan mentadaburi pedoman hidup kita (Al Qur`an dan As Sunah), maka Allah dan Rosul-Nya tidak semata memerintahkan umatnya untuk menerapkan perintahnya tanpa memberi tahu keutamaan pelaksanaannya dan ancaman meninggalkan atau memutus hubungan silaturahmi. Keutamaan silaturahmi Diantara keutamaan yang akan diraih oleh orang yang selalu melakukan silahturahmi : 1. Akan diluaskan rizkinya. Rosulullah saw bersabda, ﻣَﻦْﺃَﺣَﺐﱠﺃَﻥْﻳُﺒْﺴَﻂَﻟَﻪُﻓِﻲْﺭِﺯْﻗِﻪِﻭَﻳُﻨْﺴَﺄَﻟَﻪُﻓِﻲْﺃَﺛَﺮِﻩِﻓَﻠْﻴَﺼِﻞْﺭَﺣِﻤَﻪُ
( ﺭَﻭَﺍﻩُﭐﻟْﺒُﺨَﺎﺭِﻱﱡﻭَﻣُﺴْﻠِﻢٌﻭَﺃَﺑُﻮْﺩَﺍﻭُﺩَﻋَﻦْﺃَﻧَﺲٍﺭﺽ ) “ Barang siapa yang suka diluaskan rizki dan dipanjangkan umurnya maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi.” (HR. Bukhari, Muslim dan Abu Dawud) 2. Akan diperpanjang umurnya. 3. Akan selalu berhubungan dengan Allah swt. Dari ‘Aisyah ra berkata, Rosulullah saw bersabda, : ﭐﻟﺮﱠﺣِﻢُﻣُﻌَﻠﱠﻘَﺔٌﺑِﺎﻟْﻌَﺮْﺵِﺗَﻘُﻮْﻝُﻣَﻦْﻭَﺻَﻠَﻨِﻲْﻭَﺻَﻠَﻪُﭐﷲُﻭَﻣَﻦْﻗَﻄَﻌَﻨِﻲْﻗَﻄَﻌَﻪُﭐﷲُ ( ﻣُﺘﱠﻔَﻖٌﻋَﻠَﻴْﻪِ ) "Silaturahmi itu tergantung di `Arsy (Singgasana Allah) seraya berkata: "Barangsiapa yang menyambungku maka Allah akan menyambung hubungan dengannya, dan barangsiapa yang memutuskanku maka Allah akan memutuskan hubungan dengannya" (HR. Bukhari dan Muslim) 4. Akan dimasukan kedalam golongan yang beriman kepada Allah dan hari akherat. Dari Abu Hurairah r.a. sesungguhnya Rosulullah s.a.w bersabda, Barang siapa yang beriman pada Allah dan hari akherat maka lakukanlah silaturahmi (HR. Bukhari dan Muslim). Sedangkan ancaman dan akibat yang akan didapat oleh orang yang memutus hubungan silaturahmi sbb : 1. Akan terputus hubungannya dengan Allah swt. Rosulullah saw bersabda, dan barangsiapa yang memutuskanku maka Allah akan memutuskan hubungan dengannya" (HR. Bukhari, dan Muslim).2 Tidak termasuk golongan yang beriman kepada Allah swt dan hari akherat. 3. Akan sempit rizkinya. 4. Akan pendek umurnya. 5. Akan dilaknat oleh Allah dan dimasukan kedalam neraka jahanam. QS. Ar Ra’d [13] :25 “Orang-orang yang merusak janji Allah setelah diikrarkan dengan teguh dan memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan dan mengadakan kerusakan di bumi, orang-orang itulah yang memperoleh kutukan dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk (Jahannam).” QS. Muhammad [47] :“Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?” Mereka itulah orang-orang yang dila’nati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka.” 6. Tidak masuk surga. Dari Abu Muhammad Jubair bin Mut’im ra sesungguhnya 


Rosulullah saw bersabda, ( ﻣُﺘﱠﻔَﻖٌﻋَﻠَﻴْﻪ ) ﻻَﻳَﺪْﺧُﻞُﭐﻟْﺠَﻨﱠﺔَﻗَﺎﻃِﻊٌ “Tidak akan masuk surga orang yang memutus hubungan silaturahmi.” (HR. Bukhari dan Muslim). Etika silaturahmi Dalam melakukan silaturahmi kitapun harus memperhatikan beberapa etika silaturahmi sehingga membuahkan faidah yang baik bagi kedua belah pihak dan tidak mendzolimi teman yang kita ziarahi. Diantara etika tersebut : 1. Silaturahmi yang dilakukan semata-mata karena Allah swt bukan karena dunia atau tujuan lainnya. Mungkin kisah diatas merupakan gambaran nyata sebagai barometer suri tauladan. 2. Berpakaian yang menutup aurat 3. Membawa hadiah untuk saudara yang akan diziarahi. Rosulullah saw bersabada, Saling berbagi hadiahlah diantara kalian maka kalian akan saling mencintai. 4. Memperhatikan waktu silaturahmi. bila kita ingin bersilaturahmi maka kita harus memperhatian objek yang kita akan diziarahi, karena antar individu berbeda dalam jadwal kerja dan aktivitas. Mungkin di antara mereka ada yang bisa menerima tamu pada waktu asar namun diantara mereka tidak bias menerimanya. 5. Bersikap dan bertutur kata yang sopan, tidak menampilkan sikap acuh atau mencela makanan yang dihidangkan. ماعاب رسول الله صلى الله عليه وسلم طعاما قط إن اشتهاه اكله وإن كره تركه ( الحديت ) Artinya : Rasulullah SAW tidak pernah mencela makanan, jika beliau suka dimakannya, dan jika tidak maka ditinggalkannya. 6. Jika menginap usahakan jangan sampai lebih dari 3 hari, jangan sampai mengganggu atau menyulitkan tuan rumah. Rasulullah SAW bersabda ولا يحل لمسلم إن يقيم عند أخيه حتى يؤ ثمه قالوايارسول الله: وكيف يؤ ثمه؟ قال أن يقيم عنده ولآ شيئ له يقريه به ( رواه مسلم ) Artinya : Tidak halal bagi seorang muslim di rumah saudaranya ( bertamu ) yang menyebabkan dia ( tuan rumah ) berdosa. Sahabat bertanya,”Bagaimana menyebabkan berdosa?”. Nabi menjawab, “Tinggal di rumahnya padahal engkau mengetahui bahwa dia tidak memiliki apa-apa yang dihidangkannya ( H.R Muslim ). الضياﻓَﺔُ ثلاثة أيام ( رواه البﺨَﺎ ري ومسلم ) Artinya : Bertamu itu selama 3 hari. ( H.R Bukhari dan Muslim ) Semoga Silaturahmi Antara Kita Bisa Terus Dilaksanakan......Aamiin!!!!!!
( oleh : fb komunitas wanita sholehah )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar