CARA BERJALAN RASULULLAH SAW



Meneladani Cara Berjalan Rasulullah saw

Bila kita perhatikan dengan seksama, cara berjalan Rasulullah saw itu tidak lepas dari akhlaknya. Ini yang perlu ditiru dan dipraktekkan oleh kaum muslimin. Berjalan adalah hal yang paling mudah dilakukan jika kita termasuk manusia yang beruntung mendapatkan sepasang kaki yang normal dari Allah SWT. Sayangnya, tidak banyak diantara kita yang tahu bagaimana cara berjalan yang baik. Ingin tahu bagaimana cara Rasulullah SAW tercinta berjalan. Simaklah hal-hal berikut ini:
  1. Langkah kaki beliau mantap
  2. Postur tubuh beliau ketika melangkah tegap dan kuat seperti orang yang berjalan menuruni perbukitan
  3. Beliau mengangkat kakinya ketika berjalan, tidak diseret.
  4. Walaupun tegap dan kuat, gerakan beliau tetap terkesan santun dan tidak sombong
  5. Cara berjalan beliau melambangkan langkah orang yang memiliki tekad tinggi, visioner dan gagah berani

Ibnu Sa'ad meriwayatkan dari Yazid bin Murtsad, "Rasulullah saw cepat ketika berjalan (seperti terburu-buru), sehingga orang yang berada di belakangnya mempercepat jalannya (sampai terkadang), ia tidak bisa menyusul Rasulullah saw."

Al Hakim meriwayatkan dari Jabir, bahwa Rasulullah ketika berjalan tidak (banyak menoleh). Abu Dawud dan Al-Hakim meriwayatkan dari Anas bahwa, Rasulullah ketika berjalan menunduk, seakan-akan terbebani (punggungnya). Sedangkan Al-Thabrani meriwayatkan dari Abi Unbah, bahwa Rasulullah ketika berjalan sendirian menjauhkan diri.

Abu Hurairah dan Al-Hakim meriwayatkan dari Anas, "Ketika Rasulullah saw berjalan, maka para sahabat berjalan di depannya, karena Rasulullah saw di belakang berjalan dengan malaikat."

Disebutkan dalam kitab Maulid Al Barzanji, Rasulullah sering berjalan di belakang para sahabatnya karena beliau pernah berpesan, "Kosongkanlah tempat di belakangku untuk malaikat Ruhaniyah." Rasulullah juga tampak condong ketika berjalan, seakan-akan seperti jalan turun dari tempat yang tinggi.

Kalau diperhatikan dari keterangan beberapa hadis tersebut, menunjukkan bahwa Rasulullah saw ketika berjalan tidak menoleh, berjalan cepat, selalu menundukkan pandangannya ke bawah, dan memilih jalan yang sepi bila berjalan sendirian. Ketika beliau bersama-sama dengan para sahabatnya, beliau lebih senang berjalan di belakang.

Ini semua membuktikan tentang kerendahan hati Rasulullah saw yang tidak ingin disanjung dan dipuja secara berlebihan. Beda dengan para pembesar Romawi dan Persia, ketika mereka berjalan maka para pengikut dan bawahannya selalu berada di belakangnya. Jik ada yang sampai berani mendahului jalan para pembesar itu, maka pasti akan mendapat hukuman. Karena perbuatannya itu dianggap melecehkan dan tidak menghormati pembesar negara yang sedang berjalan.

Rupanya, gaya jalan para pembesar Romawi dan Persia ini sekarang banyak diikuti oleh para pembesar negara di seluruh dunia. Melihat gaya jalannya saja, tampak sekali kalau mereka ingin disanjung, dimuliakan, dan dihormati. Perbuatan semacam ini sangat jauh dengan keagungan kepribadian Rasulullah saw yang lebih mengutamakan ketawadhu'an dengan merendahkan diri serta tidak gila hormat.

 Referensi:
  1. Sahabat Anas Radhiallahuanhu, menceritakan : “Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam orangnya berpostur sedang, tidak tinggi ataupun pendek, fisiknya bagus. Warna kulitnya kecoklatan. Rambutnya tidak keriting, juga tidak lurus. Apabila berjalan, beliau berjalan dengan tegak (Hadist Shahih asy-syamail no 2)
  2. Sahabat Ali bin Abi Thalib Radhiallahuanhu, juga memberikan gambaran tidak berbeda: “Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam orangya tidak tinggi juga tidak pendek (sekali..) Jika melangkah, beliau berjalan dengan tegak layaknya orang yang sedang menapaki jalan menurun. Aku belum pernah melihat orang seperti beliau sebelum atau setelahnya. (Hadist shahih, Mukhtashar asy-Syamail no 4
  3. lihat Ibnul Qayyim dalam Zadul ma’ad 1/167
  4. Imam as-SuyuthiRadhiallahu anhu mengatakan :’Perlu diketahui, tuntutan agama tidaklah seperti it. yang tepat ialah tata cara yang telah dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam dan para sahabat, dilanjutkan oleh generasi Slafus Shalih. Sungguh, penghulu generasi terdahulu dan generasi belakangan (Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam) jika berjalan, mereka berjalan dengan tegap seolah-olah berjalan dari arah ketinggian” (Al amru bi lit-Tiba’a hlm 193).
  5. http://dianbilqis.multiply.com/journal/item/13

Tidak ada komentar:

Posting Komentar