Meneladani Cara Berjalan Rasulullah saw
Bila kita perhatikan dengan seksama, cara
berjalan Rasulullah saw itu tidak lepas dari akhlaknya. Ini yang perlu ditiru
dan dipraktekkan oleh kaum muslimin. Berjalan adalah hal yang paling mudah
dilakukan jika kita termasuk manusia yang beruntung mendapatkan sepasang kaki
yang normal dari Allah SWT. Sayangnya, tidak banyak diantara kita yang tahu
bagaimana cara berjalan yang baik. Ingin tahu bagaimana cara Rasulullah SAW
tercinta berjalan. Simaklah hal-hal berikut ini:
- Langkah kaki beliau mantap
- Postur tubuh beliau ketika melangkah tegap dan kuat seperti orang yang berjalan menuruni perbukitan
- Beliau mengangkat kakinya ketika berjalan, tidak diseret.
- Walaupun tegap dan kuat, gerakan beliau tetap terkesan santun dan tidak sombong
- Cara berjalan beliau melambangkan langkah orang yang memiliki tekad tinggi, visioner dan gagah berani
Ibnu Sa'ad meriwayatkan dari Yazid
bin Murtsad, "Rasulullah saw cepat ketika berjalan (seperti
terburu-buru), sehingga orang yang berada di belakangnya mempercepat jalannya
(sampai terkadang), ia tidak bisa menyusul Rasulullah saw."
Al Hakim meriwayatkan dari Jabir,
bahwa Rasulullah ketika berjalan tidak (banyak menoleh). Abu Dawud dan Al-Hakim
meriwayatkan dari Anas bahwa, Rasulullah ketika berjalan menunduk, seakan-akan
terbebani (punggungnya). Sedangkan Al-Thabrani meriwayatkan dari Abi Unbah,
bahwa Rasulullah ketika berjalan sendirian menjauhkan diri.
Abu Hurairah dan Al-Hakim
meriwayatkan dari Anas, "Ketika Rasulullah saw berjalan, maka para
sahabat berjalan di depannya, karena Rasulullah saw di belakang berjalan dengan
malaikat."
Disebutkan dalam kitab Maulid Al
Barzanji, Rasulullah sering berjalan di belakang para sahabatnya karena beliau
pernah berpesan, "Kosongkanlah tempat di belakangku untuk malaikat
Ruhaniyah." Rasulullah juga tampak condong ketika berjalan,
seakan-akan seperti jalan turun dari tempat yang tinggi.
Kalau diperhatikan dari keterangan
beberapa hadis tersebut, menunjukkan bahwa Rasulullah saw ketika berjalan tidak
menoleh, berjalan cepat, selalu menundukkan pandangannya ke bawah, dan memilih
jalan yang sepi bila berjalan sendirian. Ketika beliau bersama-sama dengan para
sahabatnya, beliau lebih senang berjalan di belakang.
Ini semua membuktikan tentang
kerendahan hati Rasulullah saw yang tidak ingin disanjung dan dipuja secara
berlebihan. Beda dengan para pembesar Romawi dan Persia, ketika mereka berjalan
maka para pengikut dan bawahannya selalu berada di belakangnya. Jik ada yang
sampai berani mendahului jalan para pembesar itu, maka pasti akan mendapat
hukuman. Karena perbuatannya itu dianggap melecehkan dan tidak menghormati
pembesar negara yang sedang berjalan.
Rupanya, gaya jalan para pembesar
Romawi dan Persia ini sekarang banyak diikuti oleh para pembesar negara di
seluruh dunia. Melihat gaya jalannya saja, tampak sekali kalau mereka ingin
disanjung, dimuliakan, dan dihormati. Perbuatan semacam ini sangat jauh dengan
keagungan kepribadian Rasulullah saw yang lebih mengutamakan ketawadhu'an
dengan merendahkan diri serta tidak gila hormat.
Referensi:
- Sahabat Anas Radhiallahuanhu, menceritakan : “Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam orangnya berpostur sedang, tidak tinggi ataupun pendek, fisiknya bagus. Warna kulitnya kecoklatan. Rambutnya tidak keriting, juga tidak lurus. Apabila berjalan, beliau berjalan dengan tegak (Hadist Shahih asy-syamail no 2)
- Sahabat Ali bin Abi Thalib Radhiallahuanhu, juga memberikan gambaran tidak berbeda: “Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam orangya tidak tinggi juga tidak pendek (sekali..) Jika melangkah, beliau berjalan dengan tegak layaknya orang yang sedang menapaki jalan menurun. Aku belum pernah melihat orang seperti beliau sebelum atau setelahnya. (Hadist shahih, Mukhtashar asy-Syamail no 4
- lihat Ibnul Qayyim dalam Zadul ma’ad 1/167
- Imam as-SuyuthiRadhiallahu anhu mengatakan :’Perlu diketahui, tuntutan agama tidaklah seperti it. yang tepat ialah tata cara yang telah dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam dan para sahabat, dilanjutkan oleh generasi Slafus Shalih. Sungguh, penghulu generasi terdahulu dan generasi belakangan (Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam) jika berjalan, mereka berjalan dengan tegap seolah-olah berjalan dari arah ketinggian” (Al amru bi lit-Tiba’a hlm 193).
- http://dianbilqis.multiply.com/journal/item/13
Tidak ada komentar:
Posting Komentar