AJAIBNYA
TELINGA KITA

Sosoknya
kecil, basah, lengket, dan licin. Asal-usulnya dari lorong gelap nan sempit.
Semua ini hanya membuat orang jijik, bahkan nyaris melupakannya sama sekali.
Seolah satu tanda-tanda kekuasaan Allah yang mahadahsyat ini tiada berguna,
kosong makna, atau tanpa tujuan, sehingga wajarlah jika tercampakkan begitu
saja.
Padahal,
Allah mengingatkan manusia agar tidak berpaling dari tanda-tanda kekuasaan-Nya,
meski sekecil dan seremeh “kotoran telinga”.
Allah
menyuruh manusia agar tidak mencontoh perilaku semacam itu: “Dan banyak sekali
tanda-tanda (kekuasaan Allah) di langit dan di bumi yang mereka melaluinya,
sedang mereka berpaling daripadanya”. (QS. Yusuf, 12:105)
Manusia
perlu berprasangka baik terhadap Allah dan meluangkan waktu sejenak guna
merenungkan penciptaan “kotoran telinga”. Dengan hati yang bersih dan terbuka,
maka akan tersingkaplah tanda-tanda kebesaran Allah pada ciptaan-Nya yang satu
itu.
“Kotoran
telinga” sejatinya bukanlah zat pengotor. Sebaliknya, justru “kotoran telinga”
itulah bukti keberadaan perangkat pembersih telinga. Perangkat ini secara
otomatis bekerja membersihkan telinga setiap detik, tanpa kita sadari.
Dalam bahasa
ilmiah, si kecil lengket ini dinamakan cerumen (ear wax, lilin telinga).
Wujudnya cair kental dan menyerupai lilin berwarna kekuningan. Lilin ini
dikeluarkan oleh kelenjar tertentu yang melapisi saluran telinga bagian luar.
Allah
menciptakan sekecil apa pun benda di alam ini dengan maksud dan tujuan yang
benar, penuh manfaat dan kebaikan, tak terkecuali lilin telinga. Setidaknya ada
tiga manfaat lilin telinga yang berhasil diungkap ilmuwan: (1). pembersih, (2).
pelembab, dan (3). pembunuh kuman berbahaya.
Ketiga
manfaat itu diciptakan Allah dalam rangka memelihara telinga manusia agar
manusia dapat mendengar dengan sempurna selama hidupnya. Ini adalah sebentuk
kasih sayang Allah kepada hamba-Nya yang lemah, yang sudah sepatutnya bersyukur
atas pemberian telinga berikut lilinnya itu. Hal ini sebagaimana yang Allah
perintahkan: “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati,
agar kamu bersyukur. (QS. An Nahl, 16:78)
Allah Maha
Tahu bahwa para hamba-Nya tidak bakal sanggup untuk setiap detik memelihara
kebersihan saluran telinganya sendiri, meskipun hanya dua buah. Oleh karena
itu, dengan kasih sayang-Nya, Allah mengaruniai manusia sistem pembersihan
telinga. Nikmat besar pemberian Allah ini nyaris tidak pernah kita sadari.
Bahkan sedikit sekali manusia bersyukur atas nikmat tak terkira berupa
pendengaran ini, sebagaimana penegasan-Nya dalam Al Qur’an: “Katakanlah:
Dia-lah yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan
dan hati. (Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur.” (QS. Al Mulk, 67:23)
Allah
menciptakan perangkat luar biasa yang mampu mengeluarkan lilin telinga ini
secara otomatis dari lubang telinga. Lilin telinga berpindah dari bagian dalam
menuju ke luar saluran telinga. Perpindahan ini diakibatkan oleh perpindahan
sel-sel kulit pada permukaan saluran telinga. Sel-sel ini ibarat ban atau
tangga berjalan yang senantiasa bergerak mengangkut gumpalan lilin telinga di
atasnya.
Kandungan
zat-zat seperti asam lemak jenuh dan enzim lisozim pada lilin telinga sungguh
ampuh membunuh mikroba. Termasuk di antaranya adalah bakteri penyebab penyakit
yang sangat berbahaya seperti Haemophilus influenzae dan Staphylococcus aureus
Itulah segores kisah tentang lilin telinga (bukan kotoran telinga), yang sedari
kecil kita tidak pernah meminta kepada Allah agar diberi. Namun keberadaanya
itulah bukti hamparan cinta dan kasih sayang Allah kepada hamba-Nya.
Dialah
Allah, yang memberi tanpa diminta, dan tanpa meminta imbalan. Allah tidak
sekedar Pencipta dan Pemberi telinga, namun juga Pemelihara telinga. Ketiga
Sifat Allah itu menjadikan manusia dapat mendengar suara setiap saat dengan
sempurna, aman dan nyaman. Sekali lagi, lilin telinga sejatinya bukanlah
kotoran telinga! Lilin telinga hanyalah secuil bukti mungil kebesaran Allah
dalam mencipta dan memelihara ciptaan-Nya. Dialah Allah, Sang Maha Pencipta,
Maha Pemelihara: Dia pencipta langit dan bumi.
Bagaimana Dia mempunyai anak
padahal Dia tidak mempunyai isteri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia mengetahui
segala sesuatu. (Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Rabb
kamu; tidak ada Ilah (yang berhak disembah) selain Dia; Pencipta segala
sesuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia adalah Pemelihara segala sesuatu. (QS. Al
An’aam, 6:102)
Oleh: Catur Sriherwanto
AJAIBNYA TELINGA KITA
Dari lorong gelap telinga terpancarlah seberkas cahaya. Nur itu
menghidupkan nurani yang kemudian bertasbih mengagungkan Sang Pencipta.
Mendengar namanya saja orang mungkin tidak berminat membincangkannya.
Bahkan tak jarang orang menghabiskan waktu berjam-jam membersihkan
telinga dari kotoran dekil itu, tanpa sedikit pun terlintas di benaknya
akan makna agung di balik “kotoran telinga”.
Sumber : http://primbondonit.blogspot.com/2012/04/ajaibnya-telinga-kita.html
Indahnya Berbagi Informasi
Sumber : http://primbondonit.blogspot.com/2012/04/ajaibnya-telinga-kita.html
Indahnya Berbagi Informasi
AJAIBNYA TELINGA KITA
Dari lorong gelap telinga terpancarlah seberkas cahaya. Nur itu
menghidupkan nurani yang kemudian bertasbih mengagungkan Sang Pencipta.
Mendengar namanya saja orang mungkin tidak berminat membincangkannya.
Bahkan tak jarang orang menghabiskan waktu berjam-jam membersihkan
telinga dari kotoran dekil itu, tanpa sedikit pun terlintas di benaknya
akan makna agung di balik “kotoran telinga”.
Sosoknya kecil, basah, lengket, dan licin. Asal-usulnya dari lorong
gelap nan sempit. Semua ini hanya membuat orang jijik, bahkan nyaris
melupakannya sama sekali. Seolah satu tanda-tanda kekuasaan Allah yang
mahadahsyat ini tiada berguna, kosong makna, atau tanpa tujuan, sehingga
wajarlah jika tercampakkan begitu saja.
Padahal, Allah mengingatkan manusia agar tidak berpaling dari
tanda-tanda kekuasaan-Nya, meski sekecil dan seremeh “kotoran telinga”.
Allah menyuruh manusia agar tidak mencontoh perilaku semacam itu: “Dan
banyak sekali tanda-tanda (kekuasaan Allah) di langit dan di bumi yang
mereka melaluinya, sedang mereka berpaling daripadanya”. (QS. Yusuf,
12:105)
Manusia perlu berprasangka baik terhadap Allah dan meluangkan waktu
sejenak guna merenungkan penciptaan “kotoran telinga”. Dengan hati yang
bersih dan terbuka, maka akan tersingkaplah tanda-tanda kebesaran Allah
pada ciptaan-Nya yang satu itu.
“Kotoran telinga” sejatinya bukanlah zat pengotor. Sebaliknya, justru
“kotoran telinga” itulah bukti keberadaan perangkat pembersih telinga.
Perangkat ini secara otomatis bekerja membersihkan telinga setiap detik,
tanpa kita sadari.
Dalam bahasa ilmiah, si kecil lengket ini dinamakan cerumen (ear wax,
lilin telinga). Wujudnya cair kental dan menyerupai lilin berwarna
kekuningan. Lilin ini dikeluarkan oleh kelenjar tertentu yang melapisi
saluran telinga bagian luar.
Allah menciptakan sekecil apa pun benda di alam ini dengan maksud dan
tujuan yang benar, penuh manfaat dan kebaikan, tak terkecuali lilin
telinga. Setidaknya ada tiga manfaat lilin telinga yang berhasil
diungkap ilmuwan: (1). pembersih, (2). pelembab, dan (3). pembunuh kuman
berbahaya.
Ketiga manfaat itu diciptakan Allah dalam rangka memelihara telinga
manusia agar manusia dapat mendengar dengan sempurna selama hidupnya.
Ini adalah sebentuk kasih sayang Allah kepada hamba-Nya yang lemah, yang
sudah sepatutnya bersyukur atas pemberian telinga berikut lilinnya itu.
Hal ini sebagaimana yang Allah perintahkan: “Dan Allah mengeluarkan
kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia
memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.
(QS. An Nahl, 16:78)
Allah Maha Tahu bahwa para hamba-Nya tidak bakal sanggup untuk setiap
detik memelihara kebersihan saluran telinganya sendiri, meskipun hanya
dua buah. Oleh karena itu, dengan kasih sayang-Nya, Allah mengaruniai
manusia sistem pembersihan telinga.
Nikmat besar pemberian Allah ini nyaris tidak pernah kita sadari. Bahkan
sedikit sekali manusia bersyukur atas nikmat tak terkira berupa
pendengaran ini, sebagaimana penegasan-Nya dalam Al Qur’an: “Katakanlah:
Dia-lah yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati. (Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur.” (QS. Al
Mulk, 67:23)
Allah menciptakan perangkat luar biasa yang mampu mengeluarkan lilin
telinga ini secara otomatis dari lubang telinga. Lilin telinga berpindah
dari bagian dalam menuju ke luar saluran telinga. Perpindahan ini
diakibatkan oleh perpindahan sel-sel kulit pada permukaan saluran
telinga.
Sel-sel ini ibarat ban atau tangga berjalan yang senantiasa bergerak
mengangkut gumpalan lilin telinga di atasnya. Sembari terangkut dan
terbawa menuju bagian luar telinga, lilin ini menangkap kotoran, debu,
dan butir-butir pengotor yang ada di saluran telinga itu untuk dibuang
keluar. Proses ini dibantu oleh gerakan rahang, misalnya saat orang
mengunyah.
Lilin juga berfungsi melumasi, melembabkan dan melembutkan kulit saluran
telinga. Hal ini mencegah kulit dari kekeringan dan rasa gatal,
sehingga manusia dapat mendengar dengan nyaman.
Kandungan zat-zat seperti asam lemak jenuh dan enzim lisozim pada lilin
telinga sungguh ampuh membunuh mikroba. Termasuk di antaranya adalah
bakteri penyebab penyakit yang sangat berbahaya seperti Haemophilus
influenzae dan Staphylococcus aureus
Itulah segores kisah tentang lilin telinga (bukan kotoran telinga), yang
sedari kecil kita tidak pernah meminta kepada Allah agar diberi. Namun
keberadaanya itulah bukti hamparan cinta dan kasih sayang Allah kepada
hamba-Nya. Dialah Allah, yang memberi tanpa diminta, dan tanpa meminta
imbalan.
Allah tidak sekedar Pencipta dan Pemberi telinga, namun juga Pemelihara
telinga. Ketiga Sifat Allah itu menjadikan manusia dapat mendengar suara
setiap saat dengan sempurna, aman dan nyaman.
Sekali lagi, lilin telinga sejatinya bukanlah kotoran telinga! Lilin
telinga hanyalah secuil bukti mungil kebesaran Allah dalam mencipta dan
memelihara ciptaan-Nya. Dialah Allah, Sang Maha Pencipta, Maha
Pemelihara:
Dia pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia
tidak mempunyai isteri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia
mengetahui segala sesuatu. (Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu
ialah Allah Rabb kamu; tidak ada Ilah (yang berhak disembah) selain
Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia adalah
Pemelihara segala sesuatu. (QS. Al An’aam, 6:102)
Oleh: Catur Sriherwanto
Sumber : http://primbondonit.blogspot.com/2012/04/ajaibnya-telinga-kita.html
Indahnya Berbagi Informasi
Sumber : http://primbondonit.blogspot.com/2012/04/ajaibnya-telinga-kita.html
Indahnya Berbagi Informasi
AJAIBNYA TELINGA KITA
Dari lorong gelap telinga terpancarlah seberkas cahaya. Nur itu
menghidupkan nurani yang kemudian bertasbih mengagungkan Sang Pencipta.
Mendengar namanya saja orang mungkin tidak berminat membincangkannya.
Bahkan tak jarang orang menghabiskan waktu berjam-jam membersihkan
telinga dari kotoran dekil itu, tanpa sedikit pun terlintas di benaknya
akan makna agung di balik “kotoran telinga”.
Sosoknya kecil, basah, lengket, dan licin. Asal-usulnya dari lorong
gelap nan sempit. Semua ini hanya membuat orang jijik, bahkan nyaris
melupakannya sama sekali. Seolah satu tanda-tanda kekuasaan Allah yang
mahadahsyat ini tiada berguna, kosong makna, atau tanpa tujuan, sehingga
wajarlah jika tercampakkan begitu saja.
Padahal, Allah mengingatkan manusia agar tidak berpaling dari
tanda-tanda kekuasaan-Nya, meski sekecil dan seremeh “kotoran telinga”.
Allah menyuruh manusia agar tidak mencontoh perilaku semacam itu: “Dan
banyak sekali tanda-tanda (kekuasaan Allah) di langit dan di bumi yang
mereka melaluinya, sedang mereka berpaling daripadanya”. (QS. Yusuf,
12:105)
Manusia perlu berprasangka baik terhadap Allah dan meluangkan waktu
sejenak guna merenungkan penciptaan “kotoran telinga”. Dengan hati yang
bersih dan terbuka, maka akan tersingkaplah tanda-tanda kebesaran Allah
pada ciptaan-Nya yang satu itu.
“Kotoran telinga” sejatinya bukanlah zat pengotor. Sebaliknya, justru
“kotoran telinga” itulah bukti keberadaan perangkat pembersih telinga.
Perangkat ini secara otomatis bekerja membersihkan telinga setiap detik,
tanpa kita sadari.
Dalam bahasa ilmiah, si kecil lengket ini dinamakan cerumen (ear wax,
lilin telinga). Wujudnya cair kental dan menyerupai lilin berwarna
kekuningan. Lilin ini dikeluarkan oleh kelenjar tertentu yang melapisi
saluran telinga bagian luar.
Allah menciptakan sekecil apa pun benda di alam ini dengan maksud dan
tujuan yang benar, penuh manfaat dan kebaikan, tak terkecuali lilin
telinga. Setidaknya ada tiga manfaat lilin telinga yang berhasil
diungkap ilmuwan: (1). pembersih, (2). pelembab, dan (3). pembunuh kuman
berbahaya.
Ketiga manfaat itu diciptakan Allah dalam rangka memelihara telinga
manusia agar manusia dapat mendengar dengan sempurna selama hidupnya.
Ini adalah sebentuk kasih sayang Allah kepada hamba-Nya yang lemah, yang
sudah sepatutnya bersyukur atas pemberian telinga berikut lilinnya itu.
Hal ini sebagaimana yang Allah perintahkan: “Dan Allah mengeluarkan
kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia
memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.
(QS. An Nahl, 16:78)
Allah Maha Tahu bahwa para hamba-Nya tidak bakal sanggup untuk setiap
detik memelihara kebersihan saluran telinganya sendiri, meskipun hanya
dua buah. Oleh karena itu, dengan kasih sayang-Nya, Allah mengaruniai
manusia sistem pembersihan telinga.
Nikmat besar pemberian Allah ini nyaris tidak pernah kita sadari. Bahkan
sedikit sekali manusia bersyukur atas nikmat tak terkira berupa
pendengaran ini, sebagaimana penegasan-Nya dalam Al Qur’an: “Katakanlah:
Dia-lah yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati. (Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur.” (QS. Al
Mulk, 67:23)
Allah menciptakan perangkat luar biasa yang mampu mengeluarkan lilin
telinga ini secara otomatis dari lubang telinga. Lilin telinga berpindah
dari bagian dalam menuju ke luar saluran telinga. Perpindahan ini
diakibatkan oleh perpindahan sel-sel kulit pada permukaan saluran
telinga.
Sel-sel ini ibarat ban atau tangga berjalan yang senantiasa bergerak
mengangkut gumpalan lilin telinga di atasnya. Sembari terangkut dan
terbawa menuju bagian luar telinga, lilin ini menangkap kotoran, debu,
dan butir-butir pengotor yang ada di saluran telinga itu untuk dibuang
keluar. Proses ini dibantu oleh gerakan rahang, misalnya saat orang
mengunyah.
Lilin juga berfungsi melumasi, melembabkan dan melembutkan kulit saluran
telinga. Hal ini mencegah kulit dari kekeringan dan rasa gatal,
sehingga manusia dapat mendengar dengan nyaman.
Kandungan zat-zat seperti asam lemak jenuh dan enzim lisozim pada lilin
telinga sungguh ampuh membunuh mikroba. Termasuk di antaranya adalah
bakteri penyebab penyakit yang sangat berbahaya seperti Haemophilus
influenzae dan Staphylococcus aureus
Itulah segores kisah tentang lilin telinga (bukan kotoran telinga), yang
sedari kecil kita tidak pernah meminta kepada Allah agar diberi. Namun
keberadaanya itulah bukti hamparan cinta dan kasih sayang Allah kepada
hamba-Nya. Dialah Allah, yang memberi tanpa diminta, dan tanpa meminta
imbalan.
Allah tidak sekedar Pencipta dan Pemberi telinga, namun juga Pemelihara
telinga. Ketiga Sifat Allah itu menjadikan manusia dapat mendengar suara
setiap saat dengan sempurna, aman dan nyaman.
Sekali lagi, lilin telinga sejatinya bukanlah kotoran telinga! Lilin
telinga hanyalah secuil bukti mungil kebesaran Allah dalam mencipta dan
memelihara ciptaan-Nya. Dialah Allah, Sang Maha Pencipta, Maha
Pemelihara:
Dia pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia
tidak mempunyai isteri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia
mengetahui segala sesuatu. (Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu
ialah Allah Rabb kamu; tidak ada Ilah (yang berhak disembah) selain
Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia adalah
Pemelihara segala sesuatu. (QS. Al An’aam, 6:102)
Oleh: Catur Sriherwanto
Sumber : http://primbondonit.blogspot.com/2012/04/ajaibnya-telinga-kita.html
Indahnya Berbagi Informasi
Sumber : http://primbondonit.blogspot.com/2012/04/ajaibnya-telinga-kita.html
Indahnya Berbagi Informasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar