Idul Fitri serta makna Hari Lebaran

Pengertian Idul Fitri serta makna Hari Lebaran yang sebenarnya bagi umat Islam.
Bagi sebagian orang di Indonesia, khususnya umat muslim, Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran begitu sangat identik dengan tradisi mudik, halal bihalal, kesuka citaan, hidangan kue lebaran dan lain sebagainya. Namun apakah makna sebenarnya dari Hari Raya Idul Fitri?.

Makna Idul Fitri itu sendiri memiliki beberapa pengertian dan pemaknaan, diantaranya yaitu:
* Idul Fitri juga bisa diartikan sebagai puncak atau klimaks dari pelaksanaan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Idul Fitri sendiri memiliki keterkaitan makna dengan tujuan akhir yang ingin diraih dari pelaksanaan kewajiban berpuasa. Idul Fitri secara bahasa atau etimologi bisa berarti Hari Raya Kesucian atau bisa juga diartikan sebagai Hari Kemenangan umat Islam. Kemenangan disini adalah bentuk dari kemenangan dalam menggapai kesucian atau perwujudan dari kembali kepada keadaan fitrah (Fitri). (sumber: Quraish Shihab untuk suarakarya-online.com)

Dari penjabaran tersebut berarti kata Idul Fitri atau kembali kepada fitrah merupakan pengertian yang sangat relevan atau berhubungan dengan makna sebenarnya dari keberhasilan yang diperoleh setelah berakhirnya pelaksanaan ibadah puasa.
Beberapa sumber juga menganalogikan Idul Fitri atau Lebaran sebagai jalan menuju kepada keadaan fitrah manusia layaknya seperti seorang bayi yang baru dilahirkan, bersih dan tanpa dosa. Hal tersebut merujuk pada perjanjian awal atau "Perjanjian Primordial" yang berisi pengakuan manusia terhadap Ke-Esa-an Allah sebagai satu-satunya Tuhan yang patut di sembah sebagaimana terangkum dalam Surah al-A’raf (7) ayat 172 :
(Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhan-mu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau adalah Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)”).

Pengertian atau makna dari Idul Fitri (Lebaran) yang berikutnya adalah:
* Idul Fitri merupakan penggabungan kata "Ied" yang berarti Hari Raya dan "Fitri" yang artinya berbuka puasa. Jadi Idul Fitri bisa juga diartikan sebagai hari berbuka secara massal kaum muslimin setelah sebulan lamanya menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Kebahagiaan yang dirasakan pada saat menjelang waktu berbuka puasa di waktu maghrib selama sebulan seakan dimanifestasikan pada tanggal 1 Syawal di Hari Raya Idul Fitri. Idul Fitri merupakan bentuk dari pengekspresian sebagai ”Iduna Ahlil Islam”, sabda Nabi, (Hari Raya kami penganut Islam) sebab Hari Raya Idul Fitri adalah hari makan-minum serta bersuka cita atau "yaumu aklin wa syurbin wa bahjatin" sehingga diharamkan bagi umat muslim untuk berpuasa. (sumber: Surahman Hidayat untuk ramadhan.okezone.com)

Oleh karena Idul Fitri bermakna Hari bersuka cita, maka pada hari besar itu semua harus terbebas dari kesedihan, kesusahan dan jangan sampai ada orang yang meminta-minta. Makna sebenarnya dari kalimat tersebut adalah diwajibkan bagi umat muslim yang mampu untuk membayar zakat yang berupa zakat fitrah kepada fakir miskin sebagai bentuk dari berbagi kebahagiaan dari mereka yang tidak berpunya agar bisa merasakan suka cita pada hari tersebut.

Istilah Salah Terkait Idul Fitri
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Selanjutnya kita akan membahas anggapan yang tersebar hampir di seluruh lapisan masyarakat, Idul fitri = kembali suci.
Istilah kedua yang kesalahannya lebih parah dibandingkan istilah pertama adalah mengartikan idul fitri dengan kembali suci. Banyak orang mengartikan ‘id dengan makna kembali dan fitri diartikan suci.
Para khatib seringkali memberi kabar gembira kepada masyarakat yang telah menyelesaikan ibadah selama ramadhan, bahwa pada saat idul fitri mereka telah kembali suci, bersih dari semua dosa antara dia dengan Allah. Kemudian diikuti dengan meminta maaf kepada sesama, tetangga kanan-kiri. Sehingga usai hari raya, mereka layaknya bayi yang baru dilahirkan, suci dari semua dosa. Tak lupa sang khatib akan mengkaitkan kejadian ini dengan nama hari raya ini, idul fitri. Dia artikan ‘Kembali Suci’. Turunan dari pemaknaan ini, sebagian masyarakat sering menyebut tanggal 1 syawal dengan ungkapan ‘hari yang fitri’.
Setidaknya ada 2 kesalahan fatal terkait ceramah khatib di atas,
Pertama, memaknai idul fitri dengan kembali suci. Dan ini kesalahan bahasa
Kedua, keyakinan bahwa ketika idul fitri, semua muslim dosanya diampuni.
Mengapa salah? Berikut rincian keterangan masing-masing;

Arti Idul Fitri secara Bahasa

Idul fitri berasal dari dua kata; id [arab: عيد] dan al-fitri [arab: الفطر].
Id secara bahasa berasal dari kata aada – ya’uudu [arab: عاد – يعود], yang artinya kembali. Hari raya disebut ‘id karena hari raya terjadi secara berulang-ulang, dimeriahkan setiap tahun, pada waktu yang sama. Ibnul A’rabi mengatakan,
سمي العِيدُ عيداً لأَنه يعود كل سنة بِفَرَحٍ مُجَدَّد
Hari raya dinamakan id karena berulang setiap tahun dengan kegembiraan yang baru. (Lisan Al-Arab, 3/315).
Ada juga yang mengatakan, kata id merupakan turunan kata Al-Adah [arab: العادة], yang artinya kebiasaan. Karena masyarakat telah menjadikan kegiatan ini menyatu dengan kebiasaan dan adat mereka. (Tanwir Al-Ainain, hlm. 5).
Selanjutnya kita akan membahas arti kata fitri.
Perlu diberi garis sangat tebal dengan warna mencolok, bahwa fitri TIDAK sama dengan fitrah. Fitri dan fitrah adalah dua kata yang berbeda. Beda arti dan penggunaannya. Namun, mengingat cara pengucapannya yang hampir sama, banyak masyarakat indonesia menyangka bahwa itu dua kata yang sama. Untuk lebih menunjukkan perbedaannnya, berikut keterangan masing-masing,

Pertama, Kata Fitrah
Kata fitrah Allah sebutkan dalam Al-Quran,
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ
Hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (QS. Ar-Rum: 30).
Ibnul Jauzi menjelaskan makna fitrah,
الخلقة التي خلق عليها البشر
“Kondisi awal penciptaan, dimana manusia diciptakan pada kondisi tersebut.” (Zadul Masir, 3/422).
Dengan demikian, setiap manusia yang dilahirkan, dia dalam keadaan fitrah. Telah mengenal Allah sebagai sesembahan yang Esa, namun kemudian mengalami gesekan dengan lingkungannya, sehingga ada yang menganut ajaran nasrani atau agama lain. Ringkasnya, bahwa makna fitrah adalah keadaan suci tanpa dosa dan kesalahan.

Kedua, kata Fitri
Kata fitri berasal dari kata afthara – yufthiru [arab: أفطر – يفطر], yang artinya berbuka atau tidak lagi berpuasa. Disebut idul fitri, karena hari raya ini dimeriahkan bersamaan dengan keadaan kaum muslimin yang tidak lagi berpuasa ramadhan.
Terdapat banyak dalil yang menunjukkan hal ini, diantaranya
1. Hadis tentang anjuran untuk menyegerahkan berbuka,
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Agama Islam akan senantiasa menang, selama masyarakat (Islam) menyegerakan berbuka. Karena orang yahudi dan nasrani mengakhirkan waktu berbuka.” (HR. Ahmad 9810, Abu Daud 2353, Ibn Hibban 3509 dan statusnya hadia hasan).

Dari Sahl bin Sa’d radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Umatku akan senantiasa berada di atas sunahku, selama mereka tidak menunggu waktu berbuka dengan terbitnya bintang.” (HR. Ibn Khuzaimah dalam Shahihnya 3/275, dan sanadnya shahih).
Kata Al-Fithr pada hadis di atas maknanya adalah berbuka, bukan suci. Makna hadis ini menjadi aneh, jika kata Al-Fithr kita artikan suci.
“Umatku akan senantiasa berada di atas sunahku, selama mereka tidak menunggu waktu berSUCI dengan terbitnya bintang”
Dan tentu saja, ini keluar dari konteks hadis.

2. Hadis tentang cara penentuan tanggal 1 ramadhan dan 1 syawal
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الصَّوْمُ يَوْمَ تَصُومُونَ، وَالفِطْرُ يَوْمَ تُفْطِرُونَ
“Hari mulai berpuasa (tanggal 1 ramadhan) adalah hari di mana kalian semua berpuasa. Hari berbuka (hari raya 1 syawal) adalah hari di mana kalian semua berbuka.” (HR. Turmudzi 697, Abu Daud 2324, dan dishahihkan Al-Albani).
Makna hadis di atas akan menjadi aneh, ketika kita artikan Al-Fithr dengan suci.
Hari suci adalah hari dimana kalian semua bersuci”.dan semacam ini tidak ada dalam islam.
Karena itu sungguh aneh ketika fitri diartikan suci, yang sama sekali tidak dikenal dalam bahasa arab.

Suci Seperti Bayi?

Selanjutnya kita bahas konsekuensi dari kesalahan mengartikan idul fitri. Karena anggapan bahwa idul fitri = kembali suci, banyak orang keyakinan bahwa ketika idul fitri, semua orang yang menjalankan puasa ramadhan, semua dosanya diampuni dan menjadi suci.
Keyakinan semacam ini termasuk kekeliruan yang sangat fatal. Setidaknya ada 2 alasan untuk menunjukkan salahnya keyakinan ini,
Pertama, keyakinan bahwa semua orang yang menjalankan puasa ramadhan, dosanya diampuni dan menjadi suci, sama dengan memastikan bahwa seluruh amal puasa kaum muslimin telah diterima oleh Allah, dan menjadi kaffarah (penghapus) terhadap semua dosa yang meraka lakukan, baik dosa besar maupun dosa kecil. Padahal tidak ada orang yang bisa memastikan hal ini, karena tidak ada satupun makhluk yang tahu apakah amalnya diterima oleh Allah ataukah tidak.
Terkait dengan penilaian amal, ada 2 hal yang perlu kita bedakan, antara keabsahan amal dan diterimanya amal.
1. Keabsahan amal.
Amal yang sah artinya tidak perlu diulangi dan telah menggugurkan kewajibannya. Manusia bisa memberikan penilaian apakah amalnya sah ataukah tidak, berdasarkan ciri lahiriah. Selama amal itu telah memenuhi syarat, wajib, dan rukunnya maka amal itu dianggap sah.
2. Diterimanya amal
Untuk yang kedua ini, manusia tidak bisa memastikannya dan tidak bisa mengetahuinya. Karena murni menjadi hak Allah. Tidak semua amal yang sah diterima oleh Allah, namun semua amal yang diterima oleh Allah, pastilah amal yang sah.
Karena itulah, terkait diterimanya amal, kita hanya bisa berharap dan berdoa. Memohon kepada Allah, agar amal yang kita lakukan diterima oleh-Nya. Seperti inilah yang dilakukan orang shaleh masa silam. Mereka tidak memastikan amalnya diterima oleh Allah, namun yang mereka lakukan adalah memohon dan berdoa kepada Allah agar amalnya diterima.
Siapakah kita diandingkan Nabi Ibrahim ‘alaihis salam. Seusai memperbaiki bangunan Ka’bah, beliau tidak ujub dan memastikan amalnya diterima. Namun yang berliau lakukan adalah berdoa,
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Ya Allah, terimalah amal dari kami. Sesungguhnya Engkau Dzat Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Baqarah: 127).
Demikian pula yang dilakukan oleh para sahabat dan generasi pengikut mereka. Yang mereka lakukan adalah berdoa dan bukan memastikan.
Mu’alla bin Fadl mengatakan:

“Dulu para sahabat, selama enam bulan sebelum datang bulan Ramadhan, mereka berdoa agar Allah mempertemukan mereka dengan bulan Ramadhan. Kemudian, selama enam bulan sesudah Ramadhan, mereka berdoa agar Allah menerima amal mereka ketika di bulan Ramadhan.” (Lathaiful Ma›arif, Ibnu Rajab, hal.264)
Karena itu, ketika bertemu sesama kaum muslimin seusai ramadhan, mereka saling mendoakan,
تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُم
“Semoga Allah menerima amal kami dan kalian”
Inilah yang selayaknya kita tiru. Berdoa memohon kepada Allah agar amalnya diterima dan bukan memastikan amal kita diterima.
Kedua, sesungguhnya ramadhan hanya bisa menghapuskan dosa kecil, dan bukan dosa besar. Sebagaimana dinyatakan dalam hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Antara shalat 5 waktu, jumatan ke jumatan berikutnya, ramadhan hingga ramadhan berikutnya, akan menjadi kaffarah dosa yang dilakukan diantara amal ibadah itu, selama dosa-dosa besar dijauhi.” (HR. Ahmad 9197 dan Muslim 233).
Kita perhatikan, ibadah besar seperti shalat lima waktu, jumatan, dan puasa ramadhan, memang bisa menjadi kaffarah dan penebus dosa yang kita lakukan sebelumnya. Hanya saja, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan syarat: ‘selama dosa-dosa besar dijauhi.’ Adanya syarat ini menunjukkan bahwa amal ibadah yang disebutkan dalam hadis, tidak menggugurkan dosa besar dengan sendirinya. Yang bisa digugurkan hanyalah dosa kecil.
Lantas bagaimana dosa besar bisa digugurkan?
Caranya adalah dengan bertaubat secara khusus, memohon ampun kepada Allah atas dosa tersebut. Sebagaimana Allah telah tunjukkan hal ini dalam Al-Quran,
إِنْ تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَنُدْخِلْكُمْ مُدْخَلًا كَرِيمًا
Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga). (QS. An-Nisa: 31).
Allahu a’lam
Ditulis oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembinawww.KonsultasiSyariah.com)

KAPANKAH PINTU LANGIT TERBUKA?

 KAPANKAH PINTU LANGIT TERBUKA ???

Assalamu ‘alaikum wa rahmatullahi ta’ala wa barakatuh…
Allah SWT berfirman: “Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi“. (QS Ath-Thalaq: 12).
Pada postingan kali ini ana akan membahas tentang kapankah terbukanya pintu langit. Bukankah sebagai ummat Muhammad SAW, kita tahu bahwa langit itu memiliki tujuh lapis??? Bukankah langit itu memiliki 7 pintu (tujuh pintu langit)??? Na’am, memang langit dan bumi sama-sama memiliki 7 lapis masing-masing (tujuh lapis langit & tujuh lapis bumi). Dan memang langit dan bumi pun sama-sama memiliki pintu masing-masing (ada pintu langit, dan ada juga pintu bumi). Sudah barang tentu, pastinya, jika langit ada 7 lapis, maka berarti langit pun memiliki 7 pintu, sebagaimana yang dikisahkan dalam sejarah Isra’ Mi’raj Nabiyullah, Muhammad SAW.
Jadi kapankah pintu langit terbuka??? Ana sama sekali tidak sedang berbohong, sebab ana tidak lain hanyalah penyampai dakwah Rasulullah SAW. Dan memang dalam Al-Qur’an Al-Hakim dan Al-Hadits Shahih banyak dalil-dalil yang membahas mengenai terbukanya pintu langit. Pada postingan kali ini, ana hanya akan membahas mengenai kapankah pintu langit terbuka, berdasarkan dalil-dalil yang ada. 

1) KAPANPINTULANGIT TERBUKA
.Allah SWT berfirman:
Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air (hujan) yang tercurah”. (QS Al-Qamar: 11).
Perlu antum ketahui, yaa akhi, ketika hujan turun, itulah disaat pintu langit terbuka. Jadi turunnya air hujan, itu adalah salah peristiwa dimana pintu langit sedang terbuka.

2] Pintu langit terbuka ketika ada orang yang meninggal dunia.
Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi (ruh) mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk syurga, hingga unta masuk ke lobang jarum. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan”. (QS Al-A’raf: 40).
Berdasarkan tafsir dari Ibnu Abbas RA, bahwasanya pintu-pintu langit itu tidak akan dibukakan bagi perjalanan ruh orang kafir yang sudah meninggal dunia. Ketika seseorang sudah dicabut nyawanya, maka ruhnya akan keluar dari dalam jasadnya setelah proses sakaratul maut berakhir. Sehabis itu ruh orang mati akan dibawa terbang oleh malaikat maut untuk menuju ke atas langit yang ketujuh. Barangsiapa yang beriman kepada Allah & Rasul-Nya, Insya Allah akan dibukakan pintu-pintu langit untuk perjalanan ruh mereka bersama malaikat maut. Namun barangsiapa yang kafir (non Muslim), niscaya pintu-pintu langit tidak akan dibukakan untuk perjalanan ruh tersebut. Setelah itu ruh orang kafir akan dilempar oleh para malaikat dari atas ketinggian (yakni dari pintu langit kesatu) menuju ke jasadnya. Wallahu a’lam… 
Bahkan tidak hanya itu, yaa akhi, rupanya nafs (jiwa) orang tidur juga sama-sama terbang ke atas langit sampai dia terbangun dari tidurnya. Ketika nafs itu kembali ke dalam jasadnya, maka jadilah dia terbangun dari tidurnya.

3] Pintu langit terbuka ketika Rasulullah SAW ber-Isra’ Mi’raj. 
Menurut ana, pasti deh antum sekalian sudah tau mengenai kisah Isra’ Mi’raj, yakni Rasulullah SAW melakukan perjalanan di tengah malam dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsho di Palestina, serta Rasulullah SAW naik dari Masjidil Aqsho di Palestina ke Sidratul Muntaha’ di atas langit yang ketujuh. Tapi biarlah, sebab ana akan menukil sebuah dalil dari Syaikh Al-Albani RHM.
Rasulullah SAW bersabda:
” Atap rumahku terbelah ketika aku berada di Mekkah dalam keadaan antara tidur dan terjaga, lalu turunlah Jibril AS dan membelah dadaku. Kemudian dia mencucinya dengan air zam-zam, lalu dia datang dengan membawa sebuah baskom dari emas yang penuh berisi hikmah dan iman dan menuangkannya ke dalam dadaku, kemudian dia menutupnya (dadaku). Kemudian didatangkan kepadaku Buroq (Buroq ialah hewan putih yang panjang, lebih besar daripada keledai dan lebih kecil daripada baghol (peranakan keledai dengan kuda)), dia meletakkan telapak kakinya di ujung pandangannya.
Akupun menungganginya sampai tiba di Baitul Maqdis, lalu aku mengikatnya di tempat para nabi mengikat (tunggangan). Kemudian aku masuk ke mesjid dan sholat 2 roka’at (mengimami para nabi dan rasul) kemudian keluar. Kemudian kami (Muhammad SAW dan Malaikat Jibril AS) naik ke langit (pertama) dan Jibril minta izin untuk masuk, maka dikatakan (kepadanya): “Siapa engkau?”. Dia menjawab: “Jibril”. Penjaga (pintu langit) itu bertanya lagi: “Siapa yang bersamamu?”. Dia menjawab: “Muhammad”. Dia bertanya lagi: “Apakah dia telah diutus?”. Jibril menjawab: “Dia telah diutus”. Makadibukakan-lah pintu langit untuk kami. Kemudian aku bertemu dengan seseorang yang duduk, sementara di sebelah kanan dan kirinya ada segerombolan bayang-bayang hitam. Jika melihat ke sebelah kanan mereka tertawa dan jika melihat ke sebelah kiri mereka menangis. Kemudian dia menyambutku dengan mengatakan:
“Selamat datang nabi yang sholeh, anakku yang shaleh”.
Kata Jibril: “Itu adalah Adam. Gerombolan hitam di sebelah kanannya adalah anak keturunannya yang menjadi ahlul jannah (penghuni syurga), dan sebelah kiri adalah keturunannya yang menjadi ahlul neraka (penghuni neraka).
Kemudian kami (Muhammad SAW & Jibril) naik ke langit ke-2, lalu Jibril berkata: “bukalah pintu langit!”. Penjaganya menanyakan seperti yang ditanyakan oleh penjaga langit pertama. (Lalu Nabi SAW menyebutkan bahwa beliau) bertemu dengan Nabi ‘Isa Almasih (Yesus Kristus) AS dan Nabi Yahya AS di langit kedua. Mereka menyambut dengan mengatakan:

“Selamat datang saudaraku yang sholeh, nabi yang sholeh”.
Nabi Yusuf AS di langit ke-3, Nabi Idris di langit ke-4, Nabi Harun di langit ke-5, Nabi Musa di langit ke-6 dan Nabi Ibrahim di langit ke-7.
Maka aku bertemu dengan Nabi Ibrahim AS dan dia sedang bersandar ke Baitul Ma’mur, satu bangunan yang dimasuki oleh 70.000 malaikat setiap harinya, dan jika mereka telah keluar, tidak akan kembali lagi.
Lalu dia (Malaikat Jibril AS) membawaku ke Sidratul Muntaha’. Ternyata daun-daunnya seperti telinga-telinga gajah dan buahnya seperti tempayan besar. Tatkala dia diliputi oleh perintah Allah, diapun berubah sehingga tidak ada seorangpun dari makhluk Allah yang sanggup mengambarkan keindahannya. Juga diperlihatkan kepadaku empat sungai, dua sungai di dalam dan dua sungai di luar, maka aku bertanya: “Apa kedua sungai ini, wahai Jibril?”. Dia menjawab: “Adapun dua sungai yang di dalam, maka itu adalah 2 sungai dalam surga. Adapun yang di luar maka itu adalah Sungai Nil dan Sungai Furoth (Sungai Efrat)“.
Kemudian Malaikat Jibril AS datang kepadaku dengan membawa sebuah bejana yang berisi khamar dan bejana yang berisi susu, lalu sayapun memilih susu. Maka Jibril AS berkata: “Engkau telah memilih fitrah”. Kemudian kami terus ke atas sampai saya tiba pada jenjang dimana saya bisa mendengar goresan pena. Lalu Allah mewahyukan kepadaku apa yang Dia wahyukan. Allah mewajibkan atasku 50 sholat sehari semalam.
Kemudian aku turun kepada Nabi Musa AS. Lalu dia bertanya: “Apa yang diwajibkan Tuhanmu atas ummat mu?”. Aku menjawab: “50 sholat”. Dia berkata: “Kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan, karena sesungguhnya ummatmu tidak akan mampu mengerjakannya. Sesungguhnya aku telah menguji Bani Isra’il”.
Akupun kembali kepada Tuhanku seraya berkata: “Wahai Tuhanku, ringankanlah atas ummatku!”. Maka dikurangi dariku 5 sholat. Kemudian saya kembali kepada Musa dan berkata: “Allah mengurangi untukku 5 sholat”. Dia berkata: “Sesungguhnya ummatmu tidak akan mampu mengerjakannya, maka kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan!”. Hingga terus-menerus saya bolak-balik antara Tuhanku -Tabaraka wa Ta’ala- dan Musa -’Alayhis salam-. Sampai pada akhirnya, Allah SWT berfirman:  

“Wahai Muhammad, ini adalah 5 sholat sehari semalam, setiap sholat (pahalanya) 10, maka semuanya 50 sholat”.
“Barangsiapa yang berniat melakukan kebaikan, namun dia tidak melakukannya maka dicatat untuknya satu pahala, dan jika dia kerjakan maka dicatat untuknya 10 kali kebaikan. Barangsiapa yang berniat melakukan kejelekan lalu dia tidak mengerjakannya, maka tidak ditulis (dosa baginya) sedikitpun. Dan jika dia mengerjakannya, maka ditulis untuknya satu kejelekan”.
Kemudian aku turun sampai aku bertemu dengan Nabi Musa AS seraya aku ceritakan hal ini kepadanya. Dia berkata: “Kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan!”, maka aku pun berkata: “Sungguh aku telah kembali kepada Tuhanku sampai aku pun malu kepada-Nya”. Kemudian aku dimasukkan ke dalam jannah (syurga), ternyata di dalamnya ada gunung-gunung dari permata dan debunya adalah Misk “.
(Kisah Isra’ Mi’raj ini adalah kisah yang sudah mahsyur. Kisah ini tentunya diriwayatkan oleh banyak perawi, diantara: ‘Umar bin Khattab, Anas bin Malik, Abu Dzar, Ibnu ‘Abbas, Jabir, Abu Hurairah, Ubay bin Ka’ab, Hudzaifah bin Yaman, Shuhaib, Ibnu Umar, Ibnu Mas’ud, dan Ali bin Abi Thalib -Radhiallahu ‘anhum-. Dinukil dari catatan Syaikh Nashiruddin Al-Albani -Rahimahullah-).
Dulu sewaktu Nabi Muhammad Rasulullah SAW pergi ke atas langit ketujuh, tentulah ketika itu pintu langit terbuka. Pintu langit itu ada tujuh. Setiap pintu langit itu menghubungkan antara langit dengan bumi, dan juga antara langit yang satu dengan langit yang lainnya, dan juga antara langit yang ketujuh dengan kursiy Allah. Dan di setiap pintu langit ada satpamnya yakni malaikat penjaga pintu langit. Dan menurut sejarah, pintu langit terbuka ketika Nabi Muhammad SAW ber-Isra’ Mi’raj.

4] Pintu langit terbuka sebelum dzuhur (kira-kira ketika jam 11 siang).
Rasulullah SAW bersabda:“Sesungguhnya pintu-pintu langit dibuka hingga tergelincir matahari dan tidaklah tertutup hingga sholat dzuhur, maka aku ingin saat itu yang naik bagiku adalah suatu kebaikan!”. (Shahih At-Targhib: 584).
Maka dari itu, yaa akhi, buatlah sebanyak-banyaknya kebaikan ketika sebelum dzuhur (kira-kira ketika jam 11 siang), sebab pada jam segitu, pintu-pintu langit sedang dibuka oleh Allah SWT.

5] Pintu langit terbuka ketika maghrib (matahari terbenam).
Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah; Telah menceritakan kepada kami ‘Ubaidullah bin Musa; dari Isma’il; dari ‘Ashim; dari Zirr; dari Shafwan bin ‘Assal, dia berkata;Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya dari arah tenggelamnya matahari (di ufuk barat) ada suatu pintu yang terbuka, yang luasnya tujuh puluh tahun. Dan pintu itu akan tetap terbuka untuk bertaubat hingga matahari terbit dari tempat itu (ufuk barat). Maka jika ia (matahari) telah terbit dari arah itu (ufuk barat), tidaklah berguna lagi keimanan seseorang yang sebelumnya tidak beriman atau yang telah melakukan amal kebaikan dalam keimanannya”.(Sunan Ibnu Majah: 4060).
Subhanallah!, Mahasuci Allah!, Rupanya di ufuk barat itu ada suatu pintu yang terbuka yang luasnya tujuh puluh tahun. Betapa kuasanya Allah SWT menciptakan pintu langit yang terletak di ufuk barat tepat di tempat matahari terbenam. Maka dari itu, yaa akhi, ketahuilah, bahwa pintu langit selalu terbuka di ufuk barat di tempat terbenamnya mentari.

6] Pintu langit terbuka saat melaksanakan sholat sunnah qobliyah dzuhur.
Rasulullah SAW bersabda: “Empat roka’at sebelum dzuhur tanpa salam diantara roka’at-roka’atnya, maka terbukalah pintu-pintu langit“. (Shahih Al-Jami’: 885).
Jika memang antum ingin pintu langit terbuka, maka laksanakanlah sholat sunnah qobliyah dzuhur, biar nanti pintu langitnya terbuka ya, yaa akhi!!!

7] Pintu langit terbuka pada saat adzan berkumandang.
Rasulullah SAW bersabda: “Apabila seorang mu’adzin mengumandangkan adzan, maka terbukalah pintu-pintu langitdan dikabulkanlah doa”. (Shahih Al-Jami’: 803).
Masya Allah!, Dengan seizin Allah SWT, Rabb semesta ‘alam, ternyata setiap hari juga pintu langit itu suka terbuka ya, yaa akhi, yaitu ketika adzan berkumandang. Masya Allah!, Berarti setiap adzan Shubuh; adzan Dzuhur; adzan Ashar; adzan Maghrib; maupun adzan Isya’ berarti pintu-pintu langit itu suka terbuka. Mungkin timbul pertanyaan di benak antum,“kalo memang pintu-pintu langit terbuka dikala adzan berkumandang, lantas bagaimanakah dengan adanya perbedaan waktu di muka bumi ini, yang menyebabkan waktu adzan pun berbeda-beda jam tayangnya???”. Kalau untuk menjawab pertanyaan itu, ana jawab simpel, yaitu: Wallahu a’lam bi showwab…

8] Pintu langit terbuka tatkala menanti dua sholat.
Rasulullah SAW bersabda: “Bergembiralah kalian, Ini adalah Tuhan kalian, sungguh Dia swt telah membuka satu pintu dari pintu-pintu langit dan membanggakan kalian di hadapan para malaikat dengan mengatakan: ‘Kalian lihatlah hamba-hamba-Ku, mereka telah menyelesaikan suatu kewajibannya dan menanti kewajiban yang lainnya!’”. (Ash-Shaihah: 661; Sunan Ibnu Majah: 850).
Na’am. Ana sih mengerti maksud hadits nomor ke-8] ini, yaa akhi, yaitu yang dibukakan hanyalah satu pintu langit saja, sedangkan pintu langit yang lainnya masih ditutup rapat tentunya. Di langit ‘kan ada tujuh pintu. Bisa jadi pintu langit yang dibukakan hanyalah pintu langit yang ketujuh yang menghubungkan antara langit ketujuh dengan ‘alam ‘arsy (singgasana Allah SWT) (Klik disini). Barangkali sengaja Allah SWT membukakan pintu langit ketujuh karena Dia SWT ingin mengabarkan kepada para malaikat-Nya bahwa Allah SWT sedang merasa senang ketika Dia SWT melihat kaum Muslimin menanti dua sholat.

9] Pintu langit terbuka pada saat tengah malam.
Rasulullah SAW bersabda: “Pintu-pintu langit dibuka pada saat tengah malam. Lalu ada suara yang memanggil: ‘Apakah ada orang yang berdoa?’ Lalu orang itu pun dikabulkan. ‘Apakah ada orang yang meminta?’ Lalu orang itu pun diberikan. ‘Apakah ada orang yang dalam kesulitan?’ Lalu orang itu pun dilapangkan”. (Shahih Al-Jami’: 376).
Dari Ibnu Mas’ud; Rasulullah SAW bersabda: “Bila sudah sepertiga malam tersisa, Allah -’Azza wa Jalla- turun ke langit dunya (lapisan langit yang kesatu), pintu-pintu langit dibuka, kemudian Dia membentangkan tangan-Nya seraya berfirman: ‘Adakah permohonan agar dikabulkan permohonannya?’. Dia senantiasa seperti itu hingga terbit fajar”. (Musnad Ahmad: 3491).
Kedua hadits diatas adalah dalil bahwa Allah SWT memang turun ke langit dunya (Langit Dunya adalah, lapisan langit kesatu, yakni lapisan langit yang paling dekat dengan bumi), pada saat kapan? Yakni pada saat tengah malam. Allah SWT itu bersemayam di atas ‘arsy-Nya (singgasana Tuhan) yang lokasinya terletak di atas langit yang ketujuh. Ketika tengah malam tiba, maka pintu langit yang ada tujuh itu, tiba-tiba saja dibukakan, karena memang Allah SWT ingin turun dari ‘arsy-Nya menuju ke langit dunya (lapisan langit yang kesatu, yakni lapisan langit yang paling dekat dengan bumi).
Setelah Allah SWT turun ke langit dunya, maka Allah SWT membentangkan tangan-Nya dan berkata: “Adakah yang berdoa kepada-Ku??? Nanti akan Ku kabulkan”. Ini adalah dalil tentang sholat malam (contohnya Sholat Tahajjud), bahwa sholat di kala malam hari akan dikabulkan oleh Allah SWT. Wallahu a’lam bi showwab…

10] Pintu langit terbuka saat orang Islam berdoa dengan mengucapkan: “Allahu Akbar Kabiron Walhamdulillah Katsiron Wa Subhanallahu Bukarotan Wa Ashilan”.
Dalilnya adalah!:
” Ketika kami melaksanakan sholat bersama Rasulullah SAW, lalu ada seseorang yang mengatakan: “Allahu Akbar Kabiron Wal hamdulillah Katsiron Wa Subhanallahu Bukrotan wa Ashilan”.
Lalu Rasulullah SAW bersabda: “Siapakah yang mengatakan kalimat ini dan itu?”. Lalu orang itu berkata: “Saya, wahai Rasulullah saw”.Beliau SAW bersabda: “Aku tertegun dengannya dan pintu-pintu langit pun terbuka”.
Ibnu Umar berkata: “Aku pun tidak pernah meninggalkan kalimat-kalimat itu sejak mendengar sabda Rasulullah SAW itu”.
(Hadits Shahih di dalam Shahih Muslim – http://www.5reeef.com).
Maka dari itu, mulai dari sekarang, ucapkanlah oleh antum, yaa akhi, perkataan ini: “Allahu Akbar Kabiron Walhamdulillah Katsiron Wa Subhanallahu Bukarotan Wa Ashilan”, supaya nanti pintu langit terbuka, bahkan Rasulullah SAW pun tertegun dengan perkataan itu. Bahkan Ibnu ‘Umar pun tidak pernah ketinggalan untuk mengucapkannya. Allahu Akbar.

11] Pintu langit terbuka pada saat bulan Ramadhan tiba.
Abu Hurairoh RA berkata;Rasulullah SAW bersabda: “Apabila bulan Ramadhan datang, maka pintu-pintu langit dibuka sedangkan pintu-pintu jahannam ditutup dan syaitan-syaitan dibelenggu!”. (Shahih Bukhari: 1766).
Memang sih ada dalilnya dari hadits shahih, bahwa setiap bulan Ramadhan tiba, maka pintu jannah (pintu syurga) akan dibuka.
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Ayyub dan Qutaibah dan Ibnu Hujr; Telah menceritakan kepada kami Isma’il -dia adalah Ibnu Ja’far- dari Abu Suhail dari bapaknya dari Abu Hurairah RA; bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: “Bulan Ramadhan tiba, maka dibukalah pintu-pintu jannah (pintu-pintu syurga), pintu-pintu neraka ditutup, dan syaitan-syaitan dibelenggu”. (Shahih Muslim: 1793).
Namun pada hadits nomor ke-11 diatas, sama sekali tidak membahas mengenai terbukanya pintu syurga, namun yang dibahas adalah mengenai terbukanya pintu langit. Camkan baik-baik, pintu langit bukanlah pintu syurga, dan juga sebaliknya, pintu syurga bukanlah pintu langit.
Jadi, ketika Bulan Ramadhan tiba, maka pintu-pintu syurga dibuka, pintu-pintu langit pun dibuka, sedangkan pintu-pintu neraka ditutup, serta syaitan-syaitan (para jin kafir) dibelenggu (dikerangkeng).

12] Pintu langit terbuka pada saat Malaikat Jibril AS dahulu pernah duduk dengan Rasulullah SAW.
Dari Sa’id bin Zubair; dari Ibnu Abbas, dia berkata: “Ketika malaikat Jibril sedang duduk di samping Nabi SAW, tiba-tiba ia mendengarsuara pintu dibuka dari arah atas kepalanya. Lalu Malaikat Jibril itu berkata: ‘Itu adalah suara salah satu pintu langit yang dibuka, sebelumnya ia belum pernah dibuka sama sekali kecuali pada hari ini’. Lalu keluarlah malaikat darinya. Jibril berkata: ‘Ini adalah malaikat yang hendak turun ke bumi, sebelumnya dia belum pernah turun ke bumi sama sekali kecuali pada hari ini saja’. Lalu dia memberi salam dan berkata: ‘Bergembiralah atas dua cahaya yang diberikan kepadamu (Muhammad) dan belum pernah diberikan kepada seorang nabi pun sebelum kamu, yaitu pembuka Al-Kitab (surah Al-Fathihah) dan penutup surah Al-Baqarah. Tidaklah kamu membaca satu huruf dari surah itu kecuali pasti akan diberikan kepadamu’”. (Shahih Muslim: 1339).
Hadits nomor ke-12 diatas adalah dalil, bahwasanya ada satu pintu langit khusus yang sama sekali tidak pernah dibuka sedikitpun jua. Pintu langit yang satu ini setiap detik selalu tertutup rapih. Namun pintu langit yang satu ini hanya sekali terbuka dikala zaman Rasulullah SAW aja. Ketika itu pintu langit khusus ini tiba-tiba saja terbuka. Ketika pintu langit ini terbuka, tidak ada satupun orang yang dapat mendengar suaranya, kecuali hanya Rasulullah SAW.
Maka Rasulullah SAW pun bertanya kepada Malaikat Jibril AS, dan Jibril AS pun menjawab bahwa suara tersebut adalah suara pintu langit khusus yang sebelumnya belum pernah terbuka sama sekali kecuali pada hari itu saja. Tiba-tiba dari pintu langit khusus itu keluar seorang malaikat khusus. Malaikat khusus itu keluar dan dia diperkenalkan olah Malaikat Jibril AS kepada Rasulullah SAW, bahwa malaikat khusus tersebut sama sekali belum pernah turun ke muka bumi, kecuali hanya kepada Rasulullah SAW saja dikala itu. Malaikat khusus itu turun ke hadapan Rasulullah SAW adalah bertujuan untuk memberi salam dan mengucapkan bahwa Rasulullah SAW diberi cahaya.
Hadits ini pun sebagai dalil bahwa adanya suatu keutamaan di dalam Surah Al-Fathihah dan penutup surah Al-Baqarah.

13] Pintu langit terbuka ketika mulut manusia tidak mau mengucapkan kata-kata yang melaknat, baik melaknat manusia, maupun melaknat sesuatu lain selain manusia (contohnya: melaknati benda mati).
Dalilnya adalah!:
Ummu Darda berkata; Aku mendengar Abu Darda berkata; Rasulullah SAW bersabda: “Jika seorang hamba melaknat sesuatu, maka laknat itu akan naik ke langit, dan tertutup-lah pintu-pintu langit. Kemudian laknat itu akan turun lagi ke bumi, namunpintu-pintu bumi telah tertutup. Laknat itu kemudian bergerak ke kanan dan ke kiri, jika tidak mendapatkan tempat berlabuh, ia akan menghampiri orang yang dilaknat, jika layak dilaknat. Namun jika tidak, maka laknat itu akan kembali kepada orang yang melaknat”.(Sunan Abu Dawud: 4259).

Ini mengindikasikan, bahwa pintu langit selalu terbuka lebar ketika ada manusia yang tidak senang melaknati (mengutuki). Namun pintu langit selalu tertutup ketika ada orang yang sedang melaknati sesuatu.“Laknat” naik ke langit??? “Laknat” bergerak-gerak ke kanan dan ke kiri??? Apa maksudnya ya??? Menurut ana, “laknat” disini adalah doa kutukan yang terlontar dari mulut manusia kepada suatu hal, baik itu kepada sesama manusia, maupun kepada selain manusia. Mungkin “Laknat” dalam hadits diatas adalah semacam doa yang akan disampaikan kepada Allah SWT. Ketika ia terbang ke atas, ternyata pintu langit ditutup. Dan setelah ia turun lagi ke bumi, ternyata pintu bumi pun sudah tertutup. Maka laknat itu bergerak-gerak kesana-kemari untuk menghampiri seseorang (atau suatu hal) yang memang sedang dilaknat. Jika ternyata orang (atau suatu hal) tersebut tidak pantas untuk dilaknati, maka “laknat” ini akan kembali kepada orang yang sudah mengeluarkan kata-kata laknat tersebut.
Bahkan di dalam hadits nomor ke-13 diatas, menyatakan bahwa memang Allah SWT selain menciptakan “pintu langit”, maka diciptakan-Nya pula “pintu bumi”. Di manakah lokasinya “pintu bumi” itu berada??? Wallahu a’lam bi showwab… Hanya Allah SWT yang Maha Mengetahui. Tapi bisa jadi pintu bumi itu adanya di dalam tanah, atau bisa jadi di dalam perut bumi. Dan ana sungguh tidak tahu tentang hal ini.

14] Pintu langit terbuka ketika ada orang Islam yang mengucapkan “Laa ilaha illallah” dengan ikhlas. 
Abu Hurairoh RA berkata; Rasulullah SAW bersabda:“Tidaklah seorang hamba yang mengucapkan ‘Laa ilaha illallah (Tiada ilah selain Allah) dengan ikhlas kecuali akan dibukakan baginya pintu-pintu langit hingga sampai kepada ‘arsy (singgasana Allah), selagi dia masih menjauhi dosa-dosa besar”. (Hadits Gharib. Sunan Tirmidzi: 3514).
Ketika ada orang Islam yang mengucapkan “Laa ilaha ilallah (Tiada ilah (yang disembah) selain Allah SWT) dengan ikhlas, dan dia pun selalu menjauhi dosa-dosa besar, maka pintu-pintu langit pun selalu terbuka lebar sampai menuju ‘arsy Allah (singgasana Tuhan) yang lokasinya berada di atas langit yang ketujuh.

15] Pintu langit terbuka ketika orang yang berpuasa; imam yang adil; serta orang yang dizhalimi sedang berdoa kepada Allah SWT. 
Dari Abu Mudilah; Dari Abu Hurairah RA dia berkata; Rasulullah SAW bersabda:“Tiga orang yang doa mereka tidak tertolak, yaitu: {1} Seorang yang berpuasa hingga berbuka, {2} Seorang imam (penguasa) yang adil, {3} dan doanya orang dizhalimi. Allah akan mengangkat doanya ke atas awan, danmembukakan baginya pintu-pintu langit, seraya berfirman: ‘Demi kemuliaan-Ku, sungguh Aku akan menolongmu meski beberapa saat lamanya’”. (Hadits Hasan. Sunan Tirmidzi: 3522).
Doa-doa ketiga orang yang disebutkan di atas akan terbang ke atas awan, tiba-tiba terbukalah pintu-pintu langit (bukan satu pintu, namun banyak pintu di langit). Sengaja, Allah SWT membukakan pintu-pintu langit di atas adalah untuk berfirman, bahwa Dia SWT akan menolong mereka bertiga walaupun harus menunggu beberapa saat lagi.

15] Pintu langit terbuka ketika ada orang Muslim yang sedang melaksanakan sholat. 
Rasulullah SAW bersabda: “Apabila didirikan sholat, maka akandibukakan pintu-pintu langit dan dikabulkan doa”. (Musnad Ahmad: 14162).
Ini adalah dalil bahwa kalo setiap orang Muslim sedang melaksanakan sholat, ketika itu pula pintu-pintu langit akan dibuka, maka dikabulkan-lah doa-doa orang Muslim yang sedang berdoa, Insya Allah.
16] Pintu langit terbuka setiap hari Senin dan hari Kamis. 
Dari Abu Hurairah RA; Rasulullah SAW bersabda:Pintu-pintu langit dibuka pada hari senin dan kamis, lalu akan diampuni setiap hamba yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu pun, kecuali terhadap seseorang yang mempunyai permusuhan dengan saudaranya, maka Allah akan berfirman: ‘Tunggulah dua orang ini hingga mereka berbaikan’”. (Musnad Ahmad: 9625).
Maka dari itu, yaa akhi, berbuat baiklah sebanyak-banyaknya setiap hari Senin dan hari Kamis, kenapa??? Karena setiap hari Senin dan hari Kamis, pintu-pintu langit sedang dibuka, sedangkan pada hari Selasa, Rabu, Jum’at, Sabtu, dan Minggu, pintu-pintu langit sedang ditutup rapat oleh Allah SWT. Maka Allah SWT pun akan mengampuni dosa-dosa kita semua (ummat Islam), kecuali orang-orang yang sedang bermusuhan. Maka Allah SWT mengampuni mereka nanti setelah mereka kembali lagi berbaikan, Insya Allah, dengan izin dan ridho dari Allah SWT, Rabb semesta ‘alam.
17] Galaksi Bimasakti adalah pintu langit yang terbelah.
Ibnu ‘Abbas berkata sebagai berikut: “Sesungguhnya Al-Qaus (pelangi) itu adalah tanda aman bagi penduduk bumi dari tenggelam; Al-Majarrah (Galaksi Bimasakti) adalah pintu langit yang terbelah.Sedangkan sebidang tanah yang belum pernah terkena pancaran sinar matahari kecuali satu saat saja di siang hari, adalah laut yang menyelamatkan Bani Isra’il”.
Al-Majarrah adalah Galaksi Bimasakti. Masya Allah, ternyata Galaksi Bimasakti adalah pintu langit yang terbelah. Untuk membaca tentang pintu langit yang terbelah, 
18] Pintu langit terbuka pada saat ummat Islam berjihad.
Abu Hurairah RA berkata: “Sesungguhnya pintu-pintu langit terbuka saat barisan (kaum muslimin) yang berjihad di jalan Allah melakukan penyerangan, ketika turun hujan lebat, ketika iqomat untuk melaksanakan sholat wajib maka raihlah keberuntungan di dalamnya dengan berdoa”. (Lihat Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyah juz II hal 7163).
Jadi berdasarkan dalil nomor ke-18 diatas, pintu-pintu langit selalu terbuka pada saat:
- Ummat Islam sedang berjihad di jalan Allah;
- Turun hujan lebat;
- Iqomat untuk melaksanakan sholat wajib.
Berdasarkan dalil diatas, pada saat pintu-pintu langit terbuka ini merupakan salah satu dari waktu mulia yang dianjurkan untuk berdoa di dalamnya. Maka dari itu, yaa akhi, mulai dari sekarang, berdoalah antum kepada Rabb kita pada saat Mujahidin sedang berjihad; pada saat turun hujan lebat; dan juga pada saat iqomat untuk melaksanakan sholat wajib, sebab ketika itulah pintu-pintu langit akan dibuka oleh Allah SWT.
Nah sudah jelas ‘kan, yaa akhi, mengenai kapan sajakah pintu langit akan terbuka?! Jika memang belum jelas, maka silahkan antum luangkan waktu untuk membaca ulang postingan ini dari awal hingga akhir.
Dan tahukah antum, berapakah jarak antara setiap lapisan langit yang satu dengan lapisan langit yang lain ??? 
Jarak antara satu langit dengan langit yang lainnya mencapai lima ratus tahun.
Dari Abu Hurairah RA: “Sesungguhnya antara satu langit dengan langit yang lainnya berjarak lima ratus tahun, dan sesungguhnya bangunan setiap langit sama seperti itu. Danantara satu bumi dengan bumi yang lainnya berjarak lima ratus tahun“. (Diriwayatkan oleh Ahmad dan Tirmidzi).
Dari Abu Dzar RA: “Antara setiap langit dengan langit yang lainnya berjarak tujuh puluh satu atau tujuh puluh dua tahun”. (Hadits ini diriwayatkan oleh Ishaq bin Rohuwaih dan Al-Bazzar).
Dalam Fathul Bari dikatakan: “Kedua hadits tersebut dapat digabungkan yang berarti bahwa perbedaan jarak diantara keduanya adalah tergantung dari cepat atau lambat perjalanannya”. (Fathul Bari juz VI hal 317).
Langit itu ada 7 . Dan bumi pun ada 7. Begitulah berdasarkan dalil-dalil yang ada. Wallahu a’lam bi showwab… Hanyalah Allah SWT Yang Maha Mengetahui.

Assalamu ‘alaykum wa rahmatullahi ta’ala wa barakatuh…

Kenapa Menurut Rasulullah,Tidur Harus Berbaring di Lambung Kanan?

RAHASIA TIDUR RASULULLAH

Hadits dari Barra bin ‘Azib ra : Rasulullah SAW bersabda yang artinya “Jika kalian hendak tidur di pembaringan, berwudhulah seperti wudhu untuk shalat. Kemudian berbaringlah kamu dengan berbaring di lambung kananmu.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadits ini mengajarkan kepada umat Islam agar berbaring dilambung kanan. Pada saat itu tak ada yang mengetahui apa alasan dibalik sunah tersebut, tetapi kini melalui penelitian yang panjang para ilmuwan berhasil mengungkapkan rahasia di balik anjuran tersebut. Dan berikut ini akan dijelaskan rahasia dari berbagai posisi tidur.
 
Tidur Dengan Tengkurap
Dr. Zafir al-Attar berkata “Seseorang yang tidur dengan cara tengkurap di atas perutnya setelah suatu periode tertentu akan mengalami kesulitan bernafas karena seluruh berat badannya akan menekan ke arah dada yang menghalangi dada untuk merenggang dan berkonstraksi saat bernafas. Hal ini juga dapat menyebabkan terjadinya kekurangan asupan oksigen yang dapat mempengaruhi kinerja jantung dan otak.”
Peneliti dari Australia telah menyatakan bahwa terjadi peningkatan kematian pada anak-anak sebesar tiga kali lipat saat mereka tidur tengkurap dibandingkan jika mereka tidur dengan posisi menyamping. Sedangkan Majalah “Times” mempublikasikan hasil sebuah penelitian di Inggris yang menunjukan peningkatan tingkat kematian mendadak pada anak-anak yang tidur tengkurap.
 
Fakta-fakta tersebut sejalan dengan apa yang diajarkan dalam Islam, sebagaimana Abu Hurairah RA meriwayatkan hadits dari Rasulullah SAW bahwa beliau pernah melihat seorang pria yang sedang tidur dengan posisi tengkurap, lalu beliau bersabda, “Sesungguhnya ini adalah cara berbaring yang dimurkai oleh Allah dan Rasul-Nya.” (HR Tirimizi dan Ahmad-hasan lighairihi)
 
Tidur Terlentang
Dr. Zafir al-Attar menjelaskan bahwa saat seseorang tidur dengan cara terlentang, maka hal ini akan menyebabkan orang tersebut bernafas melalui mulutnya. Hal ini disebabkan karena pada saat kita tidur terlentang maka mulut kita akan terbuka, dikarenakan meregangnya rahang bawah.
Manusia harusnya bernafas melalui hidung, bukan mulut. Hal ini dikarenakan pada hidung terdapat bulu-bulu halus dan lendir yang dapat menyaring kotoran yang ikut terhisap bersama udara yang kita hirup. Bernafas melalui mulut merupakan salah satu penyebab seseorang rawan terkena flu. Selain itu bernafas lewat mulut akan menyebabkan keringnya rongga mullut sehingga dapat menyebabkan terjadinya peradangan pada gusi.
 
Tidur Dengan Menyamping Ke Kiri
Tidur miring ke kiri ternyata jugalah tidak baik untuk kesehatan, terutama organ jantung. Hal ini dikarenakan saat kita tidur pada posisi ini, maka paru-paru sebelah kanan, yang berukuran besar, akan menekan kearah paru-paru. Hal ini akan berpengaruh kepada kinerja jantung, terutama kepada orang yang berusia lanjut.
 
Tidur Dengan Menyamping Ke Kanan
Inilah posisi tidur terbaik yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Pada saat kita tidur dalam posisi ini jantung hanya akan terbebani oleh paru-paru kiri yang berukuran kecil. Selain itu tidur dengan cara ini akan menenpatkan hati pada posisi yang stabil. Selain itu posisi ini juga sangat baik bagi pencernaan, penelitian menunjukkan saat kita tidur dengan menyamping ke kanan, makanan akan mampu dicerna oleh usus dalam 2,5 sampai 4,5 jam. Sedangkan dalam posisi tidur yang lain makanan baru akan selesai dicerna setelah 5 sampai 8 jam.
Sumber :Be Inspired- Dr. Zafir al-Attar/ Bibit Suhardi

10 Teladan Pola Makan Sehat Cara Rasulullah

 10 Teladan Pola Makan Sehat Cara Rasulullah

Mengawali artikel ini, Perlu kita mengingat kembali Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala yang terjemahannya ;
“Sesungguhnya telah ada dalam diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (al-Ahzab [33]: 21).

Dalam berbagai aktivitas dan pola kehidupan Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam memang sudah dirancang oleh Allah subhaanahu wa ta’ala sebagai contoh teladan yang baik (uswah hasanah) bagi semua manusia. Teladan ini mencakup berbagai aspek kehidupan termasuk dalam hal pola makan yang bermuara pada kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Kesehatan merupakan aset kekayaan yang tak ternilai harganya. Ketika nikmat kesehatan dicabut oleh Allah subhaanahu wa ta’ala, maka manusia rela mencari pengobatan dengan biaya yang mahal bahkan ke tempat yang jauh sekalipun. Sayangnya, hanya sedikit orang yang penduli dan memelihara nikmat kesehatan yang Allah subhaanahu wa ta’ala telah anugerahkan sebelum dicabut kembali oleh-Nya.
Karena Allah telah menegaskan kepada kita bahwa Beliau (Rasulullah) adalah teladan, inilah teladan yg bisa kita ikut bagaimana pola makan Rasulullah Sallallahu A’laihi Wasallam agar Sehat dan berberkah dan mendapatkan amal.

Asupan awal kedalam tubuh Rasulullah adalah udara segar pada waktu subuh. Beliau bangun sebelum subuh dan melaksanakan qiyamul lail. Para pakar kesehatan menyatakan, udara sepertiga malam terakhir sangat kaya dengan oksigen dan belum terkotori oleh zat-zat lain, sehingga sangat bermanfaat untuk optimalisasi metabolisme tubuh. Hal itu sangat besar pengaruhnya terhadap vitalitas seseorang dalam aktivitasnya selama seharian penuh.

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam pernah bersabda :
“Dua nikmat yang sering kali manusia tertipu oleh keduanya, yaitu kesehatan dan waktu luang”. (HR. Bukhari no. 6412).
Dalam hadist lain disebutkan Rasulullah shallallahu’alaihi wa Sallam bersabda,
“Nikmat yang pertama kali ditanyakan kepada seorang hamba pada hari kiamat kelak adalah ketika dikatakan kepadanya, “Bukankah Aku telah menyehatkan badanmu serta memberimu minum dengan air yang menyegarkan?”
(HR. Tirmidzi: 3358. dinyatakan shahih oleh Syaikh al-Albani).

Menurut Indra Kusumah SKL, S.Psi dalam bukunya “Panduan Diet ala Rasulullah”, kesehatan sering dilupakan, padahal ia seakan-akan bisa diumpamakan sebagai mahkota indah di atas kepala orang-orang sehat yang tidak bisa dilihat kecuali oleh orang-orang yang sakit.
Sepintas masalah makan ini tampak sederhana, namun ternyata dengan pola makan yang dicontohkan Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam. Beliau terbukti memiliki tubuh yang sehat, kuat dan bugar.
Ketika Kaisar romawi mengirimkan bantuan dokter ke Madinah, ternyata selama setahun dokter tersebut kesulitan menemukan orang yang sakit. Dokter tersebut bertanya kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam tentang rahasia kaum muslimin yang sangat jarang mengalami sakit.

Seumur hidupnya, Rasulullah hanya pernah mengalami sakit dua kali sakit. Pertama, ketika diracun oleh seorang wanita Yahudi yang menghidangkan makanan kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam di Madinah. Kedua, ketika menjelang wafatnya.
Pola makan seringkali dikaitkan dengan pengobatan karena makanan merupakan penentu proses metabolisme pada tubuh kita. Pakar kesehatan selama ini mengenal dua bentuk pengobatan yaitu pengobatan sebelum terjangkit penyakit atau preventif (ath thib Al wiqo’i) dan pengobatan setelah terjangkit penyakit (at thib al’ilaji).

Dengan mencontoh pola makan Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, kita sebenarnya sedang menjalani terapi pencegahan penyakit dengan makanan (attadawi bil ghidza).
Hal itu jauh lebih baik dan murah daripada harus berhubungan dengan obat-obat kimia senyawa sintetik yang hakikatnya adalah racun, berbeda dengan pengobatan alamiah Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam melalui makanan dengan senyawa kimia organik.

Beberapa gambaran pola hidup sehat Rasulullah berdasarkan berbagai riwayat yang bisa dipercaya, sebagai berikut:

1. Di pagi hari, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam menggunakan siwak untuk menjaga kesehatan mulut dan gigi. Organ tubuh tersebut merupakan organ yang sangat berperan dalam konsumsi makanan. Apabila mulut dan gigi sakit, maka biasanya proses konsumsi makanan menjadi terganggu.

2. Di pagi hari pula Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam membuka menu sarapannya dengan segelas air dingin yang dicampur dengan sesendok madu asli. Khasiatnya luar biasa. Dalam Al Qur’an, madu merupakan syifaa (obat) yang diungkapkan dengan isim nakiroh menunjukkan arti umum dan menyeluruh. Pada dasarnya, bisa menjadi obat berbagai penyakit. Ditinjau dari ilmu kesehatan, madu berfungsi untuk membersihkan lambung, mengaktifkan usus-usus dan menyembuhkan sembelit, wasir dan peradangan.
“Sesungguhnya Rasulullah saw minum air zamzam sambil berdiri. “(Diriwayatkan oleh Ahmad bin Mani’, dari Husyaim, dari `Ashim al Ahwal dan sebagainya,dari Sya’bi, yang bersumber dari Ibnu `Abbas r.a.)
“Sesungguhnya Rasulullah saw menarik nafas tiga kali pada bejana bila Beliau minum. Beliau bersabda : “Cara seperti ini lebih menyenangkan dan menimbulkan kepuasan.” (Diriwayatkan oleh Qutaibah bin Sa’id, dan diriwayatkan pula oleh Yusuf bin Hammad,keduanya menerima dari `Abdul Warits bin Sa’id, dari Abi `Ashim, yang bersumber dari Anas bin Malik r.a.)
“Minuman yang paling disukai Rasulullah saw adalah minuman manis yang dingin.”(Diriwayatkan oleh Ibnu Abi `Umar, dari Sufyan, dari Ma’mar, dari Zuhairi, dari `Urwah, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)
3. Masuk waktu dhuha (pagi menjelang siang), Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam senantiasa mengonsumsi tujuh butih kurma ajwa’ (matang). Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam pernah bersabda, “Barang siapa yang makan tujuh butir kurma, maka akan terlindungi dari racun”.
Hal itu terbuki ketika seorang wanita Yahudi menaruh racun dalam makanan Rasulullah pada sebuah percobaan pembunuhan di perang khaibar. Racun yang tertelan oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam kemudian dinetralisir oleh zat-zat yang terkandung dalam kurma. Salah seorang sahabat, Bisyir ibu al Barra’ yang ikut makan tersebut akhirnya meninggal, tetapi Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam selamat dari racun tersebut.

4. Menjelang sore hari, menu Rasulullah biasanya adalah cuka dan minyak zaitun. Selain itu, Rasulullah juga mengonsumi makanan pokok seperti roti. Manfaatnya banyak sekali, diantaranya mencegah lemah tulang, kepikunan di hari tua, melancarkan sembelit, menghancurkan kolesterol dan melancarkan pencernaan. Roti yang dicampur cuka dan minyak zaitun juga berfungsi untuk mencegah kanker dan menjaga suhu tubuh di musim dingin.
“Keluarga Nabi saw tidak pernah makan roti sya’ir sampai kenyang dua hari berturut-turut hingga Rasulullah saw wafat.” (Diriwayatkan oleh Muhammad bin al Matsani, dan diriwayatkan pula oleh Muhammad bin Basyar, keduanya menerima dari Muhammad bin Ja’far, dari Syu’bah, dari Ishaq, dari Abdurrahman bin Yazid, dari al Aswad bin Yazid, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)
Sya’ir,khintah dan bur, semuanya diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan “gandum” sedangkan sya’ir merupakan gandum yang paling rendah mutunya. Kadang kala ia dijadikan makanan ternak, namun dapat pula dihaluskan untuk makanan manusia. Roti yang terbuat dari sya’ir kurang baik mutunya sya’ir lebih dekat kepada jelai daripada gandum.

Abdurrahman bin Yazid dan al Aswad bin Yazid bersaudara, keduanya rawi yang tsiqat.”Rasulullah saw. tidak pernah makan di atas meja dan tidak pernah makan roti gandum yang halus, hingga wafatnya.”(Diriwayatkan oleh `Abdullah bin `Abdurrahman, dari’Abdullah bin `Amr –Abu Ma’mar-,dari `Abdul Warits, dari Sa’id bin Abi `Arubah, dari Qatadah, yang bersumber dari Anas r.a.)
“Sesungguhnya Rasulullah bersabda: “Saus yang paling enak adalah cuka.”
Abdullah bin `Abdurrahman berkata : “Saus yang paling enak adalah cuka.”(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Shal bin `Askar dan `Abdullah bin`Abdurrahman,keduanya menerima dari Yahya bin Hasan,dari Sulaiman bin Hilal, Hisyam bin Urwah, dari bapaknya yang bersumber dari `Aisyah r.a.)
“Rasulullah saw bersabda : “Makanlah minyak zaitun dan berminyaklah dengannya. Sesungguhnya ia berasal dari pohon yang diberkahi.”(Diriwayatkan oleh Mahmud bin Ghailan, dari Abu Ahmad az Zubair, dan diriwayatkan pula oleh Abu Nu’aim, keduanya menerima dari Sufyan, dari ` Abdullah bin `Isa, dari seorang laki-laki ahli syam yang bernama Atha’, yang bersumber dari Abi Usaid r.a.)

5. Di malam hari, menu utama makan malam Rasulullah adalah sayur-sayuran. Beberapa riwayat mengatakan, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam selalu mengonsumsi sana al makki dan sanut. Menurut Prof. Dr. Musthofa, di Mesir deudanya mirip dengan sabbath dan ba’dunis. Mungkin istilahnya cukup asing bagi orang di luar Arab, tapi dia menjelaskan, intinya adalah sayur-sayuran. Secara umum, sayuran memiliki kandungan zat dan fungsi yang sama yaitu menguatkan daya tahan tubuh dan melindungi dari serangan penyakit.

6. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam tidak langsung tidur setelah makan malam. Beliau beraktivitas terlebih dahulu supaya makanan yang dikonsumsi masuk lambung dengan cepat dan baik sehingga mudah dicerna. Caranya juga bisa dengan shalat.

7. Disamping menu wajib di atas, ada beberapa makanan yang disukai Rasulullah tetapi tidak rutin mengonsumsinya. Diantaranya, tsarid yaitu campuran antara roti dan daging dengan kuah air masak. Beliau juga senang makan buah yaqthin atau labu air, yang terbukti bisa mencegah penyakit gula. Kemudian, beliau juga senang makan buah anggur dan hilbah (susu).

“Nabi saw memakan qitsa dengan kurma (yang baru masak).”(Diriwayatkan oleh Isma’il bin Musa al Farazi, dari Ibrahim bin Sa’id, dari ayahnya yang bersumber dari `Abdullah bin Ja’far r.a.)
Qitsa adalah sejenis buah-buahan yang mirip mentimun tetapi ukurannya lebih besar (Hirbis) “Sesungguhnya Nabi saw memakan semangka dengan kurma (yang baru masak)”(Diriwayatkan oleh Ubadah bin `Abdullah al Khaza’i al Bashri, dari Mu’awiyah bin Hisyam,dari Sufyan, dari Hisyam bin `Urwah, dari bapaknya, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)

8. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam sering menyempatkan diri untuk berolahraga. Terkadang beliau berolahraga sambil bermain dengan anak-anak dan cucu-cucunya. Pernah pula Rasulullah lomba lari dengan istri tercintanya, Aisyah radiyallahu’anha.

9. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam tidak menganjurkan umatnya untuk begadang. Hal itu yang melatari, beliau tidak menyukai berbincang-bincang dan makan sesudah waktu isya. Biasanya beliau tidur lebih awal supaya bisa bangun lebih pagi. Istirahat yang cukup dibutuhkan oleh tubuh karena tidur termasuk hak tubuh.

10. Pola makan Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam ternyata sangat cocok dengan irama biologi berupa siklus pencernaan tubuh manusia yang oleh pakar kesehatan disebut circadian rhytme (irama biologis).
Fakta-fakta di atas menunjukkan pola makan Rasulullah ternyata sangat cocok dengan irama biologi berupa siklus pencernaan tubuh manusia yang oleh pakar kesehatan disebut circadian rhytme (irama biologis). Inilah yang disebut dengan siklus alami tubuh yang menjadi dasar penerapan Food Combining (FC).
Selain itu, ada beberapa makanan yang dianjurkan untuk tidak dikombinasikan untuk dimakan secara bersama-sama. Makanan-makanan tersebut antara lain:
  • Jangan minum susu bersama makan daging.
  • Jangan makan ayam bersama minum susu.
  • Jangan makan ikan bersama telur.
  • Jangan makan ikan bersama daun salad.
  • Jangan minum susu bersama cuka apel
  • Jangan makan buah bersama minum susu
Demikianlah Pola makan Rasulullah, semoga bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Wassalam 
(DAULAH ISLAM)

Kejujuran Iblis kepada Rasulullah SAW

Bismillahirrahmanirrahim...

Kejujuran Iblis
Diriwayatkan oleh Muadz bin Jabal ra. dari Ibnu Abbas ra.  Dia berkata "Pada suatu hari, kami bersama Rasulullah SAW sedang mengadakan pertemuan di rumah salah seorang sahabat Anshar di Madinah."
Tiba-tiba iblis memanggil dari luar,
Iblis : "Wahai penghuni rumah, apakah kalian mengizinkan aku masuk, karena kalian membutuhkan aku..?"
Rasulullah SAW bertanya kepada para sahabat,
Rasulullah SAW : "Apakah kalian tahu siapa yang berseru itu..?"
Para Sahabat : "Tentu Allah dan rasulnya yang lebih tahu."
Rasulullah SAW : "Dia adalah Iblis yang terkutuk..! Semoga Allah senantiasa melaknatnya."
Umar bin Khatab ra. : "Wahai Rasulullah, apakah engkau mengizinkan aku membunuhnya..?"
Rasulullah SAW : "Bersabarlah wahai Umar, apakah engkau tidak tahu bahwa dia termasuk yang tertunda kematiannya sampai waktu yang ditentukan (Hari Kiamat)..?" Sebagaimana permintaan Iblis sendiri kepada Allah SWT yang tercantum dalam Al-Qur'an "Iblis berkata, "Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka di bangkitkan." (QS al-A'raf [7] : 14).  Kemudian Allah SWT mengabulkan permohonannya dengan jawaban yang terdapat pada ayat selanjutnya. "Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh (hidup sampai Hari Kiamat)." (QS al-A'raf [7] : 15). 


Rasulullah SAW melanjutkan perkataanya,
Rasulullah SAW : "Wahai sahabat, silahkan bukakan pintu untuknya, karena dia sedang diperintahkan Allah SWT.  Kemudian perhatikan dan pahamilah apa yang dia ucapkan nanti serta dengarkan apa yang akan dia sampaikan kepada kalian..!"
Kemudian pintu di buka dan Iblis masuk di tengah-tengah kami.  Ternyata dia adalah seorang yang sudah tua bangka dan buta sebelah matanya.  Dagunya berjanggut sebanyak tujuh helai yang panjangnya seperti ranbut kuda, kedua kelopak matanya masyquqatani (memanjang terbelah ke atas tidak ke samping).  Kepalanya seperti kepala gajah yang sangat besar, gigi taringnya memanjang keluar seperti taring babi, dan kedua bibirnya seperti bibir macan.  Dalam Alqur'an di gambarkan bahwa kepala setan seperti buah zaqqum, "Buahnya (Zaqqum) seperti kepala Setan-setan." (QS ash-Shaffat [37] : 65).
Iblis masuk,
Iblis : "Assalamu' alaika ya Muhammad (Salam untukmu wahai Muhammad), assalamu' alaikum ya jama' atal muslimin (Salam untuk kalian semua wahai golongan muslimin)."
Rasulullah SAW : "Assalamu' lillah ya la' inin (Keselamatan hanya milik Allah SWT, wahai mahluk terlaknat).  Aku mengetahui engkau punya keperluan terhadap kami.  Apa keperluanmu itu wahai Iblis..?"
Iblis : "Wahai Muhammad, aku datang bukan karena keinginannku sendiri, tetapi aku datang karena ada yang memerintah dan memaksaku datang kemari."
Rasulullah SAW : "Apakah yang membuatmu terpaksa datang ke sini, wahai terlaknat..?"
Iblis : "Aku didatangi oleh malaikat utusan Tuhan Yang Maha Agung, dan dia berkata kepadaku." Berikut perkataan malaikat kepada Iblis, "Sesungguhnya Allah SWT menyuruhmu untuk datang kepada Rasulullah SAW dalam keadaan hina dan tunduk,  Engkau harus memberitahukan kepadanya bagaimana tipu muslihat, godaan, dan rekayasamu terhadap Bani Adam.  Bagaimana engkau membujuk dan merayu mereka.  Engkau harus menjawab dengan jujur semua yang ditanyakan kepadamu."  Allah SWT berfirman, "Demi kemuliaan dan keagungan-Ku, jika engkau berbohong sekali saja dan tidak berkata benar dalam memberikan jawaban pada utusan-Ku, niscaya Aku (Allah) jadikan kamu (Setan) hancur menjadi debu yang dihempas oleh angin dan Aku (Allah) puaskan musuhmu (manusia) karena bencana yang menimpamu itu, (dengan ancaman itu Iblis takut dan berkata jujur).
Memulai Berdialog
Iblis : "Wahai Muhammad, sekarang aku datang kepadamu sebagaimana aku diperintahkan.  Sekarang tanyakanlah kepadaku apa yang engkau inginkan.  Jika aku tidak memuaskanmu tentang apa yang engkau tanyakan kepadaku, niscaya musuhku akan puas atas musibah yang akan menimpaku (karena aku pasti jadi debu).  Tiada beban yang lebih berat bagiku dari pada melihat para musuhku lega dengan apa yang menimpa diriku."
Rasulullah SAW : "Baiklah aku akan mulai bertanya kepadamu, "Jika engkau benar-benar jujur, maka beritahukanlah kepadaku orang yang paling engkau benci..?"
Iblis : "Engkau, wahai Muhammad, engkau adalah mahluk Allah yang paling aku benci, dan kemudian orang-orang yang mengikuti agamamu.  Artinya orang-orang yang mengikuti agama Allah dan tidak menyimpang dari ajaran-ajaran-Nya."
Rasulullah SAW : "Siapa lagi yang engkau benci..?"
Iblis : "Anak muda yang bertaqwa dan secara total menyerahkan seluruh jiwa dan raganya kepada Allah SWT."
Rasulullah SAW : "Lalu siapa lagi...?"
Iblis : "Orang Alim (yang berilmu) dan Wara' (menjaga diri dari syubhat) dan orang yang penyabar."
Rasulullah SAW : "Lalu siapa lagi..?"
Iblis : "Orang yang terus menerus dalam keadaan suci dan menjaga diri dari kotoran.  Yaitu orang yang selalu memperbaiki wudhunya.  Oleh karena itu banyak ahli ibadah yang selalu dalam kondisi suci (mempunyai wudhu) walaupun tidak akan melakukan shalat.  Begitu juga orang yang selalu menjaga dan membersihkan hatinya dari sifat su'uzhan (berprasangka buruk), iri hati, dengki dan sebagainya.  Kemudian orang yang menghilangkan penyakit hatinya, karena orang yang selalu bersih badan hatinya serta bersih dari dosa (selalu betaubat) orang itu dicintai Allah SWT seperti yang terdapat pada Al-Quran penutup ayat surah Al-Baqarah, "Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri." (QS al-Baqarah [2] : 222).
Rasulullah SAW : "Lalu siapa lagi..?"
Iblis : "Orang miskin (fakir) yang sabar dan tidak menceritakan atau mengadukan kefakiran dan keluh kesahnya kepada orang lain.  Keluh kesahnya hanya diadukan kepada Allah SWT semata, dan aku paling tidak senang kepada manusia yang dicintai Allah.  Bukankah Allah SWT mengatakan, "Dan Allah menyukai orang-orang yang sabar." (QS Ali-Imran [3] : 146).  Aku pasti menggoda orang seperti ini.  Dan ada kabar lagi dari Allah bahwa ampunan dan kesabaran merupakan laba dari sebuah perdagangan bagi Allah yang tidak akan ada ruginya dan hal-hal yang diutamakan, "Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan." (QS asy-Syura [42] : 43)."
Rasulullah SAW : "Bagaimana engkau tahu bahwa dia penyabar..?"
Iblis : "Wahai Muhammad, jika dia mengadukan keluh kesahnya kepada sesama mahluk selama tiga hari,  Tuhan tidak memasukkan dirinya ke dalam golongan orang-orang yang sabar.  Harus pula engkau ketahui, bahwa orang yang sabar dan bersyukur merupakan tanda kekuasaan Allah. Dalam Al-Qur'an Allah berkali-kali menyebutkan tentang orang-orang yang sabar sebagaimana yang terdapat dalam QS Ibrahim [14] : 5, QS Lukman [3] : 31, QS Saba' [34] : 19, QS asy-Syura [42] : 33.  Dan lebih dari itu, Allah akan memberikan martabat yang tinggi padanya.  Sebagai bukti, tidak-kah engkau ingat tentang Yusuf as. yang dengan kesabarannya menjadi orang yang dimuliakan Allah.  Dan aku pasti akan merusak kesabaran umatmu dengan tipuan-tipuanku sehingga mereka tidak akan mendapat keberuntungan."
Rasulullah SAW : "Lalu siapa lagi..?"
Iblis : "Orang yang pandai bersyukur."
Rasulullah SAW : "Bagaimana engkau tahu bahwa dia bersyukur..?"
Iblis : "Jika aku melihat dia mengambil dan meletakkan sesuatu pada tempatnya yang halal, tidak tamak, qanaah (menerima apa adanya pemberian Allah) dan selalu bersedekah dari kelebihan yang dia miliki.  Aku pasti menggoda orang seperti itu agar dia tidak lagi bersyukur dan aku akan menakut-nakutinya dengan kemiskinan dan mengajaknya berbuat kejahatan."  Di dalam Al-Qur'an dijelaskan, "Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu degan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); Sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia.  Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui." (QS al-Baqarah [2] : 268).
Rasulullah SAW : "Bagaimana keadaanmu jika umatku mengerjakan shalat..?"
Iblis : "Aku merasa panas dan gemetar, tetapi aku tetap mengintai dan menggodanya agar dia dapat berpaling."
Rasulullah SAW : "Mengapa sampai seperti itu wahai terlaknat..?"
Iblis : "Bukankah jika seorang hamba bersujud kepada Allah dengan sekali sujud saja, maka Allah mengangkat derajatnya satu tingkat.  Perintah sujud itu adalah awal dari murka Allah kepadaku sampai sekarang."  Itu tercantum dalam Al-Qur'an, "Dan (ingatlah) ketika kami berfirman kepada malaikat, "Sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali Iblis; dia enggan dan takabur dan adalah dia termasuk golongan orang-orang yang kafir." (QS al-Baqarah [2] : 34).
Rasulullah SAW : "Jika mereka berpuasa..?"
Iblis : "Aku terbelenggu sampai mereka berbuka puasa (dalam arti membatalkan puasanya) dengan makan dan minum atau melakukan perbuatan lain yang menyebabkan batal puasanya."
Rasulullah SAW : "Jika mereka menunaikan ibadah haji..?"
Iblis : "Aku menjadi gila, karena tidak tahu dari mana lagi aku akan memasukkan tipu daya.  Semua pintu sudah tertutup.  Bukankah dia sedang berkonsentrasi membaca talbiyah? Tetapi aku tetap mengintainya agar dia bisa takabur dalam beribadah."
Rasulullah SAW : "Jika mereka membaca Al-Qur'an..?"
Iblis : "Aduh, aku meleleh seperti timah meleleh di atas api."
Rasulullah SAW : "Jika mereka berzakat..?"
Iblis : "Seakan-akan orang orang berzakat itu mengambil gergaji atau kapak dan memotongku menjadi dua."
Rasulullah SAW : "Mengapa begitu, wahai Abu Murrah..?"
Iblis : "Bukankah ada empat manfaat dalam zakat itu yang menjadikan orang yang melakukannya jauh dariku.  1.) Tuhan menurunkan berkah atas hartanya.  2). Menjadikan orang yang berzakat disenangi mahluk-Nya yang lain.  3.) Menjadikan zakatnya sebagai penghalang atara dirinya dengan api neraka.  4.) Dengan zakat, Tuhan mencegah bencana dan malapetaka agar tidak menimpanya."
Rasulullah SAW : "Kapan engkau merasa mudah membujuk umatku..?"
Iblis : "Pada tiga saat (situasi)."  1.) Sewaktu dia marah, karena dia sendiri yang telah mengobarkan nafsunya.  2.) Di saat dia bingung menentukan pilihan. (pada saat itu aku menyusup dengan cepat).  3.) Sewaktu dua orang laki-laki dan perempuan yang bukan mahram berduaan (aku tunggu sampai mereka melakukan sesuatu)."
Rasulullah SAW : "Apa pendapatmu tentang Abu Bakar..?"
Iblis : "Wahai Muhammad, pada zaman Jahiliyah, sebelum menjadi pengikutmu dia tidak taat kepadaku, bagaimana mungkin di zaman Islam ini dia akan mentaatiku? aku sulit membujuknya, oleh karena itu dia aku tinggalkan."
Rasulullah SAW : "Apa pendapatmu tentang Umar..?"
Iblis : "Demi Tuhan, Aku takut bertemu dengan Umar karena ketegasannya dalam menyikapi perintah dan larangan syariat-mu."
Rasulullah SAW : Apa pendapatmu tentang Utsman..?"
Iblis : "Aku malu dengan orang yang para malaikat saja malu kepadanya."
Rasulullah SAW : "Apa pendapatmu tentang Ali bin Abu Thalib..?"
Iblis : "Andai saja aku dapat selamat darinya dan tidak pernah bertemu dengannya (menukar dirinya kepala dengan kepala), dan kemudian dia meninggalkanku,  tetapi dia sama sekali tidak pernah melakukan hal itu." (Ali bin Abu Thalib terkenal cerdas, jadi Iblis ingin menukarkan kepalanya).
Demikian Dialog antara Rasulullah SAW dengan Iblis Laknatullah pada artikel ini
Alhamdulillah....