Penelitian: Menikah, Nabi Isa Pun Poligami


Penelitian: Menikah, Nabi Isa Pun Poligami
 gambar-kartun-pernikahan-muslimah

Al Ustadz Khalid Al Athfi, mantan ketua Al Jam’iyah Asy-Syar’iyah li Al ‘Amilina bi Al Kitabi wa As Sunnah Al Muhammadiyah di Jiza, menulis sebuah penelitian yang cukup informatif melengkapi ayat dan hadits di atas tentang penikahan-pernikahan para nabi.

Menurut beliau, para nabi dan rasul itu bukan hanya menikah tetapi juga punya istri lebih dari satu orang. darulkautsar.net

Berikut adalah hasil penelitian beliau : Nabi Ibrahim Menikah 3 Kali Pertama kali beliau menikah dengan Sarah, karena tidak punya anak, maka beliau menikah lagi dengan Hajar yang memberinya anak yang bernama Nabi Ismail ‘alaihissalam. Lalu Sarah kemudian hamil dan melahirkan Nabi Ishak ‘alaihissalam. Istri ketiga nabi Ibrahim adalah Qutsurah, darinya tidak disebutkan ada keturunan atau tidak.

Nabi Ya’qub Menikah 5 Kali 
Nabi Ya’qub alaihissalam adalah anak dari Nabi Ishaq ‘alaihissalam, cucu dari Nabi Ibrahim ‘alaihissalam yang berjulukan Israil. Sebutan Bani Israil dinisbahkan kepada anak-anak beliau yang konon berjumlah 12 orang, hasil dari pernikahan dengan 5 orang istri. Di antara anak-anak beliau adalah Nabi Yusuf ‘alaihissalam dan Bunyamin.

Nabi Musa Menikah 4 Kali 
Nabi yang paling dibanggakan oleh Bani Israil atau Yahudi adalah Nabi Musa ‘alaihissalam. Beliau menikah 4 kali, salah satunya adalah Shafura (Zaphora), puteri Nabi ?Syu’aib ‘alaihissalam. Berkatalah dia : “Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun maka itu adalah dari kamu, maka aku tidak hendak memberati kamu. Dan kamu Insya Allah akan mendapatiku termasuk orang-orang yang baik”.(QS. Al-Qashash : 27)

Nabi Daud Menikah 9 Kali
Nabi Daud alaihissalam adalah salah seorang nabi dari kalangan Bani Israil yang memiliki kerajaan yang amat besar. Beliau disebutkan menikah 9 kali. Nabi Daud ini menjadi simbol dan perlambang bahwa keangkara-murkaan pasti akan dapat dikalahkan dengan iman dan keteguhan hati.

Nabi Sulaiman Menikah 1.000 Kali
Disebutkan bahwa Nabi Sulaiman alaihissalam memiliki istri sebanyak 1.000 orang. Pendapat lain menyebutkan istri beliau 300 orang dan 700 budak wanita. Ada sebuah atsar menyebutkan bahwa beliau menggilir 90 istrinya dalam semalam dan beliau berkata : “Aku akan menggilir istriku hingga dalam satu malam sehingga mereka masing-masing hamil dan melahirkan prajurit yang berperang di jalan Allah.”

Nabi Isa Ternyata Menikah bahkan Poligami
Kalau pun ada pendapat yang menyebutkan bahwa Nabi Isa alahissalam karena alasan khusus tidak menikah, maka harus ada dalil yang qath’i lewat jalur periwatan yang shahih, baik lewat ayat Al-Quran atau As-Sunnah yang bisa diterima. Selama tidak ada dalil tersebut, maka asumsi tidak menikahnya Nabi Isa alaihissalam harus tertolak dengan adanya keumuman ayat berikut : “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa Rasul sebelum kamu dan Kami memberikan kepada mereka isteri-isteri dan keturunan.” (QS. Ar Ra’d : 38) 

Di dalam Injil Matius disebutkan bahwa Nabi Isa alaihissalam bukan hanya sekedar tidak membujang, bahkan beliau menikah lebih dari satu perempuan. Beliau menikahi 5 orang wanita. Prof. Dr. Barbara Tiring, pakar theology dari University Of Australia yang telah melakukan penelitian atas apa yang disebut sebagai ‘Naskah Laut Mati’ selama lebih dari 20 tahun dan menghubungkannya dengan ayat-ayat Injil.
Sehingga dia berkesimpulan yang cukup kontroversial bagi umumnya pemeluk agama Kristen saat ini, bahwa nabi Isa bukan hanya beristri tetapi poligami.

Menurutnya upacara upacara pernikahan Nabi Isa berusaha dikaburkan oleh pihak Gereja. Misalnya dalam Injil Markus pasal 14 ayat 3 : Datanglah seorang perempuan dengan membawa buli buli pualam yang berisi minyak wangi murni yang mahal harganya, setelah dipecahkan buli buli itu dan dicurahkan minyak itu ke kepala Yesus.

Lukas pasal 7 ayat 37 menjelaskan bahwa Maria Magdalena membawa buli-buli pualam berisi minyak wangi, sambil menangis ia berdiri di belakang kaki Nabi Isa, kemudian dibasahinya dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya, menciuminya dan meminyakinya. Seorang perempuan membawa minyak wangi menyeka dan memberi minyak wangi ke rambutnya. Ini adalah upacara pernikahan bangsawan Yahudi.

Sebenarnya itu adalah perbuatan pihak gereja untuk menutupi fakta sejarah bahwa sesungguhnya Nabi Isa menikah. Barbara Tiring mengatakan bahwa pernikahan Nabi Isa dengan Magdalena sangat jelas dalam Injil, karena Maria datang meminyaki rambut Yesus dan menciumnya. Menurutnya ini adalah upacara pernikahan, karena tidak ada seorang perempuan mencium laki-laki yang bukan mahramnya melainkan dihukum mati. Kalau

Maria Magdalena tidak dihukum mati, asumsinya karena Maria Magdalena sedang menyelenggarakan upacara pernikahan dengan Yesus. Injil Matius, Markus, Lukas, Yohanes memang bungkam tentang pernikahan ini, namun Injil Philipus menjelaskan menyebutkan hal itu. Sayangnya Injil Philipus ini ditolak oleh Gereja yang kini berkuasa. Karena kalau Gereja menerima Injil Philipus bahwa beliau menikah, maka paham kerahiban yang selama ini mereka anut akan runtuh dengan sendirinya. Biarawan dan biarawati itu akan sia-sia saja mengabdi, karena ternyata yang mereka ikuti justru menikah, punya anak bahkan berpoligami.

Naskah Laut Mati bahkan menjelaskan kronologi perkawinan Yesus. Perkawinan Yesus yang pertama dengan Maria Magdalena pada hari Jum’at 22 september 30M pk 18:00pm yang bertempat di Ain Feshkha (Palestina) ini adalah kawin gantung. Kemudian pernikahan yang kedua pada hari Kamis 19 Maret 33M jam 24:00 bertempat di Ain Feshkha (Kana). Yesus kawin yang kedua kalinya dengan Maria Magdalena. Saat itu adalah saat sebelum Yesus di salib. Dan saat itu Yesus dan Maria Magdalena sudah bercampur dengan Istrinya. Ini di perlihatkan dalam Yohanes pasal 12 ayat 3. Kemudian di dalam Kisah Para Rasul, pasal 6 ayat 7, dijelaskan bahwa pada tanggal 14 Juni tahun 37 Masehi, lahirlah anak Nabi Isa yang pertama, yaitu Yesus Justus yang berbunyi : “and the words of God continued to spread”. Kemudian dijelaskan lagi pada tanggal 10 April tahun 44 Masehi, lahirlah anak Yesus yang ketiga yang tidak dijelaskan namanya. Selanjutnya pada malam selasa 17 Maret 50 Masehi, 17 tahun setelah resepsi dengan Maria Magdalena, Nabi Isa menikah untuk yang kedua kalinya dengan seorang wanita yang bernama Lydia.
  Sumber : http://fimadanit.com/2012/10/penelitian-menikah-nabi-isa-pun-poligami.html










Ghazwul Fikri (Perang Pemikiran)

Ghazwul Fikri
 (Perang Pemikiran)
  Definisi dan Gambaran Umum

Sumber: Syarah Rasmul Bayan Tarbiyah, ditulis oleh Jasiman Lc., penerbit AULIA PRESS.
Rasulullah SAW bersabda:
“Akan datang suatu masa di mana bangsa-bangsa memperebutkan kalian sebagaimana sekelompok pemakan memperebutkan makanan di nampan.”Para sahabat bertanya:“Apakah karena jumlah kami yang sedikit pada waktu itu wahai Rasulullah?”Rasulullah SAW menjawab:“Tidak! Bahkan jumlah kalian saat itu banyak, akan tetapi kalian saat itu seperti busa di lautan.”
Nubuat tersebut telah terbukti hari ini. Kaum muslim mengalami kemunduran karena telah melalaikan, mengesampingkan, atau pun meninggalkan Islam. Ketika itu terjadi, kita menjadi lemah, sehingga bangsa-bangsa jahiliyah memperebutkan kaum muslim dengan melancarkan intervensi dan invasinya secara politik, militer, dan ekonomi.

Kekuatan kaum muslim terletak pada aqidah dan agama. Ketika kaum muslim berpegang terguh pada Al-Qur’an dan Al-Hadits, mereka sangat kuat, bahkan kaum kafir tidak berdaya menghadapi kaum muslim. Saat itu, mereka berperang untuk mencari mati (syahid), sedangkan orang-orang kafir berperang untuk hidup.

Menyadari hal tersebut, kaum kafir menempuh cara lain untuk mengalahkan umat Islam, yaitu melalui perang intelektual dan kebudayaan.

1. Merusak akhlak
Dalam Kongres misionaris tahun 1930-an, Zweimmer, seorang Yahudi mengatakan di depan para peserta bahwa tugas kaum Zending yang sebenarnya adalah menjauhkan kaum muslim dari agamanya. Ketika kaum muslim jauh dari agamanya, mereka jauh juga hubungannya dengan Al-Khaliq, sehingga akan mengalami kebobrokan moral. Dampaknya, akan menyebabkan turunnya lenyapnya kebudayaan yang bernafaskan Islam. Dengan begitu, mereka akan lebih menyukai dan lebih mudah melakukan hal-hal yang sia-sia, bahkan yang dilarang. Akibatnya, Al-Qur’an dan Al-Hadits sudah dipegang teguh karena mereka lebih senang melakukan hal-hal yang menyimpang darinya.

2. Menghancurkan fikrah (visi)
Fikrah atau disebut juga ideologi atau pemikiran umat Islam telah menjadi lemah karena lemahnya aqidah. Kaum kafir menyebarkan syubuhat (sesuatu yang dapat menimbulkan keraguan) tentang Islam, Allah, Rasul, Al-Qur’an, dan syariat, sehingga kaum muslim meragukan agamanya sendiri. Beberapa muslim bertoleransi dalam aqidahnya.

3. Melarukan kepribadian
Akibat dari itu semua, kemudian lahirlah generasi muslim yang tidak berkepribadian. Mereka tidak percaya diri menampakkan identitas keislaman. Nama-nama, mode pakaian, bahasa, gaya hidup, pola pikir, semuanya mereka ganti dengan kebudayaan impor dari Barat. Sebagian tokoh mereka mengatakan bahwa apabila ingin maju, kita harus menjiplak Barat seutuhnya, sehingga dimulailah era westernisasi.

4. Pemurtadan
Pada kondisi yang lebih parah, bukan hanya kebudayaan dan pemikiran yang mereka jiplak dari Barat. Apalagi, pikiran sudah tercemari, gaya hidup sudah terwarnai, tidak ada lagi identitas Islam yang tersisa, akhirnya secara langsung maupun tidak langsung, aqidah pun mereka ganti dengan ideologi Barat.

5. Loyalitas kepada kaum kafir
Tidak perlu lagi mengerahkan tentara dan persenjataan. Dengan suka cita, kaum muslim sudah mengekor dan bersujud di kaki mereka.
 

mereka yang diserang tidak menjadikan mereka yang menyerang sebagai musuh malah cenderung menjadikan idola

 Setelah membaca uraian diatas  kita  jadi berpikir bahwa memang sekarang ini yang namanya ghazwul fikri sedang berkecamuk melanda manusia Indonesia yang mayoritas muslim. Ya ghuzwul fikri, atau biasa disebut perang pemikiran atau invansi nalar. Karena orang Indonesia yang mayoritas muslim ini apabila di perangi secara kasat mata dengan mengangkat senjata, dari pemimpin sampai rakyatnya akan melawan mati-matian sampai darah penghabisan.

Namun bagaimana kalau manusia Indonesia di perangi secara pelan pikirannya ?!? tentunya mereka tidak akan sadar bahwa sedang diserang secara ideology nya secara perlahan-lahan sampai suatu saat yang benar di salahkan dan yang salah di benarkan.

Teringat permainan di sekolah (ataupun di sebuah acara training untuk menghilangkan rasa kantuk) sang guru / instruktur maju kedepan untuk memulai permainan. Sambil mendekat papan tulisan, tangan kanan memegang kapur dan tangan kiri memegang penghapus. Ssang guru berkata pada muridnya, “ Kalau tangan kanan diangkat ucapkan secara serentak SPIDOL !! dan apabila tangan kiri diangkat ucapkan dengan keras PENGHAPUS !!” “Mengerti semua ?!?” maka murid2 dengan serentak berteriak “MENGERTI BU !!”
Maka permainan pun dimulai. Tangan kanan diangkat, “SPIDOL !!” tangan kiri diangkat “PENGHAPUS!!” begitu seterusnya sampai beberapa kali. Dan selama itupun selalu benar.

Dan sekarang permainan berlanjut. Masih memegang benda yang sama dan tidak dipindah tangan, sang guru berucap “ Kalau tangan kanan diangkat ucapkan secara serentak PENGHAPUS!! dan apabila tangan kiri diangkat ucapkan dengan keras SPIDOL!!” “Mengerti semua ?!?”
Pada saat itu kebanyakan murid masih bingung dengan perubahan yang drastis itu. Tangan kanan memegang SPIDOL disuruh teriak PENGHAPUS, sedang tangan kiri memegang PENGHAPUS, disuruh teriak SPIDOL. Permainanpun dimulai, tangan kanan diangkat ada yang teriak SPIDOL karena memang spidol yang diangkat. Ketika tangan kiri diangkat, masih saja da yang teriak PENGHAPUS karena memang memegang penghapus. Mereka yang teriak sesuai kenyataan ini disalahkan.

Permaianan dilanjutkan sampai para murid tidak salah lagi menyebut SPIDOL menjadi PENGHAPUS, dan PENGHAPUS menjadi SPIDOL. Secara kenyataan hal ini salah besar karena tidak mungkin SPIDOL menjadi PENHAPUS dan PENGHAPUS menjadi SPIDOL. Namun karena sudah pesanan yang dipaksakan, hal yang salah itu menjadi sesuatu yang benar.
Sampai disini saja sudah jelas sekali ada perang pemikiran yang sangat jelas. Sedang di negeri Indonesia ini pemaksaan ini dilakukan oleh semua hampir media baik cetak maupun elektronik. Tentunya apa yang dilakukan oleh media-media itu ada yang menjadi dalang yang support dengan lembaran lembaran bersejarah berwarna merah bergambar Sukarno-Hatta. Meskipun hal itu menyalahi sunatullah, yang HAQ menjadi BATHIL dan yang BATHIL menjadi HAQ.

Apa orang Indonesia mau menerima kenyataan yang salah itu ?!? tentu saja mereka menolak karena memamn tidak sesuai dengan suara hatinya. Namun karena pemaksaaan pemikiran itu (baca opini) dilakukan secara berkesinambungan dan sitematis maka otak (nalar) orang Indonesia berputar 180˚.
Dulu pacaran merupakan hal yang tabu (karena bertentangan dengan keyakinan agama) sekarang menjadi hal yang lumrah dan jamak dilakukan oleh anak dari keluarga muslim. Dulu manusia purba telajang dan berubah menjadi modern dengan di tandai muncul pakaian yang menutupi aurat, sekarang pikirannya berubah menjadi “modern” itu identik dengan pakainan buka-bukaan yang menguntungkan secara ekonomi bisa mengurangi bahan kainnya. Dulu indionesia tidak mengenal tempat maksiat yang bernama lokalisasi, sekarang….. tempat itu memang sangat diperlukan untuk gampangnya pengawasan. Dulu pasangan homo merupakan hal yang tabu karena merusak citra masyarakat, sekarang mereka yang merupakan pasangan homo meminta persamaan derajat karena sudah menjadi takdir dari Tuhan.

Dan masih banyak permasalahan yang dulu ditolak mentah-mentah namun sekarang orang Indonesia menerima dengan senang hati tanpa ada rasa bersalah dan malah menjadikan mereka yang BATHIL itu menjadi idola nya. Karena memang itu efek kedahsyatan perang pemikiran (ghazwul fikri). Mereka yang diserang tidak sadar bahwa pikirannya dirusak, mereka yang diserang tidak menjadikan mereka yang menyerang sebagai musuh malah cenderung menjadikan idola, mereka yang diserang tidak saja yang berada di garis depan peperangan namun sampai di lini belakang, mereka yang diserang tidak saja usia dewasa namun dimulai dari kanak-kanak dan semua itu tertutup dari Nur ilahi dari penghlihatan mereka.
Pernakah kita sadari bahwa kita sekarang ini sedang diserang secara terencana untuk menjauhkan kita umat muslim, jauh dari keyakinan nya, jauh dari ajaran agama, jauh dari Al Qur’an.
 

wallahu a'lam



 

 

 


Ghazwul Fikri / Penetrasi Pemikian Apa sih Ghazwul Fikri? “… Mereka tidak henti-hentinya memerangi kemu sehingga mereka dapat memurtadkan kamu dari agama (kepada kekafiran) jika mereka mampu…” (QS. Al Baqarah: 217). “Orang-orang yahudi dan nasrani tidak akan pernah rela kepadamu hingga kamu mengikuti millah mereka...” (QS. Al Baqarah : 120). Muqadimmah: Semenjak dihentikannya perang fisik berupa invasi militer di seluruh dunia, kolonialisme baru menggunakan berbagai saluran selain fisik, seperti ekonomi (iqtishadi), politik (siyasah), budaya (tsaqafah) dan terutama adalah pemikiran (fikrah). Seluruhnya menjadi sarana invasi bagi Barat sebagai simbol kolonial dan imperialis ke dunia Islam. Sejalan dengan itu, usaha Barat untuk melakukan invasi / penetrasi pemikiran sebagai sarana fundamental konstruksi budaya masyarakat ke dalam dunia Islam tidak akan pernah berhenti. Untuk itu, kita harus mengenal tahapan dan strategi mereka dalam melakukan Ghazwul Fikri ini. Hal ini terbukti dengan statemen perdana menteri Inggris Gleed Stone ”percuma memerangi umat islam, kita tidak akan mampu selama di dada pemuda islam masih ada Al Qur’an dan As Sunnah, tugas kita adalah mencabut Al Qur’an dan As Sunnah di hati mereka, baru kita menang dan menguasai mereka’. Menteri luar negeri Italia mengatakan “perang dingin diantara Barat dan Timur telah berakhir, tetapi timbul lagi pertarungan baru yaitu pertarungan antara Barat dan Islam. Bagi barat tidak ada lagi yang bisa mengalahkan peradaban mereka kecuali kebangkitan Isla (Showwah Islamiyah) dan gerakan kaum muslimin yang terdiri atas kaum fundamentalis yang tidak takut mati sekalipun tidak dipersenjatai peluru…” اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ ، وَمِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ "Ya Allah, Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari siksaan kubur, siksa neraka Jahanam, fitnah kehidupan dan setelah mati, serta dari kejahatan fitnah Almasih Dajjal." (HR. Bukhari-Muslim) Secara Bahasa A. Pengertian Ghazwul Fikri Ghazwul Fikri terdiri dari dua suku kata yaitu Ghazwah dan Fikr. Ghazwah berarti serangan, serbuan atau invansi. Sedangkan Fikr berarti pemikiran. Jadi, menurut bahasa Ghazwul Fikri adalah serangan atau serbuan didalam qital (perang) atau Ghazwul Fikri secara bahasa diartikan sebagai invansi / penetrasi pemikiran. Secara Istilah Secara istilah, Ghazwul Fikri adalah penyerangan dengan berbagai cara terhadap pemikiran umat islam guna merubah apa yang ada didalamnya sehingga tidak lagi bisa mengeluarkan darinya hal–hal yang benar karena telah tercampur aduk dengan hal–hal yang tidak islami. B. Makna Invansi Pemikiran (Ghazwul Fikri) Invansi / Penetrasi / serangan pemikiran atau dalam bahasa arab dinamakan ghazwul fikri dan dalam bahasa inggris disebut dengan brain washing, thought control, menticide adalah istilah yang menunjukkan kepada suatu program yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis dan terstruktur oleh musuh– musuh islam untuk melakukan pendangkalan pemikiran dan cuci otak kepada kaum muslimin. Hal ini mereka lakukan agar kaum muslimin tunduk dan mengikuti cara hidup mereka sehingga melanggengkan kepentingan mereka untuk menjajah / mengeksploitasi sumber daya milik kaum muslimin. C. Kelebihan–Kelebihan Invansi Pemikiran (Ghazwul Fikri) Invansi pemikiran atau ghazwul fikri dilakukan oleh para musuh islam dengan pertimbangan–pertimbangan bahwa dibandingkan dengan melakukan peperangan militer atau fisik, maka ghazwul fikri memiliki kelebihan–kelebihan sebagai berikut : Aspek Perang Fisik Ghazwul Fikri Biaya Sangat mahal Murah dan dikembalikan Jangkauan Terbatas di front Sampai ke rumah-rumah Obyek Obyek merasakan Sama sekali tidak merasa Dampak Mengadakan perlawanan Menjadikan idola Persenjataan Senjata berat Slogan, teori, iklan D. Sejarah Ghazwul Fikri Sejarah Ghazwul Fikri sudah ada setua umur manusia, makhluk yang pertama kali melakukannya adalah iblis laknatullah ketika berkata kepada Adam as., “ Sesungguhnya Allah melarang kalian memakan buah ini supaya kalian berdua tidak menjadi malaikat dan tidak dapat hidup abadi. “ (Q.S.al–A’Raaf:20) Dalam perkataannya ini iblis tidak menyatakan bahwa Allah tidak melarang kalian…karena itu akan bertentangan dengan informasi yang telah diterima oleh Adam as., tetapi iblis mengemas dan menyimpangkan makna perintah Allah SWT. Sesuai dengan keinginannya, yaitu dengan menambahkan alas an pelarangan Allah yang dibuat sendiri. Iblis tahu bahwa Adam as tidak punya pengetahuan tentang sebab tersebut. Demikianlah para murid–murid iblis dimasa kini selalu berusaha melakukan ghazwul fikri dengan menyimpangkan fakta dan informasi yang ada sesuai dengan maksud jahatnya. Setan melakukannya dengan cara yang sangat halus dan licin. Akibatnya, hanya orang–orang yang dirahmati Allah SWT yang mampu mengetahuinya. E. Bidang–Bidang Yang di serang 1. Pendidikan Pendidikan adalah aspek penting yang menentukan maju atau mundurnya suatu bangsa. Oleh sebab itu, bidang pendidikan merupakan target utama dari ghazwul fikri . Ghazwul fikri yang dilakukan dibidang pendidikan, diantaranya dengan membuat sedikitnya porsi pendidikan agama di sekolah–sekolah umum (hanya 2 jam sepekan). Hal ini berdampak fatal pada fondasi agama yang dimiliki oleh para siswa. Dengan lemahnya basis agama mereka, maka terjadilah tawuran, seks bebas pelajar yang meningkatkan AIDS, penyalahgunaan narkoba, vandalism, dan sebagaimananya. Ini adalah dampak jangka pendek. Sedangkan dampak jangka panjangnya lebih berbahaya, yaitu rendahnya kualitas pemahaman agama para calon pemimpin bangsa dimasa depan. Ghazwul fikri lainnya dibidang ini adalah pada teknis belajarnya yang campur baur antara pria dan wanita yang jelas tidak sesuai dan banyak menimbulkan pelanggaran terhadap syariat. 2. Sejarah Sejarah yang diajarkan perlu ditinjau ulang dan disesuaikan dengan semangat islam. Materi tentang sejarah dunia dan ilmu pengetahuan telah ghazwul fikri habis–habisan sehingga hamper tidak ditemui sama sekali pemaparan tentang sejarah para ilmuan islam dan sumbangannya dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Dalam sejarah yang dibahas hanyalah ilmuan kafir yang pada akhirnya membuat generasi muda menjadi silau dengan tokoh–tokoh kafir dan minder terhadap sejarahnya sendiri. Ketika berbicara tentang sejarah islam, di benak mereka hanyalah terbayang sejarah peperangan dengan pedang dan darah sebagaimana yang selalu digambarkan dalam kaca mata barat. Hal ini lebih diperparah dengan sejarah nasional dan penamaan perguruan tinggi, gedung–gedung, perlambangan, penghargaan dan pusat ilmu lainnya dengan bahasa Hindu Sanksekerta, sehinga semakin hilanglah mutiara kegemilangan islam dihati para generasi muda. 3. Ekonomi Ghazwul fikri yang terjadi dibidang ekonomi adalah konsekuensi dari motto ekonomi yaitu, mencari keuntungan sebesar–besarnya dengan pengorbanan sekecil–kecilnya. Ketika motto ini ditelan habis–habisan tanpa dilakukan filterisasi, maka tidak lagi memperhatikan halal atau haram, yang penting adalah bagaimana supaya untung sebesar–besarnya. Hal lain yang perlu dicermati dalam system ekonomi kapitalisme, yaitu monopoli, riba dan pemihakan elit kepada para konglomerat. Mengenai monopoli sudah tidak perlu dibahas lagi, cukup jika dikatakan bahwa Amerika Serikat sendiri telah diberlakukan UU anti–trust (bagaimana di Indonesia?). Tentang riba dan haramnya bunga bank rasanya bukan pada tempatnya jika dibahas disini, cukup dikatakan bahwa munculnya dan berkembangnya bank tanpa bunga (bagi hasil), fatwa MUI, fatwa Universita Al Azhar Mesir, kesepakatan para ulama islam dunia membuktikan bahaya bunga bank dan haramnya dalam islam. Tentang keberpihakan kepada para konglomerat, semoga dengan perkembangan era reformasi saat ini dapat diperbaiki. 4. Ilmu Alam dan Sosial Pada bidang ilmu–ilmu alam, ghazwul fikrii terbesar yang dilakukan adalah dengan dilakukannya sekularisasi antara ilmu pengetahuan dengan ilmu agama. Bahaya lainnya adalah penisbatan teori–teori ilmu pengetahuan kepada para ilmuan tanpa mengembalikannya kepada sang pemberi dan pemilik ilmu, sehingga mengakibatkan kekaguman dan pujian hanya berhenti pada diri para ilmuwan dan tidak bermuara kepada Allah SWT. Hal lain adalah berkembangnya berbagai teori–teori sesaat yang sebenarnya belum diterima secara ilmiah, tetapi disebarkan secara besar–besaran oleh kelompok–kelompok tertentu untuk menimbulkan keraguan pada agama. Misalnya, teori tentang asal usul makhluk hidup (the origins of species) dari Darwin (yang sebenarnya merupakan kelanjutan dari penemuan Herbert Spencer) yang sebenarnya masih ada the missing link yang belum dapat menghubungkan antara manusia dank era, tapi sudah “ diindoktrinasikan “ kemana–mana. Atau, teori Libido seksualnya Freud, yang menyatakan bahwa jika manusia tidak dibebaskan sebebas–bebasnya keinginan seksualnya akan mengakibatkan terjadinya gangguan kejiwaan. Teori ini sudah dibantah secara ilmiah dan pencetusnya sendiri (Freud) yang terus menggembar–gemborkan kebebasan seksual, ternyata mati karena menderita penyakit kejiwaan (psikopath). 5. Bahasa Ghazwul fikri dibidang bahasa adalah dengan tidak diajarkannya bahasa al– Qur’an di sekolah–sekolah karena menganggapnya tidak perlu. Hal yang nampaknya remeh ini sebenarnya sanagt besar akibatnya dan menjadi bencana bagi kaum muslimin Indonesia secara umum. Dengan tidak memahami al–Qur’an, mayoritas kaum muslimin menjadi tidak mengerti apa kandungan al–Qur’an, seperti firman Allah dalam surah Al Baqarah :78 artinya “ Dan diantara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui Al–Kitab (taurat), kecuali dongengan bohong belaka dan mereka hanya menduga–duga “. Akibatnya, al–Qur’an menjadi sekedar bacaan tanpa arti (al–Qur’an hanya dinikmati iramanya seperti layaknya lagu–lagu dan nyayian belaka, yang akhirnya ditinggalkan seperti yang disebutkan dalam surah Al Furqaan : 30 yang artinya “ Berkata Rasul : Ya tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan al–Qur’an ini suatu yang tidak diacuhkan “ dan surah Al Furqaan:31 yang artinya “ Dan seperti itulah, setelah kami adakan bagi tiap–tiap nabi, musuh dari orang–orang yang berdosa dan cukuplah Tuhanmu menjadi pemberi petunjuk dan penolong “) Dampak lain dari kebodohan terhadap bahasa al–Qur’an adalah terputusnya hubungan kaum muslimin dengan perbendaharaan ilmu–ilmu keislaman yang telah disusun dan dibukukan selama hampir 1000 tahun oleh para pakar dan ilmuwan islam terdahulu yang jumlahnya mencapai jutaan judul buku, mencakup bidang–bidang akidah, tafsir, hadist, fiqih, sirah, tarikh, ulumul qur’an, tazkiyyah dan sebagainya. 6. Hukum Ghazwul fikri pada aspek hukum adalah penggunaan acuan hukum warisan kolonial yang masih dipertahankan sebagai hukum yang berlaku, reduksi, dan penghapusan hukum Allah SWT dan Rasul–Nya. Rasa takut dan alergi terhadap segala yang berbau syariat islam merupakan keberhasilan ghazwul fikri dibidang ini. Penggambaran potong tangan bagi pencuri dan rajam bagi penzina selalu ditonjolkan saat pembicaraan–pembicaraan tentang kemungkinan adopsi terhadap beberapa hukum islam. Mereka melupakan bahwa hukum islam berpihak (melindungi) korban kejahatan, sehingga hukuman keras dijatuhkan kepada pelaku kejahatan agar perbuatannya tidak terulang dan orang lain takut untuk berbuat yang sama. Sebaliknya, hukum barat berpihak (melindungi) pelaku kejahatan, sehingga dengan hukuman tersebut memungkinkannya untuk mengulang lagi kejahatannya karena ringannya hukuman tersebut. Laporan menunjukkan bahwa tingkat perkosaan yang terjadi di Kanada selama sehari sama dengan kejahatan yang sama di Kuwait selama 12 tahun, bahkan pooling yang dilakukan di masyarakat Amerika Serikat menunjukkan bahwa 1 dari 3 masyarakat Amerika Serikat menyetujui dijatuhkannya hukuman mati untuk pemerkosa. 7. Pengiriman pelajar dan mahasiswa ke Luar Negeri Ghazwul fikri dibidang ini terjadi dalam dua aspek, yaitu : Brain drain dan Brain Washing. Brain drain adalah pelarian para intelektual dari negara– negara islam ke negara–negara maju karena insentif yang lebih besar dan fasilitas hidup yang lebih mewah bagi para pekerja disana. Hal ini menyebabkan lambatnya pembangunan di negara–negara islam dan semakin cepatnya kemajuan di negara–negara barat. Data penelitian tahun 1996 menyebutkan bahwa perbandingan SDM bergelar doctor (S3) di Indonesia baru 60 per sejuta penduduk, di Amerika Serikat dan Eropa antara 2500–3000 orang per sejuta, dan di Israel mencapai 16.000 per sejuta penduduk. Sementara brain washing (cuci otak) dialami oleh para intelektual yang sebagian besar berangkat ke negara–negara barat tanpa dibekali dengan dasar–dasar keislaman yang cukup. Akibatnya, mereka pulang dengan membawa pola piker dan perilaku yang bertentangan dengan nilai–nilai islam. Bahkan secara sadar atau tidak, mereka ikut andil dalam membantu melanggengkan kepentingan barat dinegara mereka. 8. Media massa Berbicara mengenai ghazwul fikri yang terjadi dalam media massa, maka dapat dipilah pada aspek – aspek sebagai berikut : Aspek kehadirannya Terjadinya perubahan penjadwalan kegiatan sehari–hari dalam keluarga muslim, missal TV. Dulu selepas maghrib, anak–anak biasanya mengaji dan belajar agama. Sekarang, selepas maghrib anak–anak menonton acara–acara TV yang kebanyakan merusak dan tidak bermanfaat. Sementara bagi para remaja dan orang tua dibandingkan dating ke pengajian dan majlis–majlis taklim, mereka lebih senang menghabiskan waktunya dengan menonton TV. Sebenarnya TV dapat menjadi srana dakwah yang luar biasa (sesuai dengan teori komunikasi yang menyatkan bahwa media audio–visual memiliki pengaruh yang tertinggi dalam membentuk kepribadian baik pada tingkat individu maupun masyarakat) asal dikemas dan dirancang sesuai dengan nilai –nilai islam. Aspek isinya Berbicara mengenai isi yang ditampilkan oleh media massa yang merupakan produk ghazwul fikri diantaranya adalah mengenai penokohan–penokohan atau orang–orang yang diidolakan. Media massa yang ada tidak berusaha ikut mendidik bangsa dan masyarakat dengan menokohkan para ulama, ilmuwan, dan orang–orang yang dapat mendorong membangun bangsa agar mencapai kemajuan IMTAK dan IPTEK sebagaimana yang digembar–gemborkan. Tetapi sebaliknya, justru tokoh yang terus menerus diekspos dan ditampilkan adalah para selebriti yang menjalankan gaya hidup borjuis, menghambur–hamburkan uang (tabdzir), jauh dari memiliki IPTEK apalagi nilai–nilai agama. Hal ini jelas besar dampaknya pada generasi muda dalam memilih dan menentukan gaya hidup, cita–citanya dan tentunya pada kualitas bangsa dan Negara. Produk lain dari ghazwul fikri yang menonjol dalam media TV, misalnya porsi film–film islami yang dapat dikatakan tidak ada. Film yang diputar 90% adalah film bergaya barat, sisanya adalah film nasional (yang juga bergaya barat), film–film mandarin dan film–film india. F. Sasaran dilakukannya Invansi Pemikiran (Ghazwul Fikri) Sasaran dari ghazwul fikri adalah sebagai berikut : Agar kaum muslimin menjadi condong sedikit terhadap gaya, perilaku dan pola pikir barat, seperti dalam Q.S. Al Israa:73 yang artinya "Dan sesungguhnya mereka hampir memalingkan kamu dari apa yang telah kami wahyukan kepadamu, agar kamu membuat yang lain secara bohong terhadap kami, dan kalau sudah begitu tentulah mereka mengambil kamu jadi sahabat yang setia". Q.S. Al Israa:74 yang artinya “Dan kalau kami tidak memperkuatkan (hati)mu, niscaya kamu hampir condong sedikit kepada mereka.” Q.S. Al Israa : 75 yang artinya “Kalau terjadi demikian, benar– benarlah kami akan rasakan kepadamu (siksaan) berlipat–lipat ganda didunia ini dan begitu (pula siksaan) berlipat ganda sesudah mati, dan kamu tidak akan mendapat seorang penolongpun terhadap kami.” Dan Q.S.Al Israa:76 yang artinya “ Dan sesungguhnya benar–benar mereka hamper membuatmu gelisah di negeri (mekah) untuk mengusirmu daripadanya dan kalau terjadi demikian, niscaya sepeninggalmu mereka tidak tinggal sebentar saja.” Setelah kaum muslimin condong sedikit, tahapan selanjutnya adalah agar kaum muslimin mengikuti sebagian dari gaya, perilaku dan pola pikir mereka.
Ghazwul Fikri / Penetrasi Pemikian Apa sih Ghazwul Fikri? “… Mereka tidak henti-hentinya memerangi kemu sehingga mereka dapat memurtadkan kamu dari agama (kepada kekafiran) jika mereka mampu…” (QS. Al Baqarah: 217). “Orang-orang yahudi dan nasrani tidak akan pernah rela kepadamu hingga kamu mengikuti millah mereka...” (QS. Al Baqarah : 120). Muqadimmah: Semenjak dihentikannya perang fisik berupa invasi militer di seluruh dunia, kolonialisme baru menggunakan berbagai saluran selain fisik, seperti ekonomi (iqtishadi), politik (siyasah), budaya (tsaqafah) dan terutama adalah pemikiran (fikrah). Seluruhnya menjadi sarana invasi bagi Barat sebagai simbol kolonial dan imperialis ke dunia Islam. Sejalan dengan itu, usaha Barat untuk melakukan invasi / penetrasi pemikiran sebagai sarana fundamental konstruksi budaya masyarakat ke dalam dunia Islam tidak akan pernah berhenti. Untuk itu, kita harus mengenal tahapan dan strategi mereka dalam melakukan Ghazwul Fikri ini. Hal ini terbukti dengan statemen perdana menteri Inggris Gleed Stone ”percuma memerangi umat islam, kita tidak akan mampu selama di dada pemuda islam masih ada Al Qur’an dan As Sunnah, tugas kita adalah mencabut Al Qur’an dan As Sunnah di hati mereka, baru kita menang dan menguasai mereka’. Menteri luar negeri Italia mengatakan “perang dingin diantara Barat dan Timur telah berakhir, tetapi timbul lagi pertarungan baru yaitu pertarungan antara Barat dan Islam. Bagi barat tidak ada lagi yang bisa mengalahkan peradaban mereka kecuali kebangkitan Isla (Showwah Islamiyah) dan gerakan kaum muslimin yang terdiri atas kaum fundamentalis yang tidak takut mati sekalipun tidak dipersenjatai peluru…” اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ ، وَمِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ "Ya Allah, Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari siksaan kubur, siksa neraka Jahanam, fitnah kehidupan dan setelah mati, serta dari kejahatan fitnah Almasih Dajjal." (HR. Bukhari-Muslim) Secara Bahasa A. Pengertian Ghazwul Fikri Ghazwul Fikri terdiri dari dua suku kata yaitu Ghazwah dan Fikr. Ghazwah berarti serangan, serbuan atau invansi. Sedangkan Fikr berarti pemikiran. Jadi, menurut bahasa Ghazwul Fikri adalah serangan atau serbuan didalam qital (perang) atau Ghazwul Fikri secara bahasa diartikan sebagai invansi / penetrasi pemikiran. Secara Istilah Secara istilah, Ghazwul Fikri adalah penyerangan dengan berbagai cara terhadap pemikiran umat islam guna merubah apa yang ada didalamnya sehingga tidak lagi bisa mengeluarkan darinya hal–hal yang benar karena telah tercampur aduk dengan hal–hal yang tidak islami. B. Makna Invansi Pemikiran (Ghazwul Fikri) Invansi / Penetrasi / serangan pemikiran atau dalam bahasa arab dinamakan ghazwul fikri dan dalam bahasa inggris disebut dengan brain washing, thought control, menticide adalah istilah yang menunjukkan kepada suatu program yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis dan terstruktur oleh musuh– musuh islam untuk melakukan pendangkalan pemikiran dan cuci otak kepada kaum muslimin. Hal ini mereka lakukan agar kaum muslimin tunduk dan mengikuti cara hidup mereka sehingga melanggengkan kepentingan mereka untuk menjajah / mengeksploitasi sumber daya milik kaum muslimin. C. Kelebihan–Kelebihan Invansi Pemikiran (Ghazwul Fikri) Invansi pemikiran atau ghazwul fikri dilakukan oleh para musuh islam dengan pertimbangan–pertimbangan bahwa dibandingkan dengan melakukan peperangan militer atau fisik, maka ghazwul fikri memiliki kelebihan–kelebihan sebagai berikut : Aspek Perang Fisik Ghazwul Fikri Biaya Sangat mahal Murah dan dikembalikan Jangkauan Terbatas di front Sampai ke rumah-rumah Obyek Obyek merasakan Sama sekali tidak merasa Dampak Mengadakan perlawanan Menjadikan idola Persenjataan Senjata berat Slogan, teori, iklan D. Sejarah Ghazwul Fikri Sejarah Ghazwul Fikri sudah ada setua umur manusia, makhluk yang pertama kali melakukannya adalah iblis laknatullah ketika berkata kepada Adam as., “ Sesungguhnya Allah melarang kalian memakan buah ini supaya kalian berdua tidak menjadi malaikat dan tidak dapat hidup abadi. “ (Q.S.al–A’Raaf:20) Dalam perkataannya ini iblis tidak menyatakan bahwa Allah tidak melarang kalian…karena itu akan bertentangan dengan informasi yang telah diterima oleh Adam as., tetapi iblis mengemas dan menyimpangkan makna perintah Allah SWT. Sesuai dengan keinginannya, yaitu dengan menambahkan alas an pelarangan Allah yang dibuat sendiri. Iblis tahu bahwa Adam as tidak punya pengetahuan tentang sebab tersebut. Demikianlah para murid–murid iblis dimasa kini selalu berusaha melakukan ghazwul fikri dengan menyimpangkan fakta dan informasi yang ada sesuai dengan maksud jahatnya. Setan melakukannya dengan cara yang sangat halus dan licin. Akibatnya, hanya orang–orang yang dirahmati Allah SWT yang mampu mengetahuinya. E. Bidang–Bidang Yang di serang 1. Pendidikan Pendidikan adalah aspek penting yang menentukan maju atau mundurnya suatu bangsa. Oleh sebab itu, bidang pendidikan merupakan target utama dari ghazwul fikri . Ghazwul fikri yang dilakukan dibidang pendidikan, diantaranya dengan membuat sedikitnya porsi pendidikan agama di sekolah–sekolah umum (hanya 2 jam sepekan). Hal ini berdampak fatal pada fondasi agama yang dimiliki oleh para siswa. Dengan lemahnya basis agama mereka, maka terjadilah tawuran, seks bebas pelajar yang meningkatkan AIDS, penyalahgunaan narkoba, vandalism, dan sebagaimananya. Ini adalah dampak jangka pendek. Sedangkan dampak jangka panjangnya lebih berbahaya, yaitu rendahnya kualitas pemahaman agama para calon pemimpin bangsa dimasa depan. Ghazwul fikri lainnya dibidang ini adalah pada teknis belajarnya yang campur baur antara pria dan wanita yang jelas tidak sesuai dan banyak menimbulkan pelanggaran terhadap syariat. 2. Sejarah Sejarah yang diajarkan perlu ditinjau ulang dan disesuaikan dengan semangat islam. Materi tentang sejarah dunia dan ilmu pengetahuan telah ghazwul fikri habis–habisan sehingga hamper tidak ditemui sama sekali pemaparan tentang sejarah para ilmuan islam dan sumbangannya dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Dalam sejarah yang dibahas hanyalah ilmuan kafir yang pada akhirnya membuat generasi muda menjadi silau dengan tokoh–tokoh kafir dan minder terhadap sejarahnya sendiri. Ketika berbicara tentang sejarah islam, di benak mereka hanyalah terbayang sejarah peperangan dengan pedang dan darah sebagaimana yang selalu digambarkan dalam kaca mata barat. Hal ini lebih diperparah dengan sejarah nasional dan penamaan perguruan tinggi, gedung–gedung, perlambangan, penghargaan dan pusat ilmu lainnya dengan bahasa Hindu Sanksekerta, sehinga semakin hilanglah mutiara kegemilangan islam dihati para generasi muda. 3. Ekonomi Ghazwul fikri yang terjadi dibidang ekonomi adalah konsekuensi dari motto ekonomi yaitu, mencari keuntungan sebesar–besarnya dengan pengorbanan sekecil–kecilnya. Ketika motto ini ditelan habis–habisan tanpa dilakukan filterisasi, maka tidak lagi memperhatikan halal atau haram, yang penting adalah bagaimana supaya untung sebesar–besarnya. Hal lain yang perlu dicermati dalam system ekonomi kapitalisme, yaitu monopoli, riba dan pemihakan elit kepada para konglomerat. Mengenai monopoli sudah tidak perlu dibahas lagi, cukup jika dikatakan bahwa Amerika Serikat sendiri telah diberlakukan UU anti–trust (bagaimana di Indonesia?). Tentang riba dan haramnya bunga bank rasanya bukan pada tempatnya jika dibahas disini, cukup dikatakan bahwa munculnya dan berkembangnya bank tanpa bunga (bagi hasil), fatwa MUI, fatwa Universita Al Azhar Mesir, kesepakatan para ulama islam dunia membuktikan bahaya bunga bank dan haramnya dalam islam. Tentang keberpihakan kepada para konglomerat, semoga dengan perkembangan era reformasi saat ini dapat diperbaiki. 4. Ilmu Alam dan Sosial Pada bidang ilmu–ilmu alam, ghazwul fikrii terbesar yang dilakukan adalah dengan dilakukannya sekularisasi antara ilmu pengetahuan dengan ilmu agama. Bahaya lainnya adalah penisbatan teori–teori ilmu pengetahuan kepada para ilmuan tanpa mengembalikannya kepada sang pemberi dan pemilik ilmu, sehingga mengakibatkan kekaguman dan pujian hanya berhenti pada diri para ilmuwan dan tidak bermuara kepada Allah SWT. Hal lain adalah berkembangnya berbagai teori–teori sesaat yang sebenarnya belum diterima secara ilmiah, tetapi disebarkan secara besar–besaran oleh kelompok–kelompok tertentu untuk menimbulkan keraguan pada agama. Misalnya, teori tentang asal usul makhluk hidup (the origins of species) dari Darwin (yang sebenarnya merupakan kelanjutan dari penemuan Herbert Spencer) yang sebenarnya masih ada the missing link yang belum dapat menghubungkan antara manusia dank era, tapi sudah “ diindoktrinasikan “ kemana–mana. Atau, teori Libido seksualnya Freud, yang menyatakan bahwa jika manusia tidak dibebaskan sebebas–bebasnya keinginan seksualnya akan mengakibatkan terjadinya gangguan kejiwaan. Teori ini sudah dibantah secara ilmiah dan pencetusnya sendiri (Freud) yang terus menggembar–gemborkan kebebasan seksual, ternyata mati karena menderita penyakit kejiwaan (psikopath). 5. Bahasa Ghazwul fikri dibidang bahasa adalah dengan tidak diajarkannya bahasa al– Qur’an di sekolah–sekolah karena menganggapnya tidak perlu. Hal yang nampaknya remeh ini sebenarnya sanagt besar akibatnya dan menjadi bencana bagi kaum muslimin Indonesia secara umum. Dengan tidak memahami al–Qur’an, mayoritas kaum muslimin menjadi tidak mengerti apa kandungan al–Qur’an, seperti firman Allah dalam surah Al Baqarah :78 artinya “ Dan diantara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui Al–Kitab (taurat), kecuali dongengan bohong belaka dan mereka hanya menduga–duga “. Akibatnya, al–Qur’an menjadi sekedar bacaan tanpa arti (al–Qur’an hanya dinikmati iramanya seperti layaknya lagu–lagu dan nyayian belaka, yang akhirnya ditinggalkan seperti yang disebutkan dalam surah Al Furqaan : 30 yang artinya “ Berkata Rasul : Ya tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan al–Qur’an ini suatu yang tidak diacuhkan “ dan surah Al Furqaan:31 yang artinya “ Dan seperti itulah, setelah kami adakan bagi tiap–tiap nabi, musuh dari orang–orang yang berdosa dan cukuplah Tuhanmu menjadi pemberi petunjuk dan penolong “) Dampak lain dari kebodohan terhadap bahasa al–Qur’an adalah terputusnya hubungan kaum muslimin dengan perbendaharaan ilmu–ilmu keislaman yang telah disusun dan dibukukan selama hampir 1000 tahun oleh para pakar dan ilmuwan islam terdahulu yang jumlahnya mencapai jutaan judul buku, mencakup bidang–bidang akidah, tafsir, hadist, fiqih, sirah, tarikh, ulumul qur’an, tazkiyyah dan sebagainya. 6. Hukum Ghazwul fikri pada aspek hukum adalah penggunaan acuan hukum warisan kolonial yang masih dipertahankan sebagai hukum yang berlaku, reduksi, dan penghapusan hukum Allah SWT dan Rasul–Nya. Rasa takut dan alergi terhadap segala yang berbau syariat islam merupakan keberhasilan ghazwul fikri dibidang ini. Penggambaran potong tangan bagi pencuri dan rajam bagi penzina selalu ditonjolkan saat pembicaraan–pembicaraan tentang kemungkinan adopsi terhadap beberapa hukum islam. Mereka melupakan bahwa hukum islam berpihak (melindungi) korban kejahatan, sehingga hukuman keras dijatuhkan kepada pelaku kejahatan agar perbuatannya tidak terulang dan orang lain takut untuk berbuat yang sama. Sebaliknya, hukum barat berpihak (melindungi) pelaku kejahatan, sehingga dengan hukuman tersebut memungkinkannya untuk mengulang lagi kejahatannya karena ringannya hukuman tersebut. Laporan menunjukkan bahwa tingkat perkosaan yang terjadi di Kanada selama sehari sama dengan kejahatan yang sama di Kuwait selama 12 tahun, bahkan pooling yang dilakukan di masyarakat Amerika Serikat menunjukkan bahwa 1 dari 3 masyarakat Amerika Serikat menyetujui dijatuhkannya hukuman mati untuk pemerkosa. 7. Pengiriman pelajar dan mahasiswa ke Luar Negeri Ghazwul fikri dibidang ini terjadi dalam dua aspek, yaitu : Brain drain dan Brain Washing. Brain drain adalah pelarian para intelektual dari negara– negara islam ke negara–negara maju karena insentif yang lebih besar dan fasilitas hidup yang lebih mewah bagi para pekerja disana. Hal ini menyebabkan lambatnya pembangunan di negara–negara islam dan semakin cepatnya kemajuan di negara–negara barat. Data penelitian tahun 1996 menyebutkan bahwa perbandingan SDM bergelar doctor (S3) di Indonesia baru 60 per sejuta penduduk, di Amerika Serikat dan Eropa antara 2500–3000 orang per sejuta, dan di Israel mencapai 16.000 per sejuta penduduk. Sementara brain washing (cuci otak) dialami oleh para intelektual yang sebagian besar berangkat ke negara–negara barat tanpa dibekali dengan dasar–dasar keislaman yang cukup. Akibatnya, mereka pulang dengan membawa pola piker dan perilaku yang bertentangan dengan nilai–nilai islam. Bahkan secara sadar atau tidak, mereka ikut andil dalam membantu melanggengkan kepentingan barat dinegara mereka. 8. Media massa Berbicara mengenai ghazwul fikri yang terjadi dalam media massa, maka dapat dipilah pada aspek – aspek sebagai berikut : Aspek kehadirannya Terjadinya perubahan penjadwalan kegiatan sehari–hari dalam keluarga muslim, missal TV. Dulu selepas maghrib, anak–anak biasanya mengaji dan belajar agama. Sekarang, selepas maghrib anak–anak menonton acara–acara TV yang kebanyakan merusak dan tidak bermanfaat. Sementara bagi para remaja dan orang tua dibandingkan dating ke pengajian dan majlis–majlis taklim, mereka lebih senang menghabiskan waktunya dengan menonton TV. Sebenarnya TV dapat menjadi srana dakwah yang luar biasa (sesuai dengan teori komunikasi yang menyatkan bahwa media audio–visual memiliki pengaruh yang tertinggi dalam membentuk kepribadian baik pada tingkat individu maupun masyarakat) asal dikemas dan dirancang sesuai dengan nilai –nilai islam. Aspek isinya Berbicara mengenai isi yang ditampilkan oleh media massa yang merupakan produk ghazwul fikri diantaranya adalah mengenai penokohan–penokohan atau orang–orang yang diidolakan. Media massa yang ada tidak berusaha ikut mendidik bangsa dan masyarakat dengan menokohkan para ulama, ilmuwan, dan orang–orang yang dapat mendorong membangun bangsa agar mencapai kemajuan IMTAK dan IPTEK sebagaimana yang digembar–gemborkan. Tetapi sebaliknya, justru tokoh yang terus menerus diekspos dan ditampilkan adalah para selebriti yang menjalankan gaya hidup borjuis, menghambur–hamburkan uang (tabdzir), jauh dari memiliki IPTEK apalagi nilai–nilai agama. Hal ini jelas besar dampaknya pada generasi muda dalam memilih dan menentukan gaya hidup, cita–citanya dan tentunya pada kualitas bangsa dan Negara. Produk lain dari ghazwul fikri yang menonjol dalam media TV, misalnya porsi film–film islami yang dapat dikatakan tidak ada. Film yang diputar 90% adalah film bergaya barat, sisanya adalah film nasional (yang juga bergaya barat), film–film mandarin dan film–film india. F. Sasaran dilakukannya Invansi Pemikiran (Ghazwul Fikri) Sasaran dari ghazwul fikri adalah sebagai berikut : Agar kaum muslimin menjadi condong sedikit terhadap gaya, perilaku dan pola pikir barat, seperti dalam Q.S. Al Israa:73 yang artinya "Dan sesungguhnya mereka hampir memalingkan kamu dari apa yang telah kami wahyukan kepadamu, agar kamu membuat yang lain secara bohong terhadap kami, dan kalau sudah begitu tentulah mereka mengambil kamu jadi sahabat yang setia". Q.S. Al Israa:74 yang artinya “Dan kalau kami tidak memperkuatkan (hati)mu, niscaya kamu hampir condong sedikit kepada mereka.” Q.S. Al Israa : 75 yang artinya “Kalau terjadi demikian, benar– benarlah kami akan rasakan kepadamu (siksaan) berlipat–lipat ganda didunia ini dan begitu (pula siksaan) berlipat ganda sesudah mati, dan kamu tidak akan mendapat seorang penolongpun terhadap kami.” Dan Q.S.Al Israa:76 yang artinya “ Dan sesungguhnya benar–benar mereka hamper membuatmu gelisah di negeri (mekah) untuk mengusirmu daripadanya dan kalau terjadi demikian, niscaya sepeninggalmu mereka tidak tinggal sebentar saja.” Setelah kaum muslimin condong sedikit, tahapan selanjutnya adalah agar kaum muslimin mengikuti sebagian dari gaya, perilaku dan pola pikir mereka. Sebagaimana disebutkan dalam Q.S.Ad Dukhan:25 yang artinya “ Alangkah banyaknya taman dan mata air yang mereka tinggalkan.” Dan Q.S.Ad Dukhan : 26 yang artinya “ Dan kebun–kebun serta tempat–tempat yang indah–indah.” 3. Pada tahap ini diharapkan kaum muslimin beriman pada sebagiannya ayat– ayat al–Qur’an dan Hadist Rasulullah SAW, tetapi kafir terhadap sebagian yang lainnya. Sebagaimana dalam Q.S.Al Baqarah:85 yang artinya “ Kemudian kamu (bani israil) membunuh dirimu (saudaramu sebangsa) dan mengusir segolongan dari pada kamu dari kampong halaman. Kamu bantu membantu terhadap mereka dengan membuat dosa dan permusuhan tetapi jika mereka dating kepadamu sebagai tawanan, kamu tebus mereka. Padahal mengusir itu (juga) terlarang bagimu. Apakah kamu beriman pada sebagian Al Kitab (taurat) dan ingkar terhadap sebagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian dari padamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat, Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat.” Pada tahap akhir, mereka menginginkan agar generasi kaum muslimin mengikuti syahwat dan meninggalkan shalat. Sebagaimana dalam Q.S.Maryam:59 yang artinya “ Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia–nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsu, maka mereka akan menemui kesesatan.” G. Tujuan dan Metoda Ghazwul Fikri Tujuan Ghazwul Fikri Menghambat kemajuan umat islam agar tetap menjadi pengekor barat. Berbagai macam pendapat nyeleneh yang ditebarkan para orientalis lewat media cetak dan elektronik berhasil menyita perhatian umat islam dan mengetuk sebagian besar potensinya,baik untuk melakukan kajian, bantahan dan pelurusan. Menjauhkan umat islam dari al–Qur’an dan As Sunnah serta ajaran– ajarannya. Dengan keraguan–raguan dan penyesatan terhadap umat islam, ghazwul fikri menyeret orang–orang awam ke jurang yang memisahkan mereka dari keislaman–Nya. Bahkan ada sebagian yang keluar dari islam dan berpindah ke agama lain. Memurtadkan umat islam. Inilah yang digambarkan al–Qur’an dalam Surah Al Baqarah : 217 yang artinya "Mereka tidak henti–hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad diantara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah sia–sia amalannya di dunia dan akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal didalamnya”. I Metode Ghazwul Fikri 1. Membatasi supaya Islam tidak tersebar luas. Paling tidak menggunakan tiga tahapan: Tasykik, yaitu proses pendangkalan atau membuat ragu-ragu dari kaum muslimin terhadap agamanya. Tasywih, yaitu pencemaran dan pelecehan. Usaha musuh-musuh Islam untuk menghilangkan kebanggaan kaum muslimin terhadap Islam dengan menggambarkan Islam secara buruk. Tadhlil (penyesatan), yaitu upaya orang kafir menyesatkan umat mulai dari cara halus sampai cara yang kasar. Taghrib (pembaratan/westernisasi), yaitu gerakan yang sasarannya untuk mengeliminasi Islam, mendorong kaum muslimin agar mau menerima seluruh pemikiran dan perilaku Barat. 2. Menyerang Islam dari dalam, setidaknya tiga metode yang ditempuh: Penyebaran faham sekulerisme, yaitu usaha memisahkan antara agama dengan kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Penyebaran faham nasionalisme sempit, yang akan membunuh ukhuwah islamiyah yang merupakan azas kekuatan umat Islam. Pengrusakan akhlaq para generasi muda Islam. J. Hasil Ghazwul Fikri Secara kasat mata, sebagaimana disinyalir oleh Allah dalam al-Quran, ghazwul fikri akan menimbulkan dampak yang luar biasa bagi umat Islam, diantaranya adalah: Umat Islam menyimpang dari al-Quran dan Sunnah. “Berkatalah Rasul, “Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan al-Quran ini suatu yang tidak diacuhkan.” (al-Furqon [25]: 30). Minder dan rendah diri. “Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (Ali Imran [3]: 139). Ikut-ikutan. “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kau tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya.” (al-Isra’ [17]: 36). Terpecah belah. “…yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.” (al-Ruum [30]: 32) H. Dampak Positif dan Negatif Gahzwul Fikri Dampak Positif dari Ghazwul Fikri ; Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mempermudah memberikan pekerjaan pada manusia yang ada di Negara ini. Dampak Negatif dari Ghazwul Fikri ; Perusakan akhlak umat islam terutama yang masih berusia muda. Berusaha menggiring umat islam kepada kekafiran, khususnya umat islam yang tipis pemahaman keislamannya. Menjauhkan umat islam dari agamanya dan mendekatkannya pada kekafiran. /// sumber ///

Sumber : http://primbondonit.blogspot.com/2013/05/ghazwul-fikri-penetrasi-pemikian-brain.html
Indahnya Berbagi Informasi