Ghazwul Fikri /
Penetrasi Pemikian
Apa sih Ghazwul Fikri?
“… Mereka tidak henti-hentinya memerangi kemu sehingga mereka dapat
memurtadkan kamu dari agama (kepada kekafiran) jika mereka mampu…” (QS.
Al Baqarah: 217). “Orang-orang yahudi dan nasrani tidak akan pernah rela
kepadamu hingga kamu mengikuti millah mereka...” (QS. Al Baqarah :
120).
Muqadimmah:
Semenjak dihentikannya perang fisik berupa invasi militer di seluruh
dunia, kolonialisme baru menggunakan berbagai saluran selain fisik,
seperti ekonomi (iqtishadi), politik (siyasah), budaya (tsaqafah) dan
terutama adalah pemikiran (fikrah).
Seluruhnya menjadi sarana invasi bagi Barat sebagai simbol kolonial dan
imperialis ke dunia Islam. Sejalan dengan itu, usaha Barat untuk
melakukan invasi / penetrasi pemikiran sebagai sarana fundamental
konstruksi budaya masyarakat ke dalam dunia Islam tidak akan pernah
berhenti. Untuk itu, kita harus mengenal tahapan dan strategi mereka
dalam melakukan Ghazwul Fikri ini.
Hal ini terbukti dengan statemen perdana menteri Inggris Gleed Stone
”percuma memerangi umat islam, kita tidak akan mampu selama di dada
pemuda islam masih ada Al Qur’an dan As Sunnah, tugas kita adalah
mencabut Al Qur’an dan As Sunnah di hati mereka, baru kita menang dan
menguasai mereka’. Menteri luar negeri Italia mengatakan “perang dingin
diantara Barat dan Timur telah berakhir, tetapi timbul lagi pertarungan
baru yaitu pertarungan antara Barat dan Islam. Bagi barat tidak ada lagi
yang bisa mengalahkan peradaban mereka kecuali kebangkitan Isla
(Showwah Islamiyah) dan gerakan kaum muslimin yang terdiri atas kaum
fundamentalis yang tidak takut mati sekalipun tidak dipersenjatai
peluru…”
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ ، وَمِنْ
عَذَابِ جَهَنَّمَ ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ
شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ
"Ya Allah, Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari siksaan kubur,
siksa neraka Jahanam, fitnah kehidupan dan setelah mati, serta dari
kejahatan fitnah Almasih Dajjal." (HR. Bukhari-Muslim)
Secara Bahasa
A. Pengertian Ghazwul Fikri
Ghazwul Fikri terdiri dari dua suku kata yaitu Ghazwah dan Fikr. Ghazwah
berarti serangan, serbuan atau invansi. Sedangkan Fikr berarti
pemikiran. Jadi, menurut bahasa Ghazwul Fikri adalah serangan atau
serbuan didalam qital (perang) atau Ghazwul Fikri secara bahasa
diartikan sebagai invansi / penetrasi pemikiran.
Secara Istilah
Secara istilah, Ghazwul Fikri adalah penyerangan dengan berbagai cara
terhadap pemikiran umat islam guna merubah apa yang ada didalamnya
sehingga tidak lagi bisa mengeluarkan darinya hal–hal yang benar karena
telah tercampur aduk dengan hal–hal yang tidak islami.
B. Makna Invansi Pemikiran (Ghazwul Fikri)
Invansi / Penetrasi / serangan pemikiran atau dalam bahasa arab
dinamakan ghazwul fikri dan dalam bahasa inggris disebut dengan brain
washing, thought control, menticide adalah istilah yang menunjukkan
kepada suatu program yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis
dan terstruktur oleh musuh– musuh islam untuk melakukan pendangkalan
pemikiran dan cuci otak kepada kaum muslimin.
Hal ini mereka lakukan agar kaum muslimin tunduk dan mengikuti cara
hidup mereka sehingga melanggengkan kepentingan mereka untuk menjajah /
mengeksploitasi sumber daya milik kaum muslimin.
C. Kelebihan–Kelebihan Invansi Pemikiran (Ghazwul Fikri)
Invansi pemikiran atau ghazwul fikri dilakukan oleh para musuh islam
dengan pertimbangan–pertimbangan bahwa dibandingkan dengan melakukan
peperangan militer atau fisik, maka ghazwul fikri memiliki
kelebihan–kelebihan sebagai berikut :
Aspek
Perang Fisik
Ghazwul Fikri
Biaya
Sangat mahal
Murah dan dikembalikan
Jangkauan
Terbatas di front
Sampai ke rumah-rumah
Obyek
Obyek merasakan
Sama sekali tidak merasa
Dampak
Mengadakan perlawanan
Menjadikan idola
Persenjataan
Senjata berat
Slogan, teori, iklan
D. Sejarah Ghazwul Fikri
Sejarah Ghazwul Fikri sudah ada setua umur manusia, makhluk yang pertama
kali melakukannya adalah iblis laknatullah ketika berkata kepada Adam
as., “ Sesungguhnya Allah melarang kalian memakan buah ini supaya kalian
berdua tidak menjadi malaikat dan tidak dapat hidup abadi. “
(Q.S.al–A’Raaf:20)
Dalam perkataannya ini iblis tidak menyatakan bahwa Allah tidak melarang
kalian…karena itu akan bertentangan dengan informasi yang telah
diterima oleh Adam as., tetapi iblis mengemas dan menyimpangkan makna
perintah Allah SWT. Sesuai dengan keinginannya, yaitu dengan menambahkan
alas an pelarangan Allah yang dibuat sendiri. Iblis tahu bahwa Adam as
tidak punya pengetahuan tentang sebab tersebut.
Demikianlah para murid–murid iblis dimasa kini selalu berusaha melakukan
ghazwul fikri dengan menyimpangkan fakta dan informasi yang ada sesuai
dengan maksud jahatnya. Setan melakukannya dengan cara yang sangat halus
dan licin. Akibatnya, hanya orang–orang yang dirahmati Allah SWT yang
mampu mengetahuinya.
E. Bidang–Bidang Yang di serang
1. Pendidikan
Pendidikan adalah aspek penting yang menentukan maju atau mundurnya
suatu bangsa. Oleh sebab itu, bidang pendidikan merupakan target utama
dari ghazwul fikri . Ghazwul fikri yang dilakukan dibidang pendidikan,
diantaranya dengan membuat sedikitnya porsi pendidikan agama di
sekolah–sekolah umum (hanya 2 jam sepekan).
Hal ini berdampak fatal pada fondasi agama yang dimiliki oleh para
siswa. Dengan lemahnya basis agama mereka, maka terjadilah tawuran, seks
bebas pelajar yang meningkatkan AIDS, penyalahgunaan narkoba,
vandalism, dan sebagaimananya. Ini adalah dampak jangka pendek.
Sedangkan dampak jangka panjangnya lebih berbahaya, yaitu rendahnya
kualitas pemahaman agama para calon pemimpin bangsa dimasa depan.
Ghazwul fikri lainnya dibidang ini adalah pada teknis belajarnya yang
campur baur antara pria dan wanita yang jelas tidak sesuai dan banyak
menimbulkan pelanggaran terhadap syariat.
2. Sejarah
Sejarah yang diajarkan perlu ditinjau ulang dan disesuaikan dengan
semangat islam. Materi tentang sejarah dunia dan ilmu pengetahuan telah
ghazwul fikri habis–habisan sehingga hamper tidak ditemui sama sekali
pemaparan tentang sejarah para ilmuan islam dan sumbangannya dalam
perkembangan ilmu pengetahuan.
Dalam sejarah yang dibahas hanyalah ilmuan kafir yang pada akhirnya
membuat generasi muda menjadi silau dengan tokoh–tokoh kafir dan minder
terhadap sejarahnya sendiri. Ketika berbicara tentang sejarah islam, di
benak mereka hanyalah terbayang sejarah peperangan dengan pedang dan
darah sebagaimana yang selalu digambarkan dalam kaca mata barat.
Hal ini lebih diperparah dengan sejarah nasional dan penamaan perguruan
tinggi, gedung–gedung, perlambangan, penghargaan dan pusat ilmu lainnya
dengan bahasa Hindu Sanksekerta, sehinga semakin hilanglah mutiara
kegemilangan islam dihati para generasi muda.
3. Ekonomi
Ghazwul fikri yang terjadi dibidang ekonomi adalah konsekuensi dari
motto ekonomi yaitu, mencari keuntungan sebesar–besarnya dengan
pengorbanan sekecil–kecilnya. Ketika motto ini ditelan habis–habisan
tanpa dilakukan filterisasi, maka tidak lagi memperhatikan halal atau
haram, yang penting adalah bagaimana supaya untung sebesar–besarnya.
Hal lain yang perlu dicermati dalam system ekonomi kapitalisme, yaitu
monopoli, riba dan pemihakan elit kepada para konglomerat. Mengenai
monopoli sudah tidak perlu dibahas lagi, cukup jika dikatakan bahwa
Amerika Serikat sendiri telah diberlakukan UU anti–trust (bagaimana di
Indonesia?).
Tentang riba dan haramnya bunga bank rasanya bukan pada tempatnya jika
dibahas disini, cukup dikatakan bahwa munculnya dan berkembangnya bank
tanpa bunga (bagi hasil), fatwa MUI, fatwa Universita Al Azhar Mesir,
kesepakatan para ulama islam dunia membuktikan bahaya bunga bank dan
haramnya dalam islam. Tentang keberpihakan kepada para konglomerat,
semoga dengan perkembangan era reformasi saat ini dapat diperbaiki.
4. Ilmu Alam dan Sosial
Pada bidang ilmu–ilmu alam, ghazwul fikrii terbesar yang dilakukan
adalah dengan dilakukannya sekularisasi antara ilmu pengetahuan dengan
ilmu agama. Bahaya lainnya adalah penisbatan teori–teori ilmu
pengetahuan kepada para ilmuan tanpa mengembalikannya kepada sang
pemberi dan pemilik ilmu, sehingga mengakibatkan kekaguman dan pujian
hanya berhenti pada diri para ilmuwan dan tidak bermuara kepada Allah
SWT.
Hal lain adalah berkembangnya berbagai teori–teori sesaat yang
sebenarnya belum diterima secara ilmiah, tetapi disebarkan secara
besar–besaran oleh kelompok–kelompok tertentu untuk menimbulkan keraguan
pada agama.
Misalnya, teori tentang asal usul makhluk hidup (the origins of species)
dari Darwin (yang sebenarnya merupakan kelanjutan dari penemuan Herbert
Spencer) yang sebenarnya masih ada the missing link yang belum dapat
menghubungkan antara manusia dank era, tapi sudah “ diindoktrinasikan “
kemana–mana. Atau, teori Libido seksualnya Freud, yang menyatakan bahwa
jika manusia tidak dibebaskan sebebas–bebasnya keinginan seksualnya akan
mengakibatkan terjadinya gangguan kejiwaan.
Teori ini sudah dibantah secara ilmiah dan pencetusnya sendiri (Freud)
yang terus menggembar–gemborkan kebebasan seksual, ternyata mati karena
menderita penyakit kejiwaan (psikopath).
5. Bahasa
Ghazwul fikri dibidang bahasa adalah dengan tidak diajarkannya bahasa
al– Qur’an di sekolah–sekolah karena menganggapnya tidak perlu. Hal yang
nampaknya remeh ini sebenarnya sanagt besar akibatnya dan menjadi
bencana bagi kaum muslimin Indonesia secara umum.
Dengan tidak memahami al–Qur’an, mayoritas kaum muslimin menjadi tidak
mengerti apa kandungan al–Qur’an, seperti firman Allah dalam surah Al
Baqarah :78 artinya “ Dan diantara mereka ada yang buta huruf, tidak
mengetahui Al–Kitab (taurat), kecuali dongengan bohong belaka dan mereka
hanya menduga–duga “.
Akibatnya, al–Qur’an menjadi sekedar bacaan tanpa arti (al–Qur’an hanya
dinikmati iramanya seperti layaknya lagu–lagu dan nyayian belaka, yang
akhirnya ditinggalkan seperti yang disebutkan dalam surah Al Furqaan :
30 yang artinya “ Berkata Rasul : Ya tuhanku, sesungguhnya kaumku
menjadikan al–Qur’an ini suatu yang tidak diacuhkan “ dan surah Al
Furqaan:31 yang artinya “ Dan seperti itulah, setelah kami adakan bagi
tiap–tiap nabi, musuh dari orang–orang yang berdosa dan cukuplah Tuhanmu
menjadi pemberi petunjuk dan penolong “)
Dampak lain dari kebodohan terhadap bahasa al–Qur’an adalah terputusnya
hubungan kaum muslimin dengan perbendaharaan ilmu–ilmu keislaman yang
telah disusun dan dibukukan selama hampir 1000 tahun oleh para pakar dan
ilmuwan islam terdahulu yang jumlahnya mencapai jutaan judul buku,
mencakup bidang–bidang akidah, tafsir, hadist, fiqih, sirah, tarikh,
ulumul qur’an, tazkiyyah dan sebagainya.
6. Hukum
Ghazwul fikri pada aspek hukum adalah penggunaan acuan hukum warisan
kolonial yang masih dipertahankan sebagai hukum yang berlaku, reduksi,
dan penghapusan hukum Allah SWT dan Rasul–Nya. Rasa takut dan alergi
terhadap segala yang berbau syariat islam merupakan keberhasilan ghazwul
fikri dibidang ini. Penggambaran potong tangan bagi pencuri dan rajam
bagi penzina selalu ditonjolkan saat pembicaraan–pembicaraan tentang
kemungkinan adopsi terhadap beberapa hukum islam. Mereka melupakan bahwa
hukum islam berpihak (melindungi) korban kejahatan, sehingga hukuman
keras dijatuhkan kepada pelaku kejahatan agar perbuatannya tidak
terulang dan orang lain takut untuk berbuat yang sama.
Sebaliknya, hukum barat berpihak (melindungi) pelaku kejahatan, sehingga
dengan hukuman tersebut memungkinkannya untuk mengulang lagi
kejahatannya karena ringannya hukuman tersebut. Laporan menunjukkan
bahwa tingkat perkosaan yang terjadi di Kanada selama sehari sama dengan
kejahatan yang sama di Kuwait selama 12 tahun, bahkan pooling yang
dilakukan di masyarakat Amerika Serikat menunjukkan bahwa 1 dari 3
masyarakat Amerika Serikat menyetujui dijatuhkannya hukuman mati untuk
pemerkosa.
7. Pengiriman pelajar dan mahasiswa ke Luar Negeri
Ghazwul fikri dibidang ini terjadi dalam dua aspek, yaitu : Brain drain
dan Brain Washing. Brain drain adalah pelarian para intelektual dari
negara– negara islam ke negara–negara maju karena insentif yang lebih
besar dan fasilitas hidup yang lebih mewah bagi para pekerja disana. Hal
ini menyebabkan lambatnya pembangunan di negara–negara islam dan
semakin cepatnya kemajuan di negara–negara barat.
Data penelitian tahun 1996 menyebutkan bahwa perbandingan SDM bergelar
doctor (S3) di Indonesia baru 60 per sejuta penduduk, di Amerika Serikat
dan Eropa antara 2500–3000 orang per sejuta, dan di Israel mencapai
16.000 per sejuta penduduk.
Sementara brain washing (cuci otak) dialami oleh para intelektual yang
sebagian besar berangkat ke negara–negara barat tanpa dibekali dengan
dasar–dasar keislaman yang cukup. Akibatnya, mereka pulang dengan
membawa pola piker dan perilaku yang bertentangan dengan nilai–nilai
islam. Bahkan secara sadar atau tidak, mereka ikut andil dalam membantu
melanggengkan kepentingan barat dinegara mereka.
8. Media massa
Berbicara mengenai ghazwul fikri yang terjadi dalam media massa, maka
dapat dipilah pada aspek – aspek sebagai berikut :
Aspek kehadirannya
Terjadinya perubahan penjadwalan kegiatan sehari–hari dalam keluarga
muslim, missal TV. Dulu selepas maghrib, anak–anak biasanya mengaji dan
belajar agama. Sekarang, selepas maghrib anak–anak menonton acara–acara
TV yang kebanyakan merusak dan tidak bermanfaat. Sementara bagi para
remaja dan orang tua dibandingkan dating ke pengajian dan majlis–majlis
taklim, mereka lebih senang menghabiskan waktunya dengan menonton TV.
Sebenarnya TV dapat menjadi srana dakwah yang luar biasa (sesuai dengan
teori komunikasi yang menyatkan bahwa media audio–visual memiliki
pengaruh yang tertinggi dalam membentuk kepribadian baik pada tingkat
individu maupun masyarakat) asal dikemas dan dirancang sesuai dengan
nilai –nilai islam.
Aspek isinya
Berbicara mengenai isi yang ditampilkan oleh media massa yang merupakan
produk ghazwul fikri diantaranya adalah mengenai penokohan–penokohan
atau orang–orang yang diidolakan. Media massa yang ada tidak berusaha
ikut mendidik bangsa dan masyarakat dengan menokohkan para ulama,
ilmuwan, dan orang–orang yang dapat mendorong membangun bangsa agar
mencapai kemajuan IMTAK dan IPTEK sebagaimana yang digembar–gemborkan.
Tetapi sebaliknya, justru tokoh yang terus menerus diekspos dan
ditampilkan adalah para selebriti yang menjalankan gaya hidup borjuis,
menghambur–hamburkan uang (tabdzir), jauh dari memiliki IPTEK apalagi
nilai–nilai agama.
Hal ini jelas besar dampaknya pada generasi muda dalam memilih dan
menentukan gaya hidup, cita–citanya dan tentunya pada kualitas bangsa
dan Negara. Produk lain dari ghazwul fikri yang menonjol dalam media TV,
misalnya porsi film–film islami yang dapat dikatakan tidak ada. Film
yang diputar 90% adalah film bergaya barat, sisanya adalah film nasional
(yang juga bergaya barat), film–film mandarin dan film–film india.
F. Sasaran dilakukannya Invansi Pemikiran (Ghazwul Fikri)
Sasaran dari ghazwul fikri adalah sebagai berikut :
Agar kaum muslimin menjadi condong sedikit terhadap gaya, perilaku
dan pola pikir barat, seperti dalam Q.S. Al Israa:73 yang artinya "Dan
sesungguhnya mereka hampir memalingkan kamu dari apa yang telah kami
wahyukan kepadamu, agar kamu membuat yang lain secara bohong terhadap
kami, dan kalau sudah begitu tentulah mereka mengambil kamu jadi sahabat
yang setia". Q.S. Al Israa:74 yang artinya “Dan kalau kami tidak
memperkuatkan (hati)mu, niscaya kamu hampir condong sedikit kepada
mereka.” Q.S. Al Israa : 75 yang artinya “Kalau terjadi demikian, benar–
benarlah kami akan rasakan kepadamu (siksaan) berlipat–lipat ganda
didunia ini dan begitu (pula siksaan) berlipat ganda sesudah mati, dan
kamu tidak akan mendapat seorang penolongpun terhadap kami.” Dan Q.S.Al
Israa:76 yang artinya “ Dan sesungguhnya benar–benar mereka hamper
membuatmu gelisah di negeri (mekah) untuk mengusirmu daripadanya dan
kalau terjadi demikian, niscaya sepeninggalmu mereka tidak tinggal
sebentar saja.”
Setelah kaum muslimin condong sedikit, tahapan selanjutnya adalah
agar kaum muslimin mengikuti sebagian dari gaya, perilaku dan pola pikir
mereka.
Ghazwul Fikri /
Penetrasi Pemikian
Apa sih Ghazwul Fikri?
“… Mereka tidak henti-hentinya memerangi kemu sehingga mereka dapat
memurtadkan kamu dari agama (kepada kekafiran) jika mereka mampu…” (QS.
Al Baqarah: 217). “Orang-orang yahudi dan nasrani tidak akan pernah rela
kepadamu hingga kamu mengikuti millah mereka...” (QS. Al Baqarah :
120).
Muqadimmah:
Semenjak dihentikannya perang fisik berupa invasi militer di seluruh
dunia, kolonialisme baru menggunakan berbagai saluran selain fisik,
seperti ekonomi (iqtishadi), politik (siyasah), budaya (tsaqafah) dan
terutama adalah pemikiran (fikrah).
Seluruhnya menjadi sarana invasi bagi Barat sebagai simbol kolonial dan
imperialis ke dunia Islam. Sejalan dengan itu, usaha Barat untuk
melakukan invasi / penetrasi pemikiran sebagai sarana fundamental
konstruksi budaya masyarakat ke dalam dunia Islam tidak akan pernah
berhenti. Untuk itu, kita harus mengenal tahapan dan strategi mereka
dalam melakukan Ghazwul Fikri ini.
Hal ini terbukti dengan statemen perdana menteri Inggris Gleed Stone
”percuma memerangi umat islam, kita tidak akan mampu selama di dada
pemuda islam masih ada Al Qur’an dan As Sunnah, tugas kita adalah
mencabut Al Qur’an dan As Sunnah di hati mereka, baru kita menang dan
menguasai mereka’. Menteri luar negeri Italia mengatakan “perang dingin
diantara Barat dan Timur telah berakhir, tetapi timbul lagi pertarungan
baru yaitu pertarungan antara Barat dan Islam. Bagi barat tidak ada lagi
yang bisa mengalahkan peradaban mereka kecuali kebangkitan Isla
(Showwah Islamiyah) dan gerakan kaum muslimin yang terdiri atas kaum
fundamentalis yang tidak takut mati sekalipun tidak dipersenjatai
peluru…”
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ ، وَمِنْ
عَذَابِ جَهَنَّمَ ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ
شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ
"Ya Allah, Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari siksaan kubur,
siksa neraka Jahanam, fitnah kehidupan dan setelah mati, serta dari
kejahatan fitnah Almasih Dajjal." (HR. Bukhari-Muslim)
Secara Bahasa
A. Pengertian Ghazwul Fikri
Ghazwul Fikri terdiri dari dua suku kata yaitu Ghazwah dan Fikr. Ghazwah
berarti serangan, serbuan atau invansi. Sedangkan Fikr berarti
pemikiran. Jadi, menurut bahasa Ghazwul Fikri adalah serangan atau
serbuan didalam qital (perang) atau Ghazwul Fikri secara bahasa
diartikan sebagai invansi / penetrasi pemikiran.
Secara Istilah
Secara istilah, Ghazwul Fikri adalah penyerangan dengan berbagai cara
terhadap pemikiran umat islam guna merubah apa yang ada didalamnya
sehingga tidak lagi bisa mengeluarkan darinya hal–hal yang benar karena
telah tercampur aduk dengan hal–hal yang tidak islami.
B. Makna Invansi Pemikiran (Ghazwul Fikri)
Invansi / Penetrasi / serangan pemikiran atau dalam bahasa arab
dinamakan ghazwul fikri dan dalam bahasa inggris disebut dengan brain
washing, thought control, menticide adalah istilah yang menunjukkan
kepada suatu program yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis
dan terstruktur oleh musuh– musuh islam untuk melakukan pendangkalan
pemikiran dan cuci otak kepada kaum muslimin.
Hal ini mereka lakukan agar kaum muslimin tunduk dan mengikuti cara
hidup mereka sehingga melanggengkan kepentingan mereka untuk menjajah /
mengeksploitasi sumber daya milik kaum muslimin.
C. Kelebihan–Kelebihan Invansi Pemikiran (Ghazwul Fikri)
Invansi pemikiran atau ghazwul fikri dilakukan oleh para musuh islam
dengan pertimbangan–pertimbangan bahwa dibandingkan dengan melakukan
peperangan militer atau fisik, maka ghazwul fikri memiliki
kelebihan–kelebihan sebagai berikut :
Aspek
Perang Fisik
Ghazwul Fikri
Biaya
Sangat mahal
Murah dan dikembalikan
Jangkauan
Terbatas di front
Sampai ke rumah-rumah
Obyek
Obyek merasakan
Sama sekali tidak merasa
Dampak
Mengadakan perlawanan
Menjadikan idola
Persenjataan
Senjata berat
Slogan, teori, iklan
D. Sejarah Ghazwul Fikri
Sejarah Ghazwul Fikri sudah ada setua umur manusia, makhluk yang pertama
kali melakukannya adalah iblis laknatullah ketika berkata kepada Adam
as., “ Sesungguhnya Allah melarang kalian memakan buah ini supaya kalian
berdua tidak menjadi malaikat dan tidak dapat hidup abadi. “
(Q.S.al–A’Raaf:20)
Dalam perkataannya ini iblis tidak menyatakan bahwa Allah tidak melarang
kalian…karena itu akan bertentangan dengan informasi yang telah
diterima oleh Adam as., tetapi iblis mengemas dan menyimpangkan makna
perintah Allah SWT. Sesuai dengan keinginannya, yaitu dengan menambahkan
alas an pelarangan Allah yang dibuat sendiri. Iblis tahu bahwa Adam as
tidak punya pengetahuan tentang sebab tersebut.
Demikianlah para murid–murid iblis dimasa kini selalu berusaha melakukan
ghazwul fikri dengan menyimpangkan fakta dan informasi yang ada sesuai
dengan maksud jahatnya. Setan melakukannya dengan cara yang sangat halus
dan licin. Akibatnya, hanya orang–orang yang dirahmati Allah SWT yang
mampu mengetahuinya.
E. Bidang–Bidang Yang di serang
1. Pendidikan
Pendidikan adalah aspek penting yang menentukan maju atau mundurnya
suatu bangsa. Oleh sebab itu, bidang pendidikan merupakan target utama
dari ghazwul fikri . Ghazwul fikri yang dilakukan dibidang pendidikan,
diantaranya dengan membuat sedikitnya porsi pendidikan agama di
sekolah–sekolah umum (hanya 2 jam sepekan).
Hal ini berdampak fatal pada fondasi agama yang dimiliki oleh para
siswa. Dengan lemahnya basis agama mereka, maka terjadilah tawuran, seks
bebas pelajar yang meningkatkan AIDS, penyalahgunaan narkoba,
vandalism, dan sebagaimananya. Ini adalah dampak jangka pendek.
Sedangkan dampak jangka panjangnya lebih berbahaya, yaitu rendahnya
kualitas pemahaman agama para calon pemimpin bangsa dimasa depan.
Ghazwul fikri lainnya dibidang ini adalah pada teknis belajarnya yang
campur baur antara pria dan wanita yang jelas tidak sesuai dan banyak
menimbulkan pelanggaran terhadap syariat.
2. Sejarah
Sejarah yang diajarkan perlu ditinjau ulang dan disesuaikan dengan
semangat islam. Materi tentang sejarah dunia dan ilmu pengetahuan telah
ghazwul fikri habis–habisan sehingga hamper tidak ditemui sama sekali
pemaparan tentang sejarah para ilmuan islam dan sumbangannya dalam
perkembangan ilmu pengetahuan.
Dalam sejarah yang dibahas hanyalah ilmuan kafir yang pada akhirnya
membuat generasi muda menjadi silau dengan tokoh–tokoh kafir dan minder
terhadap sejarahnya sendiri. Ketika berbicara tentang sejarah islam, di
benak mereka hanyalah terbayang sejarah peperangan dengan pedang dan
darah sebagaimana yang selalu digambarkan dalam kaca mata barat.
Hal ini lebih diperparah dengan sejarah nasional dan penamaan perguruan
tinggi, gedung–gedung, perlambangan, penghargaan dan pusat ilmu lainnya
dengan bahasa Hindu Sanksekerta, sehinga semakin hilanglah mutiara
kegemilangan islam dihati para generasi muda.
3. Ekonomi
Ghazwul fikri yang terjadi dibidang ekonomi adalah konsekuensi dari
motto ekonomi yaitu, mencari keuntungan sebesar–besarnya dengan
pengorbanan sekecil–kecilnya. Ketika motto ini ditelan habis–habisan
tanpa dilakukan filterisasi, maka tidak lagi memperhatikan halal atau
haram, yang penting adalah bagaimana supaya untung sebesar–besarnya.
Hal lain yang perlu dicermati dalam system ekonomi kapitalisme, yaitu
monopoli, riba dan pemihakan elit kepada para konglomerat. Mengenai
monopoli sudah tidak perlu dibahas lagi, cukup jika dikatakan bahwa
Amerika Serikat sendiri telah diberlakukan UU anti–trust (bagaimana di
Indonesia?).
Tentang riba dan haramnya bunga bank rasanya bukan pada tempatnya jika
dibahas disini, cukup dikatakan bahwa munculnya dan berkembangnya bank
tanpa bunga (bagi hasil), fatwa MUI, fatwa Universita Al Azhar Mesir,
kesepakatan para ulama islam dunia membuktikan bahaya bunga bank dan
haramnya dalam islam. Tentang keberpihakan kepada para konglomerat,
semoga dengan perkembangan era reformasi saat ini dapat diperbaiki.
4. Ilmu Alam dan Sosial
Pada bidang ilmu–ilmu alam, ghazwul fikrii terbesar yang dilakukan
adalah dengan dilakukannya sekularisasi antara ilmu pengetahuan dengan
ilmu agama. Bahaya lainnya adalah penisbatan teori–teori ilmu
pengetahuan kepada para ilmuan tanpa mengembalikannya kepada sang
pemberi dan pemilik ilmu, sehingga mengakibatkan kekaguman dan pujian
hanya berhenti pada diri para ilmuwan dan tidak bermuara kepada Allah
SWT.
Hal lain adalah berkembangnya berbagai teori–teori sesaat yang
sebenarnya belum diterima secara ilmiah, tetapi disebarkan secara
besar–besaran oleh kelompok–kelompok tertentu untuk menimbulkan keraguan
pada agama.
Misalnya, teori tentang asal usul makhluk hidup (the origins of species)
dari Darwin (yang sebenarnya merupakan kelanjutan dari penemuan Herbert
Spencer) yang sebenarnya masih ada the missing link yang belum dapat
menghubungkan antara manusia dank era, tapi sudah “ diindoktrinasikan “
kemana–mana. Atau, teori Libido seksualnya Freud, yang menyatakan bahwa
jika manusia tidak dibebaskan sebebas–bebasnya keinginan seksualnya akan
mengakibatkan terjadinya gangguan kejiwaan.
Teori ini sudah dibantah secara ilmiah dan pencetusnya sendiri (Freud)
yang terus menggembar–gemborkan kebebasan seksual, ternyata mati karena
menderita penyakit kejiwaan (psikopath).
5. Bahasa
Ghazwul fikri dibidang bahasa adalah dengan tidak diajarkannya bahasa
al– Qur’an di sekolah–sekolah karena menganggapnya tidak perlu. Hal yang
nampaknya remeh ini sebenarnya sanagt besar akibatnya dan menjadi
bencana bagi kaum muslimin Indonesia secara umum.
Dengan tidak memahami al–Qur’an, mayoritas kaum muslimin menjadi tidak
mengerti apa kandungan al–Qur’an, seperti firman Allah dalam surah Al
Baqarah :78 artinya “ Dan diantara mereka ada yang buta huruf, tidak
mengetahui Al–Kitab (taurat), kecuali dongengan bohong belaka dan mereka
hanya menduga–duga “.
Akibatnya, al–Qur’an menjadi sekedar bacaan tanpa arti (al–Qur’an hanya
dinikmati iramanya seperti layaknya lagu–lagu dan nyayian belaka, yang
akhirnya ditinggalkan seperti yang disebutkan dalam surah Al Furqaan :
30 yang artinya “ Berkata Rasul : Ya tuhanku, sesungguhnya kaumku
menjadikan al–Qur’an ini suatu yang tidak diacuhkan “ dan surah Al
Furqaan:31 yang artinya “ Dan seperti itulah, setelah kami adakan bagi
tiap–tiap nabi, musuh dari orang–orang yang berdosa dan cukuplah Tuhanmu
menjadi pemberi petunjuk dan penolong “)
Dampak lain dari kebodohan terhadap bahasa al–Qur’an adalah terputusnya
hubungan kaum muslimin dengan perbendaharaan ilmu–ilmu keislaman yang
telah disusun dan dibukukan selama hampir 1000 tahun oleh para pakar dan
ilmuwan islam terdahulu yang jumlahnya mencapai jutaan judul buku,
mencakup bidang–bidang akidah, tafsir, hadist, fiqih, sirah, tarikh,
ulumul qur’an, tazkiyyah dan sebagainya.
6. Hukum
Ghazwul fikri pada aspek hukum adalah penggunaan acuan hukum warisan
kolonial yang masih dipertahankan sebagai hukum yang berlaku, reduksi,
dan penghapusan hukum Allah SWT dan Rasul–Nya. Rasa takut dan alergi
terhadap segala yang berbau syariat islam merupakan keberhasilan ghazwul
fikri dibidang ini. Penggambaran potong tangan bagi pencuri dan rajam
bagi penzina selalu ditonjolkan saat pembicaraan–pembicaraan tentang
kemungkinan adopsi terhadap beberapa hukum islam. Mereka melupakan bahwa
hukum islam berpihak (melindungi) korban kejahatan, sehingga hukuman
keras dijatuhkan kepada pelaku kejahatan agar perbuatannya tidak
terulang dan orang lain takut untuk berbuat yang sama.
Sebaliknya, hukum barat berpihak (melindungi) pelaku kejahatan, sehingga
dengan hukuman tersebut memungkinkannya untuk mengulang lagi
kejahatannya karena ringannya hukuman tersebut. Laporan menunjukkan
bahwa tingkat perkosaan yang terjadi di Kanada selama sehari sama dengan
kejahatan yang sama di Kuwait selama 12 tahun, bahkan pooling yang
dilakukan di masyarakat Amerika Serikat menunjukkan bahwa 1 dari 3
masyarakat Amerika Serikat menyetujui dijatuhkannya hukuman mati untuk
pemerkosa.
7. Pengiriman pelajar dan mahasiswa ke Luar Negeri
Ghazwul fikri dibidang ini terjadi dalam dua aspek, yaitu : Brain drain
dan Brain Washing. Brain drain adalah pelarian para intelektual dari
negara– negara islam ke negara–negara maju karena insentif yang lebih
besar dan fasilitas hidup yang lebih mewah bagi para pekerja disana. Hal
ini menyebabkan lambatnya pembangunan di negara–negara islam dan
semakin cepatnya kemajuan di negara–negara barat.
Data penelitian tahun 1996 menyebutkan bahwa perbandingan SDM bergelar
doctor (S3) di Indonesia baru 60 per sejuta penduduk, di Amerika Serikat
dan Eropa antara 2500–3000 orang per sejuta, dan di Israel mencapai
16.000 per sejuta penduduk.
Sementara brain washing (cuci otak) dialami oleh para intelektual yang
sebagian besar berangkat ke negara–negara barat tanpa dibekali dengan
dasar–dasar keislaman yang cukup. Akibatnya, mereka pulang dengan
membawa pola piker dan perilaku yang bertentangan dengan nilai–nilai
islam. Bahkan secara sadar atau tidak, mereka ikut andil dalam membantu
melanggengkan kepentingan barat dinegara mereka.
8. Media massa
Berbicara mengenai ghazwul fikri yang terjadi dalam media massa, maka
dapat dipilah pada aspek – aspek sebagai berikut :
Aspek kehadirannya
Terjadinya perubahan penjadwalan kegiatan sehari–hari dalam keluarga
muslim, missal TV. Dulu selepas maghrib, anak–anak biasanya mengaji dan
belajar agama. Sekarang, selepas maghrib anak–anak menonton acara–acara
TV yang kebanyakan merusak dan tidak bermanfaat. Sementara bagi para
remaja dan orang tua dibandingkan dating ke pengajian dan majlis–majlis
taklim, mereka lebih senang menghabiskan waktunya dengan menonton TV.
Sebenarnya TV dapat menjadi srana dakwah yang luar biasa (sesuai dengan
teori komunikasi yang menyatkan bahwa media audio–visual memiliki
pengaruh yang tertinggi dalam membentuk kepribadian baik pada tingkat
individu maupun masyarakat) asal dikemas dan dirancang sesuai dengan
nilai –nilai islam.
Aspek isinya
Berbicara mengenai isi yang ditampilkan oleh media massa yang merupakan
produk ghazwul fikri diantaranya adalah mengenai penokohan–penokohan
atau orang–orang yang diidolakan. Media massa yang ada tidak berusaha
ikut mendidik bangsa dan masyarakat dengan menokohkan para ulama,
ilmuwan, dan orang–orang yang dapat mendorong membangun bangsa agar
mencapai kemajuan IMTAK dan IPTEK sebagaimana yang digembar–gemborkan.
Tetapi sebaliknya, justru tokoh yang terus menerus diekspos dan
ditampilkan adalah para selebriti yang menjalankan gaya hidup borjuis,
menghambur–hamburkan uang (tabdzir), jauh dari memiliki IPTEK apalagi
nilai–nilai agama.
Hal ini jelas besar dampaknya pada generasi muda dalam memilih dan
menentukan gaya hidup, cita–citanya dan tentunya pada kualitas bangsa
dan Negara. Produk lain dari ghazwul fikri yang menonjol dalam media TV,
misalnya porsi film–film islami yang dapat dikatakan tidak ada. Film
yang diputar 90% adalah film bergaya barat, sisanya adalah film nasional
(yang juga bergaya barat), film–film mandarin dan film–film india.
F. Sasaran dilakukannya Invansi Pemikiran (Ghazwul Fikri)
Sasaran dari ghazwul fikri adalah sebagai berikut :
Agar kaum muslimin menjadi condong sedikit terhadap gaya, perilaku
dan pola pikir barat, seperti dalam Q.S. Al Israa:73 yang artinya "Dan
sesungguhnya mereka hampir memalingkan kamu dari apa yang telah kami
wahyukan kepadamu, agar kamu membuat yang lain secara bohong terhadap
kami, dan kalau sudah begitu tentulah mereka mengambil kamu jadi sahabat
yang setia". Q.S. Al Israa:74 yang artinya “Dan kalau kami tidak
memperkuatkan (hati)mu, niscaya kamu hampir condong sedikit kepada
mereka.” Q.S. Al Israa : 75 yang artinya “Kalau terjadi demikian, benar–
benarlah kami akan rasakan kepadamu (siksaan) berlipat–lipat ganda
didunia ini dan begitu (pula siksaan) berlipat ganda sesudah mati, dan
kamu tidak akan mendapat seorang penolongpun terhadap kami.” Dan Q.S.Al
Israa:76 yang artinya “ Dan sesungguhnya benar–benar mereka hamper
membuatmu gelisah di negeri (mekah) untuk mengusirmu daripadanya dan
kalau terjadi demikian, niscaya sepeninggalmu mereka tidak tinggal
sebentar saja.”
Setelah kaum muslimin condong sedikit, tahapan selanjutnya adalah
agar kaum muslimin mengikuti sebagian dari gaya, perilaku dan pola pikir
mereka. Sebagaimana disebutkan dalam Q.S.Ad Dukhan:25 yang artinya “
Alangkah banyaknya taman dan mata air yang mereka tinggalkan.” Dan
Q.S.Ad Dukhan : 26 yang artinya “ Dan kebun–kebun serta tempat–tempat
yang indah–indah.” 3. Pada tahap ini diharapkan kaum muslimin beriman
pada sebagiannya ayat– ayat al–Qur’an dan Hadist Rasulullah SAW, tetapi
kafir terhadap sebagian yang lainnya. Sebagaimana dalam Q.S.Al
Baqarah:85 yang artinya “ Kemudian kamu (bani israil) membunuh dirimu
(saudaramu sebangsa) dan mengusir segolongan dari pada kamu dari kampong
halaman. Kamu bantu membantu terhadap mereka dengan membuat dosa dan
permusuhan tetapi jika mereka dating kepadamu sebagai tawanan, kamu
tebus mereka. Padahal mengusir itu (juga) terlarang bagimu. Apakah kamu
beriman pada sebagian Al Kitab (taurat) dan ingkar terhadap sebagian
yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian dari
padamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat
mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat, Allah tidak lengah
dari apa yang kamu perbuat.”
Pada tahap akhir, mereka menginginkan agar generasi kaum muslimin
mengikuti syahwat dan meninggalkan shalat. Sebagaimana dalam
Q.S.Maryam:59 yang artinya “ Maka datanglah sesudah mereka, pengganti
(yang jelek) yang menyia–nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsu,
maka mereka akan menemui kesesatan.”
G. Tujuan dan Metoda Ghazwul Fikri
Tujuan Ghazwul Fikri
Menghambat kemajuan umat islam agar tetap menjadi pengekor barat.
Berbagai macam pendapat nyeleneh yang ditebarkan para orientalis lewat
media cetak dan elektronik berhasil menyita perhatian umat islam dan
mengetuk sebagian besar potensinya,baik untuk melakukan kajian, bantahan
dan pelurusan.
Menjauhkan umat islam dari al–Qur’an dan As Sunnah serta ajaran–
ajarannya. Dengan keraguan–raguan dan penyesatan terhadap umat islam,
ghazwul fikri menyeret orang–orang awam ke jurang yang memisahkan mereka
dari keislaman–Nya. Bahkan ada sebagian yang keluar dari islam dan
berpindah ke agama lain.
Memurtadkan umat islam.
Inilah yang digambarkan al–Qur’an dalam Surah Al Baqarah : 217 yang
artinya
"Mereka tidak henti–hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat)
mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka
sanggup. Barangsiapa yang murtad diantara kamu dari agamanya, lalu dia
mati dalam kekafiran, maka mereka itulah sia–sia amalannya di dunia dan
akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal didalamnya”.
I Metode Ghazwul Fikri
1. Membatasi supaya Islam tidak tersebar luas. Paling tidak menggunakan
tiga tahapan:
Tasykik, yaitu proses pendangkalan atau membuat ragu-ragu dari kaum
muslimin terhadap agamanya.
Tasywih, yaitu pencemaran dan pelecehan. Usaha musuh-musuh Islam
untuk menghilangkan kebanggaan kaum muslimin terhadap Islam dengan
menggambarkan Islam secara buruk.
Tadhlil (penyesatan), yaitu upaya orang kafir menyesatkan umat mulai
dari cara halus sampai cara yang kasar.
Taghrib (pembaratan/westernisasi), yaitu gerakan yang sasarannya
untuk mengeliminasi Islam, mendorong kaum muslimin agar mau menerima
seluruh pemikiran dan perilaku Barat.
2. Menyerang Islam dari dalam, setidaknya tiga metode yang ditempuh:
Penyebaran faham sekulerisme, yaitu usaha memisahkan antara agama
dengan kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Penyebaran faham nasionalisme sempit, yang akan membunuh ukhuwah
islamiyah yang merupakan azas kekuatan umat Islam.
Pengrusakan akhlaq para generasi muda Islam.
J. Hasil Ghazwul Fikri
Secara kasat mata, sebagaimana disinyalir oleh Allah dalam al-Quran,
ghazwul fikri akan menimbulkan dampak yang luar biasa bagi umat Islam,
diantaranya adalah:
Umat Islam menyimpang dari al-Quran dan Sunnah. “Berkatalah Rasul,
“Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan al-Quran ini suatu yang
tidak diacuhkan.” (al-Furqon [25]: 30).
Minder dan rendah diri. “Janganlah kamu bersikap lemah, dan
janganlah pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang
paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (Ali
Imran [3]: 139).
Ikut-ikutan. “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kau tidak
mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan
dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya.” (al-Isra’
[17]: 36).
Terpecah belah. “…yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka
dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga
dengan apa yang ada pada golongan mereka.” (al-Ruum [30]: 32)
H. Dampak Positif dan Negatif Gahzwul Fikri
Dampak Positif dari Ghazwul Fikri ;
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mempermudah memberikan
pekerjaan pada manusia yang ada di Negara ini.
Dampak Negatif dari Ghazwul Fikri ;
Perusakan akhlak umat islam terutama yang masih berusia muda.
Berusaha menggiring umat islam kepada kekafiran, khususnya umat
islam yang tipis pemahaman keislamannya.
Menjauhkan umat islam dari agamanya dan mendekatkannya pada
kekafiran.
/// sumber ///
Sumber :
http://primbondonit.blogspot.com/2013/05/ghazwul-fikri-penetrasi-pemikian-brain.htmlIndahnya Berbagi Informasi